Type Here to Get Search Results !

 


RUH GENTAYANGAN KARENA UTANG BELUM LUNAS?

 

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum ustad, pernah sewaktu kajian tentang pengurusan jenazah di masjid kampung saya, ada seorang ustad berkata, bahwa adanya arwah/roh gentayangan itu kemungkinan tidak tenang karena sewaktu hidupnya belum melunasi hutang-hutangnya,,apakah benar seperti itu ustad, jazaakumullahu khoir..

Dari Anne ly

Jawaban:

Wa ‘alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Dalam islam, tidak dikenal istilah ruh gentayangan atau ruh kembali ke alam dunia, mendatangi rumahnya, apalagi hidup lagi dalam rupa yang lain, sebagaimana yang diajarkan dalam keyakinan re-inkarnasi.

Islam mengajarkan bahwa ruh orang yang telah meninggal berada di alam lain, yaitu alam kubur, yang itu sama sekali di luar alam dunia.

Berikut beberapa dalil yang sangat tegas menunjukkan bahwa ruh tidak balik ke dunia,

Pertama, firman Allah, membantah cita-cita orang kafir ketika mati,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)

Ayat ini bercerita tentang keadaan orang kafir ketika di ambang kematian. Bagaimana harapan mereka dan permohonan mereka untuk dikembalikan ke dunia. Agar mereka bisa memperbaiki amalnya, sehingga bisa mendapat kebahagiaan ketika di akhirat. Namun ini hanyalah harapan kosong, yang tak akan pernah terwujud. Karena sebentar lagi mereka akan menghadapi alam kubur. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/493).

Kedua, hadis harapan orang yang mati syahid agar mereka dikembalikan lagi, sehingga bisa berperang di jalan Allah, untuk mendapatkan syahid. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,

Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku.

”Wahai Jabir, mengapa engkau sedih?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

”Ya Rasulullah, ayahku mati syahid. Sementara beliau meninggalkan beberapa anak dan utang.” jawab Jabir.

”Maukah kuceritakan nikmat besar yang Allah berikan kepada ayahmu?” tawar Nabi.

”Tentu, ya Rasulullah.” jawab Jabir.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا كَلَّمَ اللَّهُ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ، وَأَحْيَا أَبَاكَ فَكَلَّمَهُ كِفَاحًا. فَقَالَ: يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ.  قَالَ: يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلَ فِيكَ ثَانِيَةً. قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّهُ قَدْ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يُرْجَعُونَ

Allah tidak pernah berbicara dengan seorangpun kecuali di balik tabir. Sementara itu, Allah menghidupkan ayahmu, dan berbicara dengannya secara berhadap-hadapan. Allah berfirman, ”Wahai hamba-Ku, mintalah sesuatu kepada-Ku, pasti Aku beri.”

”Ya Allah, hidupkanlah aku kembali (di dunia), agar aku bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.” jawab hamba.

Allah berfirman, ”Telah menjadi ketetapan-Ku sebelumnya, bahwa mereka tidak akan dikembalikan ke dunia.” (HR. Turmudzi 3010, Ibnu Hibban 7022 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Andai ruh itu bisa kembali ke dunia, sekalipun dalam bentuk ruh, mereka akan

Penampakan Orang yang Telah Meninggal

Bertemu dengan orang yang telah meninggal ada dua keadaan:

Bertemu di alam mimpi. Terdapat beberapa dalil dan keterangan ulama bahwa hal ini mungkin saja terjadi. Orang yang masih hidup bisa bertemu dengan orang yang meninggal dunia dalam dunia mimpi. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di: Orang Meninggal Menemui Keluarganya

Bertemu di alam nyata. Ini tidak mungkin dan mustahil terjadi. Andaipun ada orang yang melihat sosok rupa orang yang telah meninggal, sejatinya itu adalah jin yang menampakkan diri dengan rupa jenazah.

Tidak Tenang Karena Utang

Terdapat dalil yang menegaskan bahwa mayit merasa sangat tidak tenang, ketika dia memiliki utang, hingga utang itu dilunasi.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نَفْسُ المُؤْمِن مُعَلَّقَةٌ بِدَينِهِ حَتَّى يُقضَى عَنهُ

“Jiwa seorang mukmin tergantung karena utangnya, sampai (utang itu) dilunasi.” (HR. Turmudzi 1078, Ibnu Majah 2413, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hadis lain, dari Jabir bin Abdillah, beliau menceritakan,

Ada seseorang yang meninggal. Kami memandikannya, memberinya minyak wangi, dan mengkafaninya. Kemudian kami bawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar beliau menshalatinya.

”Mohon anda menshalatinya.” pinta kami.

Beliaupun melangkah satu langkah.

”Apakah dia punya utang?” tanya Nabi.

”Ada, dua dinar.” jawab kami.

Tiba-tiba beliau kembali. Hingga Abu Qatadah siap menanggung utangnya.

“Dua dinar tanggunganku.” Kata Abu Qotadah.

“Menjadi tanggungan orang yang berutang dan mayit telah lepas tangan?” tanya Nabi.

“Ya, siap.” Jawab Jabir.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersedia menshalati jenazahnya.

Keesokan harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Qatadah, ”Bagaimana dengan dua dinar?”

”Dia baru meninggal kemarin.” kata Abu Qatadah.

Besoknya, Abu Qatadah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Telah saya lunasi.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ

”Sekarang, kulit mayit sudah menjadi dingin.” (HR. Ahmad 14536, Hakim 2346, dan dishahihkan Ad-dzahabi dan Syuaib al-Arnauth).

Syaikh Athiyah Muhammad Sali mengatakan,

ولهذا يقال: المدين تتم براءته من وقت السداد، لا من حين الضمان، فهو ضمنه قبل أمس، لكن ما سدد عنه إلا اليوم، فالآن بردت جلدته من حر الدين

Berdasarkan hadis ini, ulama mengatakan, “Orang yang berutang baru terbebas tanggung jawabnya secara sempurna ketika utang itu dilunasi. Bukan ketika ada orang yang menjamin. Abu Qatadah menanggung utang itu kemarin lusa. Namun baru beliau lunasi setelah dua hari berlalu. Dan sekaranglah kulit mayit menjadi dingin dari panasnya utang.” (audio.islamweb.net)

Di mana mayit mengalami kepanasan karena utang yang belum dibayar?

Tentu saja di alam kuburnya, bukan di alam nyata.

Demikian,

Allahu a’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Sumber: https://konsultasisyariah.com/

Mendatangkan Arwah Orang Mati, Mungkinkah?

Sebagian kaum muslimin percaya bahwa ada (dukun) yang bisa memanggil dan mendatangkan arwah orang yang sudah meninggal dunia. Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari keyakinan batil semacam ini, karena jelas-jelas bertentangan dengan ayat Al-Qur’an.

Allah Ta’ala berfirman,

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Az-Zumar [39]: 42)

Maka ruh yang telah Allah Ta’ala tetapkan kematiannya, akan Allah tahan di kehidupannya di alam kubur (alam barzakh) sampai datangnya hari kiamat.

Allah Ta’ala berfirman menceritakan tentang angan-angan orang-orang kafir agar bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki amal shalih yang dulu pernah mereka tinggalkan selama hidup di dunia,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ؛ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minuun [23]: 99-100)

Berdasarkan dua ayat di atas, maka ruh orang yang sudah meninggal dunia tetap berada di alam kubur, sampai datangnya hari kiamat. Lalu bagaimana mungkin di sana ada dukun yang mengklaim mampu mendatangkan arwah-arwah tersebut, padahal mereka di genggaman Allah Ta’ala di alam barzakh?

Kita pun telah mengetahui secara pasti dalam agama Islam bahwa orang-orang mukmin akan mendapatkan nikmat ketika berada di alam kubur. Sebaliknya, orang-orang fajir dan orang kafir akan diadzab di alam kubur. Sebagaimana hal ini telah banyak ditunjukkan oleh berbagai dalil syariat.

Jika klaim para dukun tersebut bisa diterima, maka konsekuensinya adalah ada di antara penghuni kubur yang tidak mendapatkan adzab atau nikmat kubur. Dan hal ini tidaklah mungkin secara syar’i. Karena Allah Ta’ala telah menjadikan adzab atau nikmat kubur tersebut sebagai balasan atas apa yang dulu mereka perbuat ketika masih hidup di dunia.

Selain itu, alam kubur itu berada di bawah hukum dan kekuasaan Allah Ta’ala, bukan di bawah kekuasaan satu pun makhluk-Nya. Sehingga apa saja yang tidak mampu dilakukan terhadap manusia yang masih hidup di dunia, juga tidak akan mampu dilakukan terhadap manusia yang sudah meninggal.

Adapun perbuatan dukun yang mengklaim mampu memanggil arwah orang yang sudah mati itu hanyalah trik untuk mengambil harta manusia secara batil dan merusak aqidah kaum muslimin. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin [1]. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal dunia.

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita hidayah dan taufik. [2]

***

Penulis: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D

Catatan kaki:

[1] Qarin adalah jin yang ditugasi untuk mendampingi setiap manusia dengan tugas menggoda dan menyesatkannya. Karena itu, qarin termasuk setan dari kalangan jin.

Pembahasan lebih lengkap tentang jin qarin, dapat dibaca di sini:

[2] Disarikan dari kitab Ahkaam At-Ta’aamul ma’a Al-Jinn wa Adaabu Ar-Ruqa Asy-Syar’iyyah hal. 62-63, karya Syaikh Abu Nashr Muhammad bin ‘Abdullah Al-Imam, penerbit Maktabah Al-Imam Al-Wadi’i, Shan’a (Yaman), cetakan pertama tahun 1434.

=> KUNJUNGI LEBIH BANYAK TENTANG LAIN DUNIA

Sumber: https://muslim.or.id/