Nasihat Pertama
Kita harus meyakini bahwa apa pun yang terjadi, maka itu semua telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari ‘Abdullah ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، ولو اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رُفعت الأقلام وجفت الصحف.
“Ketahuilah bahwa jika seluruh umat bersatu untuk memberikanmu suatu manfaat, maka mereka tidak akan bisa memberikanmu manfaat kecuali sesuai apa yang telah Allah tuliskan untukmu. Dan jika mereka bersatu untuk memberikanmu suatu madharat, maka mereka tidak akan bisa memberikanmu madharat kecuali sesuai apa yang telah Allah tuliskan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.”
Nasihat KeduaBertakwa dan bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memudahkan kita untuk mendapatkan jalan keluar.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَّقِ اللَّـهَ يَجعَل لَهُ مَخرَجًا * وَيَرزُقهُ مِن حَيثُ لا يَحتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّل عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسبُهُ
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Dia akan memberikan baginya jalan keluar dan memberikan baginya rezeki dari arah yang tidak disangka-disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia adalah cukup baginya.”
Nasihat Ketiga
Menempuh sebab untuk mencegah dan menghindari wabah corona tidaklah menafikan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Syaikhul-Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah berkata,
الالتفات إلى الأسباب شرك في التوحيد، ومحو الأسباب أن تكون أسبابا نقص في العقل، والإعراض عن الأسباب بالكلية قدح في الشرع.
“Bersandar pada sebab adalah kesyirikan dalam bertauhid, menafikan sebab adalah kecacatan dari akal, dan berpaling dari sebab seluruhnya adalah celaan terhadap syari’at.”
Di antara kesalahan lainnya dalam masalah ini adalah berkata, “Kita tidak takut kepada corona, kita hanya takut kepada Allah,” kemudian tidak menempuh sebab sama sekali untuk mencegah dan menghindari wabah corona. Ketahuilah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling takut kepada Allah, akan tetapi setiap sebelum berangkat perang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum selalu melakukan persiapan, seperti perbekalan, senjata, dan baju perang.
Meyakini bahwa wabah ini terjadi karena dosa-dosa kita, sembari ber-husnuzhan kepada Allah dan kepada orang lain.
Syaikh Sulaiman ar-Ruhailiy hafizhahullah berkata,
من الأدب عند نزول البلاء أن يسيء الإنسان الظن بنفسه فيقول: لعل الله ابتلاني وابتلى الناس بسبب ذنوبي، فيتوب، ويحسن الظن بالله ويعلم أن لله في ذلك حكمة، ويحسن الظن بغيره ويقول: لعل الله أراد رفعتهم.
“Di antara adab ketika turun musibah adalah hendaknya seseorang berpikir buruk tentang dirinya dengan berkata, ‘Mungkin Allah mengujiku dan orang-orang lainnya karena dosa-dosaku,’ sehingga dia pun bertaubat. Dan hendaknya dia ber-husnuzhan kepada Allah dan mengetahui bahwa Allah memiliki hikmah di balik semua ini. Dan hendaknya dia ber-husnuzhan kepada orang lain dengan berkata, ‘Mungkin Allah hendak mengangkat derajat mereka.’”
Nasihat Kelima
Bersabar atas musibah yang menimpa kita, dan meyakini bahwa pasti ada hikmah dan pahala yang besar dari Allah di balik semua ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاصبِروا ۚ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصّـٰبِرينَ
“Bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَنَبلُوَنَّكُم بِشَىءٍ مِنَ الخَوفِ وَالجوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأَموٰلِ وَالأَنفُسِ وَالثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّـٰبِرينَ * الَّذينَ إِذا أَصـٰبَتهُم مُصيبَةٌ قالوا إِنّا لِلَّـهِ وَإِنّا إِلَيهِ رٰجِعونَ * أُولـٰئِكَ عَلَيهِم صَلَوٰتٌ مِن رَبِّهِم وَرَحمَةٌ ۖ وَأُولـٰئِكَ هُمُ المُهتَدونَ
“Dan sungguh Kami akan berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah orang-orang yang mendapat keberkahan dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Nasihat Keenam
Lihatlah betapa lemahnya manusia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala! Renungkanlah bagaimana canggihnya teknologi dan majunya ilmu pengetahuan, yang selama ini banyak disombongkan oleh orang-orang kafir dan fasiq, ternyata tidak mampu untuk menahan dan menghindari salah satu dari makhluk Allah yang sangat kecil!
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلِلَّـهِ جُنودُ السَّمـٰوٰتِ وَالأَرضِ ۚ وَكانَ اللَّـهُ عَزيزًا حَكيمًا
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. Dan Allah adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَخُلِقَ الإِنسـٰنُ ضَعيفًا
“Dan manusia diciptakan bersifat lemah.”
Nasihat Ketujuh
Kembalikan setiap perkara kepada ahlinya, yang dalam masalah ini adalah para ulama’ dan umara’. Bertanyalah kepada para ulama’ jika kita tidak tahu hukum dari sebuah permasalahan, sehingga kita tidak berkata dan berbuat tanpa dilandasi ilmu. Dengarkanlah dan patuhilah himbauan dan perintah dari pemerintah selama tidak ada kemaksiatan di dalamnya, apalagi jika himbauan dan perintah tersebut adalah untuk kemashlahatan umum di tengah wabah corona ini. Demikian pula, bertanyalah kepada para dokter tentang permasalahan wabah corona ini sehingga kita mendapatkan informasi dan ilmu yang benar, bukan informasi bohong atau hoaks.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَسـَٔلوا أَهلَ الذِّكرِ إِن كُنتُم لا تَعلَمونَ
“Bertanyalah kepada ahli ilmu jika kamu tidak mengetahui.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِذا جاءَهُم أَمرٌ مِنَ الأَمنِ أَوِ الخَوفِ أَذاعوا بِهِ ۖ وَلَو رَدّوهُ إِلَى الرَّسولِ وَإِلىٰ أُولِى الأَمرِ مِنهُم لَعَلِمَهُ الَّذينَ يَستَنبِطونَهُ مِنهُم
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil-amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang bisa menarik kesimpulan yang benar tentangnya akan dapat mengetahuinya.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يـٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا إِن جاءَكُم فاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنوا أَن تُصيبوا قَومًا بِجَهـٰلَةٍ فَتُصبِحوا عَلىٰ ما فَعَلتُم نـٰدِمينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum karena kejahilan kalian yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan kalian tersebut.”
Nasihat Kedelapan
Janganlah futur ketika wabah merebak dan setelah wabah berakhir nanti bi-idznillah. Gunakan waktu yang banyak selama periode berdiam diri di rumah ini untuk menuntut ilmu syar’iy, beramal ibadah, dan mengerjakan kewajiban kita yang lainnya. Walaupun kajian-kajian ilmu diliburkan sementara, manfaatkan media yang ada untuk tetap menuntut ilmu. Dan ke depannya jangan sia-siakan lagi kajian ilmu yang ada. Demikian pula, saat ini kita tidak bisa shalat jama’ah di masjid, sehingga membuat banyak orang sangat merindukannya, bahkan orang-orang yang selama ini tidak pernah pergi ke masjid. Oleh karena itu, ke depannya jangan sia-siakan lagi kesempatan untuk shalat jama’ah ke masjid ketika wabah corona ini sudah mereda bi-idznillah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
احرص على ما ينفعك، واستعن بالله، ولا تعجز.
“Bersemangatlah untuk apa-apa yang bermanfaat untukmu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.”
Nasihat Kesembilan
Tolonglah orang yang mengalami kesulitan, terutama mereka yang terdampak dengan merebaknya wabah corona ini. Bantu mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bantu para dokter dan tenaga medis dengan berdiam diri di rumah jika tidak ada hal darurat yang mengharuskan kita untuk keluar rumah. Dan bantu mereka dengan mendonasikan sebagian rezeki kita untuk membeli APD dan alat-alat kesehatan lainnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه.
“Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.”
Nasihat Kesepuluh
Tidak boleh menimbun bahan makanan, masker, APD, dan barang-barang lainnya yang sangat dibutuhkan saat ini dengan kadar yang melebihi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
Dari Ma’mar ibn ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يحتكر إلا خاطئ.
“Tidaklah seseorang menimbun kecuali dia adalah pendosa.”
Disadur dari buku “Tuntunan Ibadah Ramadhan di Tengah Wabah Corona”
Penulis: Dr. Andy Octavian Latief, M.Sc.
Sumber: https://muslim.or.id/