Di antara hal yang sangat berbahaya lagi sangat berpotensi merusak akidah dan keimanan kaum muslimin sekarang ini adalah apa yang dilakukan oleh kaum Syi’ah Rafidhah terhadap Islam. Mereka melakukan propaganda-propaganda dengan mengatakan bahwa Syi’ah adalah bagian dari Islam dan kaum muslimin; Perselisihan antara Syi’ah dan Sunnah (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) hanyalah perselisihan dalam masalah furu’iyyah (cabang); Syi’ah adalah madzhab di dalam Islam yang sama kedudukannya dengan madzhab fiqih yang empat; dan propaganda lainnya.
Kebanyakan kaum muslimin terpengaruh dengan propaganda-propaganda mereka karena juru dakwah mereka membungkus program-program mereka dengan syi’ar “Mencintai Ahlul Bait” alias mencintai keluarga dan kerabat Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berusaha menimbulkan kesan permusuhan antara keluarga Nabi dan sahabat Nabi. Seakan di antara keduanya ada perseteruan yang tak kunjung padam.
Untuk itulah, melalui tulisan yang ringkas ini kami mencoba mengulas beberapa Aqidah agama Syiah yang kami kutip dari rujukan utama mereka agar kaum muslimin waspada dan tidak tertipu dengan bujuk rayu dan tipu daya mereka.
Syirik kepada AllahMuhammad bin Ya’qub Al-Kulaini dalam kitabnya Ushuul Al-Kaafi berkata,
عن أبي عبد الله عليه السلام قال إن الدنيا والآخرة للإمام -يضعها حيث يشاء ويدفعها إلى من يشاء- جائز له من الله
“Dari Abu ‘Abdillaah –alaihis salaam- (Ja’far Ash Shaadiq –pen) beliau berkata, ‘Sesungguhnya dunia dan akhirat itu milik imam, -dia meletakkannya di mana saja yang dia kehendaki dan menyerahkannya kepada yang dia kehendaki, hadiah dari Allah.’”
Muhammad bin Al-Hasan Ath Thuusiy dalam kitab Rijaal Al-Kasysyiy meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwasanya beliau berkata,
قال علي: … أنا الأول وأنا الآخر وأنا الظاهر وأنا الباطن وأنا وارث الأرض
“Ali berkata, ‘… akulah yang pertama, dan akulah yang terakhir, akulah yang lahir dan akulah yang batin, dan akulah pewaris bumi.”
Al-Kulainiy berkata,
قال الإمام محمد الباقر: نحن وجه الله، ونحن عين الله في خلقه، ويده المبسوطة بالرحمة على عباده
“Al-Imam Muhammad Al-Baaqir berkata, ‘Kami (para Imam -pen) adalah wajah Allah, kami adalah mata Allah pada ciptaan-Nya, dan kami adalah tangan-Nya yang terbentang dengan rahmat atas hamba-hambaNya.’”
Di dalam kitab yang sama, juga disebutkan,
عن أبي عبد الله عليه السلام أنه قال: إني لأعلم ما في السماوات وما في الأرض وأعلم ما في الجنة وما في النار وأعلم ما كان وما يكون
“Dari Abu ‘Abdillaah ‘alaihis salaam bahwasanya beliau berkata, ‘Sesungguhnya aku mengetahui apa yang ada di langit, dan apa yang ada di bumi, Aku mengetahui apa yang ada di surga dan di neraka, dan aku mengetahui apa yang sudah terjadi dan yang akan terjadi.’”
Imam Syi’ah juga mengetahui kapan mereka meninggal dan tidaklah mereka meninggal kecuali dengan izin mereka.
Ini adalah sebagian kecil dari kesyirikan yang banyak terdapat dalam kitab-kitab induk Syi’ah. Kitab Ushuul Al-Kaafi adalah salah satu rujukan terbesar kaum Syi’ah. Kedudukan kitab tersebut di dalam agama Syi’ah adalah seperti kedudukan kitab Shahih Al-Bukhaari di dalam Islam.
Jika demikian keyakinan kaum Syi’ah terhadap imam-imam mereka, di mana mereka menetapkan sifat-sifat rubuubiyyah -yang merupakan hak khusus Allah- bagi imam-imam mereka, maka masihkah kita mengatakan bahwa Syi’ah merupakan bagian dari Islam atau salah satu madzhab di dalam Islam?
Na’uudzu billaahi minasy syirki wa ahlih…
(Kita berlindung kepada Allah dari kesyirikan dan pelakunya)
Penulis: Teuku Muhammad Nurdin Abu Yazid
Sumber: https://muslim.or.id/