Yang
perlu diperhatikan oleh penuntut ilmu di zaman ini adalah adab dalam
menuntut ilmu. Di zaman modern saat ini, beberapa pendidik merasa adab
para murid mulai berkurang. Misalnya:
- Kurang hormat dengan gurunya
- Terlambat ketika menghadiri majelis ilmu
- Tidak mengulangi (muraja’ah) pelajaran sebelumnya
Padahal
dengan adab yang baik maka ilmu tersebut menjadi berkah. Bagaimana
ingin mendapatkan keberkahan ilmu jika adabnya saja tidak diperhatikan.
Ilmu tersebut mungkin tidak akan bertahan lama atau tidak akan
mendapatkan berkah.
- Padahal di zaman keemasannya adab menuntut ilmu sangat diperhatikan oleh para ulama. Misalnya:
- Datang ke majelis ilmu sebelum pelajaran di mulai bahkan ada yang sampai menginap agar dapat tempat duduk terdepan karena majelis ilmu saat itu sangat ramai
- Menghapal beberapa buku (matan/ringkasan isi) sebelum belajar ke ulama. Bahkan beberapa ulama mempersyaratkan jika ingin belajar kepadanya harus hafal dahulu. Misalnya imam Malik yang mempersyaratkan harus hafal kitab hadits yang tebal yaitu Al-Muwattha’.
- Menjaga suasana belajar dengan fokus dan tidak bermain-main. Misalnya bermain gadget atau HP atau mengobrol dengan temannya.
Misalnya
kisah berikut ini, dikisahkan oleh Ahmad bin Sinan mengenai majelis
Abdurrahman bin Mahdi, guru Imam Ahmad, beliau berkata,
كان عبد الرحمن بن مهدي لا يتحدث في مجلسه، ولا يقوم أحد ولا يبرى فيه قلم، ولا يتبسم أحد
“Tidak
ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada
seorangpun yang berdiri, tidak ada seorangpun yang mengasah/meruncingkan
pena, tidak ada yang tersenyum.” (Siyaru A’lamin Nubala’ 17/161,
Mu’assasah Risalah, Asy-syamilah).
Berikut beberapa kisah dari ulama, mereka menekankan agar belajar adab dahulu baru ilmu. Imam Malik rahimahullahu mengisahkan,
قال
مالك: قلت لأمي: ” أذهب، فأكتب العلم؟ “، فقالت: ” تعال، فالبس ثياب العلم
“، فألبستني مسمرة، ووضعت الطويلة على رأسي، وعممتني فوقها، ثم قالت: ”
اذهب، فاكتب الآن “، وكانت تقول: ” اذهب إلى ربيعة، فتعلًّمْ من أدبه قبل
علمه
“Aku
berkata kepada ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’ Ibuku
berkata,‘Kemarilah!, Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku
mismarah (suatu jenis pakaian) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian
memakaikan sorban di atas peci itu. Setelah itu dia berpesan,
‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga pernah mengatakan,
‘Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik, pen)! Pelajarilah adabnya
sebelum engkau pelajari ilmunya!’.” (‘Audatul Hijaab 2/207, Muhammad
Ahmad Al-Muqaddam, Dar Ibul Jauzi, Koiro, cet. Ke-1, 1426 H,
Asy-Syamilah)
Berkata Adz-Dzahabi rahimahullahu,
كان يجتمع في مجلس أحمد زهاء خمسة آلاف – أو يزيدون نحو خمس مائة – يكتبون، والباقون يتعلمون منه حسن الأدب والسمت
“Yang
menghadiri majelis Imam Ahmad ada sekitar 5000 orang atau lebih. 500
orang menulis [pelajaran] sedangkan sisanya hanya mengambil contoh
keluhuran adab dan kepribadiannya.” (Siyaru A’lamin Nubala’ 21/373,
Mu’assasah Risalah, Asy-syamilah).
Mari kita perbaiki adab kita dalam menuntut ilmu dan mengikhlaskannya kepada Allah.
Penulis: dr. Raehanul Bahraen