Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ دَارُ رَحْمَتِهِ وَأَسْكَنَ فِيْهَا أَوْلِيَاءَهُ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ النَّارَ دَارُ غَضَبِهِ وَأَسْكَنَ فِيْهَا أَعْدَاءَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَلَّذِيْ أَرْسَلَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.
بَشِيْرًا لِمَنْ أَطَاعَهُ بِالْجَنَّةِ وَنَذِيْرًا لِمَنْ عَصَاهُ بِالنَّارِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ خَيْرَ الكَلَامِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ،
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mengaruniakan kepada kita hidayah iman dan Islam, keamanan dan kesehatan, serta berbagai nikmat lainnya yang tak terhitung banyaknya.
Dengan rahmat dan karunia-Nya semata, kita semua bisa hadir di masjid ini untuk melaksanakan salah satu kewajiban dan syiar agung dalam Islam yaitu ibadah shalat Jumat.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita yang mulia, Muhammad ﷺ , keluarganya, para sahabatnya dan siapa saja yang mengikuti sunnahnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
Kami wasiatkan kepada diri kami dan jamaah shalat Jumat sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semaksimal kemampuan yang kita miliki, sebagai pelaksanaan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berfirman,
فَاتَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu [At-Taghabun: 16]
Bila kita bertakwa dengan benar maka Allah Ta’ala akan memudahkan kesulitan yang kita hadapi, memberi kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, menghapus kesalahan-kesalahan kita dan membesarkan pahala kita sebagaimana Allah Ta’ala telah jelaskan dalam Al-Quran di surat At-Thalaq.
Meraih Pahala Haji di Negeri Sendiri
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita berada di salah satu bulan haji. Hal ini mengingatkan kita dengan ibadah haji, salah satu amalan paling utama yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ia berkata,
أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ سُئِلَ: أيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ: إِيمَانٌ بِاللَّهِ ورَسُولِهِ. قِيْلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: حَجٌّ مَبْرُوْرٌ.
Bahwa Rasulullah ﷺ ditanya seseorang, “apakah amal yang paling utama?” Rasulullah ﷺ menjawab, ”Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ditanya lagi, ”Kemudian apa?”
Rasulullah ﷺ menjawab, ”Jihad di jalan Allah.” Lalu ditanya lagi,”Kemudian apa?” Rasulullah ﷺ menjawab,” Haji mabrur.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 26]
Dalam hadits lain dari Abu Hurairah disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إلَّا الْجَنَّةُ
“Haji Mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” [Hadits riwayat riwayat Al-Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349]
Haji mabrur adalah haji yang memenuhi empat unsur:
- Dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala semata,
- Sesuai dengan Sunnah Rasulullah ﷺ .
- Menggunakan harta yang halal.
- Bersih dari kemaksiatan.[i]
Betapa bahagianya mereka yang dimudahkan untuk bisa menjalankan ibadah haji. Dan betapa beruntungnya mereka yang berhasil meraih haji mabrur di sisi Allah.
Keutamaan haji yang luar biasa ini memang harus ditebus dengan banyak pengorbanan. Yang paling terlihat adalah secara keuangan membutuhkan biaya besar. Hal inilah yang menghalangi sebagian besar kaum Muslimin untuk menjalankan kewajiban agung ini.
Namun demikian, Allah Ta’ala dengan rahmat-Nya yang luas ternyata memberikan peluang kepada kaum Muslimin untuk bisa meraih pahala sebagaimana pahala orang yang berhaji dan umrah walaupun kita tidak mampu pergi ke Baitullah.
Memang pahalanya tidak sama persis seratus persen karena adanya sejumlah amalan lain yang dilakukan para jamaah haji selama berhaji di Baitullah.
Namun para ulama menegaskan maksudnya adalah pahala pokok dari haji dan umrah itu sendiri, tidak mencakup pahala semua amalan lain yang dilakukan oleh Jamaah haji di Baitullah. Dan kewajiban haji tidak gugur dengan melakukan amalan ini. Tetap wajib haji ke Baitullah bila mampu.
Hal ini tentu merupakan kabar gembira buat kita yang tidak mampu secara finansial. Ini benar-benar rahmat Allah Ta’ala yang sangat luas kepada umat Islam.
Namun kita harus teliti agar tidak terjebak kepada hadits-hadits palsu atau lemah yang menyebutkan tentang keutamaan amalan tertentu yang setara dengan pahala haji.
Amalan Berpahala Haji Sesuai Sunnah Nabi
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ada sejumlah hadits dengan derajat shahih dan hasan yang secara tegas menyebutkan amalan yang berpahala sebagaimana haji. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, melaksanakan umrah di bulan Ramadhan
Dalam sebuah hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada seorang wanita dari kalangan Anshar yang terhalang untuk melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah ﷺ karena tidak adanya kendaraan untuk ke sana,
فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي ، فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
“Bila tiba bulan Ramadhan laksanakanlah umrah. Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji.” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256] dalam riwayat Imam Muslim disebutkan,”Setara dengan haji bersamaku.”
Senantiasa melaksanakan shalat isyraq.
Dalam hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ. رواه الترمذي (586)، وصححه الألباني في صحيح الترغيب (469)
“Siapa yang shalat Shubuh dalam jamaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 586 dan Al-Albani menshahihkannya di dalam shahih At-Targhib no. 469]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin dan Syaikh Abdul Azis bin Baz menegaskan bahwa yang dimaksud dengan shalat dua rakaat setelah terbit matahari di sini adalah shalat isyraq, yaitu shalat dhuha yang dilaksanakan di awal waktu dhuha.
Waktunya bukan pas matahari terbit namun setelah matahari seukuran tombak atau sekitar 12-15 menit setelah waktu terbitnya matahari. Jadi shalat isyraq adalah shalat dhuha hanya dilaksanakan di awal waktu dhuha dalam rangkaian dengan shalat shubuh berjamaah dan berdzikir setelahnya.[ii]
Kalau sekedar shalat dhuha di awal waktu tanpa shalat shubuh berjamaah dan berdzikir hingga tiba waktu dhuha, maka tidak akan mendapat pahala haji dan umrah yang dijanjikan. Namun hanya mendapat pahala shalat dhuha saja.
Ketiga, menghadiri kajian Islam di masjid
Dalam hadits dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعلِّمَه كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حجَّتُه
“Siapa yang pergi ke masjid, dia tidak menginginkan apa pun kecuali dalam rangka belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala sebagaimana pahala haji yang sempurna hajinya.”
[Hadits riwayat Ath-Thabrani (8/94) no. 7473, Al-Hakim (1/169) no. 311 dan Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah (6/97) serta Ibnu ‘Asakir (16/456). Syaikh Al-Albani berkata,”Hasan Shahih.”]
Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak pahala dari belajar ilmu syar’i di masjid. Namun demikian, yang sangat disayangkan, kita sering dapati, acara kajian di masjid adalah acara yang paling sedikit peminatnya meskipun lingkungannya 100 persen muslim.
Padahal gratis dengan pahala luar biasa, dipenuhi malaikat dan diturunkan rahmat, barokah dan sakinah dari langit.
Sementara bila acara lain yang penuh sesak dengan dosa dan maksiat, dijauhi malaikat, dipenuhi dengan setan dan dengan tiket mahal sekalipun, justru dipenuhi oleh sebagian besar kaum Muslimin.
Sebenarnya ini merupakan salah satu sebab merosotnya kualitas beragama kaum Muslimin yang berimbas pada kemerosotan moral dan berujung pada ketergelinciran dalam penyimpangan akhlak, muamalah dan akidah karena jauhnya dari ilmu agama.
Kemudian, dari hadits ini pula terdapat kelebihan kajian Islam di masjid daripada di rumah atau di luar masjid. Yaitu mendapatkan pahala haji sempurna. Bila diselenggarakan di luar masjid maka yang didapatkan hanyalah pahala mencari ilmu dan mengajarkannya.[iii]
Keempat, melaksanakan shalat wajib di masjid dalam keadaan sudah berwudhu dari rumah.
Abu Umamah Al-Bahili radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ
”Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci (sudah berwudhu) menuju shalat wajib (di masjid) maka pahalanya seperti pahala orang haji yang berihram.” [ hadits riwayat Abu Dawud (558) dan Al-Albani menhahihkannya di dalam Shahih At-Targhib (320)][iv]
Inilah sebagian dari amalan yang berpahala sebagaimana pahala haji . Bagi yang tidak memiliki harta untuk melaksanakan umrah di bulan Ramadhan masih ada paling tidak 3 alternatif yang mudah tanpa biaya yang bisa kita lakukan.
Tinggal sejauh mana tekad kita dalam menekuni amalan yang bernilai tinggi ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan taufik, hidayah dan kekuatan kepada kita semua agar mau dan mampu menekuni amalan yang agung ini. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Mengabulkan segala doa.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua
الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Haji antara Kebutuhan dan Keinginan
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Setiap Muslim yang benar imannya dan kokoh keyakinannya, pasti sangat ingin untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Namun keinginan itu sering kali berhadapan dengan kenyataan adanya berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sementara penghasilan yang dimiliki masih pas-pasan.
Dengan demikian, terkesan mustahil untuk bisa mewujudkan keinginan ibadah haji. Sebenarnya tidak mustahil. Sebab sering kita dapati di media, kisah nyata orang-orang yang berpenghasilan pas-pasan dari kalangan tukang becak, pemulung, buruh tani, satpam dan sebagainya yang berhasil berangkat haji.
Mereka sangat gigih menyisihkan pendapatan, menekan pengeluaran, dan menahan keinginan, serta tekun berdoa agar bisa berangkat haji.
Dan terbukti, setelah berjalan bertahun – tahun lamanya, ada yang hingga 54 tahun kemudian baru bisa terwujud keinginan tersebut dengan izin Allah.
Di sisi lain, sebenarnya kita bisa memulai mewujudkan keinginan untuk berhaji ke Baitullah dengan melakukan amalan-amalan yang setara pahalanya dengan haji.
Sehingga masa tunggu yang lama itu tidak kosong dari pahala haji meskipun hal itu tidak menggugurkan kewajiban haji dan tidak sepenuhnya sama persis dengan pahala orang yang benar-benar berangkat ke Baitullah.
Namun demikian kita sudah merasa telah berupaya untuk mendapatkan pahala pokok dari haji dan bahkan dengan umrah, setiap harinya. Sehingga kita tidak merasa berkecil hati dan tidak terlalu bersedih hati karena Allah Ta’ala telah memberikan alternatif amalan yang bernilai setara dengan pahala haji.
Untuk itu, marilah kita kuatkan tekad dan semangat serta komitmen kita untuk menekuni berbagai amal shaleh yang pahalanya setara dengan pahala haji dan itu bisa dilakukan setiap hari.
Sebenarnya ini sebuah kesempatan yang luar biasa untuk memperpanjang usia kita dan memberkahi umur kita dengan berbagai kebaikan besar.
Namun hanya orang-orang yang dirahmati Allah Ta’ala semata yang pada akhirnya benar-benar mau menekuni amalan shaleh tersebut dengan penuh keikhlasan hingga akhir hayatnya. Dan rahmat Allah itu dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.
Untuk itu marilah kita berusaha menjadi orang yang senantiasa berbuat baik dan menjauhi segala dosa, agar kita menjadi orang yang dirahmati oleh Allah Ta’ala. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Doa Penutup
Demikianlah khutbah tentang amalan berpahala ibadah haji yang bisa kami sampaikan . Semoga bermanfaat.
عباد الله: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اللهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلِّ اْلكُفْرَ وَاْلكَافِرِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلَامِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ
اللَّهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله: إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ .اُذْكُرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
[i] http://www.saaid.net/mktarat/hajj/275.htm
[ii] https://islamqa.info/ar/answers/129956/%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A7%D9%82-%D8%B3%D9%86%D8%A9-%D9%88%D9%84%D9%8A%D8%B3%D8%AA-%D9%88%D8%A7%D8%AC%D8%A8%D8%A9
https://www.islamweb.net/ar/fatwa/310129/%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A5%D8%B4%D8%B1%D8%A7%D9%82-%D9%87%D9%84-%D9%87%D9%8A-%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B6%D8%AD%D9%89
https://binbaz.org.sa/fatwas/4407/%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B4%D8%B1%D8%A7%D9%82-%D9%87%D9%8A-%D8%B5%D9%84%D8%A7%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B6%D8%AD%D9%89
[iii] blob:https://www.alukah.net/20e4b7c6-2d77-4d0f-b581-251b8c9006e3
[iv] http://www.saaid.net/mktarat/hajj/308.htm
Sumber: https://pabrikjammasjid.com/