Bulan Sya’ban Bagaikan Mukaddimah Ramadhan
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ دَارُ رَحْمَتِهِ وَأَسْكَنَ فِيْهَا أَوْلِيَاءَهُ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ النَّارَ دَارُ غَضَبِهِ وَأَسْكَنَ فِيْهَا أَعْدَاءَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَلَّذِيْ أَرْسَلَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.
بَشِيْرًا لِمَنْ أَطَاعَهُ بِالْجَنَّةِ وَنَذِيْرًا لِمَنْ عَصَاهُ بِالنَّارِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ خَيْرَ الكَلَامِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ،
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari yang terhitung, sekitar sebulan lagi kita akan menghadapi bulan yang mulia tersebut. Ia adalah bulan yang sangat berkah, bulan tempat orang-orang yang menginginkan akhirat berlomba-lomba, bulan itu sangat dianjurkan banyak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di bulan itu Allah mudahkan orang-orang yang menginginkan surga untuk beramal shalih. Karena di bulan itu pintu-pintu surga dibuka, demikian pula pintu-pintu neraka ditutup. Maka sungguh merugi mereka yang melewati bulan Ramadhan dengan perkara yang sia-sia, lalu kemudian keluar dari bulan Ramadhan tidak mendapatkan ampunan Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendoakan keburukan bagi mereka yang keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan ia tidak mendapat ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ خَرَجَ وَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ
“Semoga terhina orang yang masuk bulan Ramadhan, lalu ia keluar dalam keadaan tidak mendapatkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Al-Bazzar, Ahmad, Ibnu Khuzaimah)
Karena untuk mendapatkan ampunan di bulan itu sangatlah mudah, saudaraku. Puasa yang kita lakukan saat itu sudah cukup menggugurkan dosa-dosa, shalat tarawih itu pun juga menggugurkan dosa-dosa. Maka amalan pada waktu itu dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pahalanya.
Maka tidak mungkin kita bisa melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik apabila kita tidak memiliki kebiasaan tersebut. Kebiasaan untuk berbuat baik itu harus kita mulai dari sekarang. Karena untuk memulai sesuatu yang kita tidak biasa melakukannya amatlah sulit.
Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Demikian pula Salafush Shalih, bahkan mereka di bulan Sya’ban memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan bahwa bulan Sya’ban itu bagaikan muqaddimah untuk bulan Ramadhan. Maka disyariatkan di bulan Sya’ban seperti yang disyariatkan di bulan Ramadhan.
Maka siapa yang tidak memiliki kebiasaan, akan sulit untuk bisa menggunakan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Saudaraku.. Untuk kita beribadah kepada Allah memerlukan kebeningan hati dan kebersihan hati kita. Apabila hati kita masih dikotori oleh syahwat, masih dikotori oleh hawa nafsu, ketika kita puasa pun seringkali puasa kita diselingi dengan hal-hal yang bisa menghilangkan pahala puasa kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Berapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali menahan lapar dan dahaga semata.” (HR. Ahmad)
Subhanallah.. Percuma, sia-sia puasa kita hanya karena kita kemudian tidak membersihkan hati kita, tidak berusaha untuk meninggalkan hal-hal yang bisa menghilangkan pahala puasa kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan terus-menerus dia melakukannya, Allah tidak membutuhkan puasanya.” (HR. Bukhari)
Subhanallah..
Oleh karena itulah, saudaraku.. Di hari ini, di bulan ini, mari kita mulai membiasakan kebaikan itu. Membiasakan dengan puasa sunnah, membiasakan dengan membaca Al-Qur’anul Karim dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Di antara kita terkadang ada yang waktunya habis dengan main game dan yang lainnya, ada yang habis dengan tiktok, ada yang habis dengan berbagai macam media sosial.
Maka di bulan ini mari kita kurangi sedikit demi sedikit, kita lebih banyak sekarang untuk membaca kalam-kalam Allah. Mari kita kurangi sedikit demi sedikit sampai di bulan Ramadhan tidak lagi kita lakukan dan untuk selanjutnya kita tidak disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia. Karena yang Allah inginkan dari puasa Ramadhan:
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)
Kita tidak ingin ketika kita telah selesai Ramadhan ternyata kita tidak meraih predikat takwa. Nas’alullah as salamah wal ‘afiah.
Khutbah kedua
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ketika menghadapi musim-musim ketaatan, ia akan gembira. Karena sesungguhnya bulan Ramadhan adalah musim ketaatan. Di sana Allah perintahkan kita untuk berpuasa, di sana kita dianjurkan untuk qiyamul lail (shalat tarawih), di sana kita diperintahkan untuk banyak bersedekah, di sana kita diperintahkan untuk meninggalkan perkara yang sia-sia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
“Bukanlah hakikat puasa itu menahan dari makan dan minum saja. Akan tetapi hakikat puasa meninggalkan perkara yang sia-sia dan ucapan yang tidak baik.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Orang beriman yang menginginkan akhirat, dengan datangnya Ramadhan hatinya gembira. Sebagaimana Salafush Shalih ketika datang Ramadhan, mereka menyambut dengan gembira, mereka saling memberikan selamat kepada satu sama lainnya. Sementara kita, karena hati kita dipenuhi syahwat, dipenuhi dengan kehidupan dunia dan cinta dunia, dengan datangnya bulan Ramadhan barangkali di antara kita ada yang dahinya mengkerut, hatinya merasa berat. Karena ia tidak biasa dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzubillah.. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian itu.
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى إِمَامِ المُتَّقِيْنَ وَسَيِّدِ وَلَدِ آدَمَ أَجْمَعِيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدُ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( مَنْ صَلَّى عَلَيَّصَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا )
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءُ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُرِهِمْ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْ عَلَيْهِمْ دَائِرَةَ السُوْءِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ وَآمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةُ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلَايَتَناَ فِي مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَاهُ وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَّقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .
اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالغِنَى. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلْ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَأَمْوَالِنَا وَأَوْقَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ سِرَّهُ وَعَلَّنَهُ.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى عَبْدِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Sumber: https://www.radiorodja.com/