Type Here to Get Search Results !

 


TAKUT TERHADAP KESYIRIKAN

 

Macam-Macam Ibadah Syirik (1)

Oleh Sa'id Abu Ukkasyah

Takut Terhadap Kesyirikan

Sosok seorang muslim adalah sosok orang yang mentauhidkan Allah Ta’ala dan sosok orang yang sangat membenci kesyirikan serta takut terjatuh ke dalamnya. Hal ini karena tauhid adalah perintah Allah yang paling agung, sedangkan syirik adalah larangan-Nya yang paling dilarang. Semakin tinggi kadar tauhid seseorang, maka ia akan semakin memiliki rasa takut yang besar terhadap kesyirikan. Perhatikanlah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, beliau adalah sosok ahli tauhid yang sempurna, sehingga beliau memiliki rasa takut yang sempurna terhadap kesyirikan, sampai-sampai beliaupun berdo’a agar dirinya dan anak keturunannya dijauhkan dari kesyirikan. Allah berfirman tentang hal ini,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

(35) Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah patung  (QS. Ibrahim: 35).

Faedah Do’a Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam

Do’a beliau ini menunjukkan rasa takut yang amat sangat terhadap kesyirikan. Hal itu ditandai oleh beberapa indikasi berikut ini:
  1.     Dalam do’a tersebut, beliau berdo’a bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk keturunannya. Ini menandakan bahwa beliau sangat takut terhadap kesyirikan, sampai-sampai bukan hanya dirinya yang diharapkan terjauhkan darinya, namun juga anak cucunya pun diharapkan dijauhkan darinya.
  2.     Kebiasaan seseorang, jika merasa sangat takut terhadap sesuatu yang bahayanya sangat besar, dia menginginkan tidak hanya dirinya yang selamat dari bahaya tersebut, namun orang-orang yang dicintainyapun diharapkan selamat darinya. Sebaliknya, jika seseorang tidak terlalu takut terhadap sesuatu dan bahayanya dinilai kecil, biasanya banyak orang cenderung tidak begitu mempedulikan bahaya tersebut mengenai dirinya, apalagi mengenai orang lain. Karena kalaupun terkena, maka ringan bahayanya dan mudah mengatasinya.
  3.     Isi do’a beliau adalah mohon dijauhkan dari kesyirikan dan bukan sekedar memohon agar tidak terjatuh kedalam kesyirikan, ini menunjukkan rasa takut beliau yang amat sangat.
  4.     Seorang anak yang sangat takut terhadap laut karena tidak bisa berenang, ketika diajak ke pantai, dia cenderung menjauh dari pantai dan takut mendekat ke laut. Namun sebaliknya, anak nelayan yang terbiasa berenang di laut, maka biasanya dia berani berenang, bahkan bisa sampai ke tengah laut.
  5.     Jenis kesyirikan yang beliau mohon agar dijauhkan darinya adalah syirik besar dan syirik jali (nampak jelas), yang barangkali banyak dari kaum muslimin di zaman sekarang, tidak pernah sekalipun menginginkan berdo’a dengan do’a beliau ini.
  6.     Karena mereka tidak memiliki rasa takut yang besar dari terjatuh kedalam kesyirikan menyembah patung. Bahkan, bisa jadi sebagian mereka merasa jauh dari melakukan perbuatan kesyirikan tersebut, karena sangat jelasnya jenis kesyirikan ini.
Demikianlah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, sosok yang demikian takutnya terhadap kesyirikan, padahal beliau memiliki keutamaan yang banyak.
Keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam

Berikut ini diantara keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

    Beliau adalah Imam Hunafa’ (imam ahli tauhid) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Qanith (senantiasa taat kepada Allah), Haniif  dan jauh dari kesyirikan. Allah berfirman,

    إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

    (120) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi senantiasa patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah) (QS. An-Nahl: 120).

    Dari ayat yang agung ini, ulama mengambil kesimpulan bahwa beliau termasuk diantara orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, karena beliau sosok yang senantiasa taat kepada Allah.

    Beliau termasuk Ulul ‘Azmi minar Rusul (Para Rasul pemilik kekuatan dan ketegaran yang sangat kokoh ‘alaihimush shalatu was salamu), berdasarkan QS. Al-Ahzaab:7. Menurut pendapat ulama terkuat, beliau adalah rangking kedua dari Ulul ‘Azmi minar Rusul.

    Beliau yang memecahkan patung langsung dengan tangan beliau sendiri, sebagaimana dalam QS. Al-Anbiyaa`:58)

    Beliau adalah Khaliilullah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    إن الله اتخذني خليلاً كما اتخذ إبراهيم خليلاً رواه مسلم ( 532 )

    “Sesungguhnya Allah menjadikanku sebagai khalil (hamba yang dicintai-Nya dengan sempurna), sebagaimana Dia menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kholil pula” (HR. Muslim).

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang keutamaannya demikian besar saja merasa sangat takut terjatuh kedalam kesyirikan, maka bagaimana lagi dengan kita yang keimanannya jauh di bawah beliau? Maka benarlah apa yang disampaikan Ibrahim At-Taimi rahimahullah, beliau berkata,

مَنْ يَأْمَنُ مِنَ البَلاَءِ بَعْدَ إِبْرَاهِيْمَ؟

“Siapa lagi yang merasa aman dari musibah kesyirikan setelah Nabi Ibrahim?”


Macam-Macam Ibadah Syirik (2)

Makna Syirik Secara Bahasa

Dalam Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa kata syirik (الشرك) tersusun dari huruf penyusun, yaitu syin (ش), ra’ (ر) dan kaf (ك) itu memiliki dua makna pokok. Salah satu maknanya adalah menunjukkan keikutsertaan dan lawan dari sendirian.
Makna Syirik Secara Istilah

Syirik didefinisikan dengan beberapa tinjauan dan dalam kesempatan ini, penyusun menyebutkan definisi syirik ditinjau dari dampak bagi pelakunya, yaitu ada jenis syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam dan ada pula jenis syirik kecil yang tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.

1. Syirik besar (Akbar)

Definisinya:

مساواة غير الله بالله فيما هو من خصائص الله

“Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah,Uluhiyyah dan Al-Asma` was Shifat)”

Berdasarkan definisi ini, maka syirik besar terbagi menjadi tiga macam, yaitu syirik besar dalam masalah Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat.

Definisi Lain dari Syirik Besar

Syirik besar bermakna:

أن يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته

“Seseorang mengadakan sekutu bagi Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah atau nama dan sifat-Nya”

Definisi di atas tersebut dasarnya adalah hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أن تجعل لله ندا وهو خلقك

“Engkau mengadakan sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim).

Syirik besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Dinamakan “besar”, karena adanya syirik kecil yang tingkatan keburukan dan kadar dosanya berada di bawahnya. Adapun untuk contoh-contoh syirik besar, akan banyak disebutkan dalam artikel ini, karena inilah yang menjadi inti pembahasan pada kesempatan kali ini.

2. Syirik Kecil (Ashghor)

Definisinya:

فكل ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص تسميته شركا

“Segala yang dilarang dalam Syari’at, sedangkan dalam Nash disebut dengan nama syirik dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.

Syirik ini dinamakan “kecil”, karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat keburukannya lebih besar dari syirik kecil tersebut. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam, karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Al-Asma` was Shifat).

Contoh Syirik Kecil

Salah satu contoh dari syirik kecil adalah bersumpah dengan nama selain Allah. Dikatakan syirik kecil, karena didalam dalil terdapat penyebutan nama syirik baginya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من حلف بغير الله فقد كفر أو أشرك

“Barangsiapa yang bersumpah dengan nama selain Allah, berarti telah kufur (kecil) atau menyekutukan Allah (syirik kecil)” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi, juga dishahihkan Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil).

Di samping itu, dikatakan syirik karena perbuatan tersebut sebagai sarana untuk mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah. Contoh syirik kecil lainnya adalah riya` yang sedikit dalam ibadah, karena terdapat dalam dalil penyebutan nama syirik tentangnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ . قَالُوا : وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. Mereka (para Sahabat) bertanya, apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, riya`” (HR. Imam Ahmad,dishahihkan Al-Albani).

Perbuatan itu sebagai sarana untuk sampai kepada syirik besar, yaitu ketika seseorang sama sekali tidak mau beribadah kecuali jika nantinya dipuji.

Syirik Besar dalam Masalah Uluhiyyah

Dikarenakan artikel ini bertema, “Macam-macam ibadah yang syirik”, maka pembahasan yang difokuskan pada artikel ini adalah syirik besar (akbar) di dalam masalah Uluhiyyah. Diharapkan dengan ditulisnya artikel ini, setidaknya bisa ikut andil dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang hakikat kesyirikan melalui sebagian contoh tentang bentuk-bentuk kesyirikan.

Semoga dengan pemaparan yang sederhana ini, Allah Ta’ala menerimanya sebagai amal saleh yang dicintai-Nya serta memberkahinya dan menjadikannya bermanfaat bagi penyusunnya dan kaum muslimin semuanya di kehidupan dunia maupun kelak di akherat.