Keutamaan Meringankan Beban Seorang Muslim
Oleh Ustadz Abdullah Taslim, Lc, MA
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : « مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ » رواه مسلم
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”[1].
Hadits yang agung menunjukkan besarnya keutamaan seorang yang membantu meringankan beban saudaranya sesama muslim, baik dengan bantuan harta, tenaga maupun pikiran atau nasehat untuk kebaikan.
Imam an-Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat keutamaan menunaikan/membantu kebutuhan dan memberi manfaat kepada sesama muslim sesuai kemampuan, (baik itu) dengan ilmu, harta, pertolongan, pertimbangan tentang suatu kebaikan, nasehat dan lain-lain”[2].
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:
– Hadits ini menunjukkan makna sebuah kaidah besar dalam Islam, yaitu ‘al-jaza-u min jinsil ‘amal (balasan yang didapat seorang hamba adalah sesuai dengan jenis perbuatannya)[3], karena meringankan beban seorang muslim berarti berbuat kebaikan kepadanya, dan balasan kebaikan adalah kebaikan yang semisalnya. Allah berfirman:
هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS ar-Rahmaan: 60)4.
– Melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya hati seorang muslim adalah suatu kebaikan dan bernilai pahala5, meskipun perbuatan tersebut dianggap sepele, Rasulullah bersabda: “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria”[6].
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”[7].
– Kesusahan dan penderitaan yang dialami manusia dalam kehidupan dunia sangat kecil, bahkan tidak ada artinya, jika dibandingkan dengan dasyatnya kesusahan pada hari kiamat, sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, oleh karena itu, barangsiapa yang diringankan baginya kesulitan di hari kiamat maka sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar8.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Abdullah bin Taslim al-Buthoni
1 HSR Muslim (no. 2699).
2 Syarhu shahiihi Muslim (17/21).
3 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338).
4 Lihat kitab “tuhfatul ahwadzi” (4/574).
5 Lihat kitab “Tuhfatul ahwadzi” (5/458).
6 HSR Muslim (no. 2626).
7 HR at-Tirmidzi (no. 1956), Ibnu Hibban (no. 474 dan 529) dll, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” (no. 572).
8 Lihat kitab “Jaami’ul ‘uluumi walhikam” (hal. 338-339).
Sumber: https://konsultasisyariah.com/
Muamalah Allah Terhadapmu Sesuai Dengan Muamalahmu Terhadap Hamba-Nya
Oleh: Syaikh Abdul Qoyyim As-Suhaibani
Alih Bahasa: Ustadz Nur Kholis Kurdian, Lc.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن والاه, وبعد:
Di dalam sebuah Hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala hanya merahmati hamba-hambaNya yang pengasih.” (HR. Bukhari)
Bukankah perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan? Barang siapa yang mengasihi makhluk, maka ia akan dikasihi al-Kholiq (pencipta), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang pengasih akan di kasihi Dzat yang Maha Pengasih, kasihilah yang di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu.” (HR. Tirmidzi)
Balasan suatu perbuatan sesuai dengan perbuatan tersebut. Allah ta’ala bermuamalah dengan hamba sesuai muamalah hamba terhadap sesamanya, maka bermuamalah-lah dengan hamba Allah ta’ala dengan muamalah yang mana engkau mengharapkan Allah ta’ala bermuamalah seperti itu terhadapmu.
Allah ta’ala berfirman: “Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah ta’ala Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. at-Taghobun: 14). firman Allah ta’ala: “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin jika Allah ta’ala mengampunimu.” (QS. an-Nuur: 22)
Hendaklah engkau senantiasa meringankan beban orang lain supaya Allah ta’ala meringankan bebanmu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menolong kesusahan orang muslim, maka Allah ta’ala akan menolongnya dari kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari). Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang menyelamatkan orang dari kesusahan, maka Allah ta’ala akan menyelamatkannya dari kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Tolonglah orang yang membutuhkan pertolongan, maka kamu akan ditolong Allah ta’ala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya.” Beliau juga bersabda: “Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta’ala akan menolongnya.” (HR. Muslim)
Jadilah engkau orang yang mempermudah kesulitan orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim). Beliau juga bersabda: “Terdapat pada umat sebelum mu seorang pedagang yang sering memberi pinjaman kepada orang lain, jika dia melihat si peminjam dalam kesulitan dia berkata kepada anak-anaknya: ‘Maafkan dia (jangan ditagih hutangnya) mudah-mudahan Allah ta’ala mengampuni kita’, maka Allah ta’ala pun mengampuninya.” (HR. Bukhari)
Berlemah-lembutlah terhadap hamba Allah ta’ala maka kamu akan termasuk orang yang didoakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ya Allah, barang siapa yang berlemah-lembut terhadap umatku maka berlemah-lembutlah terhadapnya, dan barang siapa yang mempersulit umatku maka persulitlah ia.” (HR. Ahmad)
Beliau juga bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala adalah Dzat yang maha lemah lembut mencintai kelembutan dan memberi pada kelembutan suatu kebaikan yang tidak pernah diberikan pada kekerasan.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang tidak memiliki kelembutan maka ia kehilangan suatu kebaikan.” (HR. Muslim)
Tutupilah kejelekan (aib) orang lain maka Allah ta’ala akan menutupi kejelekan (aib) mu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menutupi kejelekan (aib) seorang muslim maka Allah ta’ala akan menutupi kejelekan (aib) nya.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang menutupi aurat (aib) saudaranya (muslim) maka Allah ta’ala akan menutupi aurat (aib) nya pada hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah)
Pandanglah sedikit kesalahan saudaramu, maka Allah ta’ala akan memandang sedikit pula kesalahan mu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang memandang sedikit kesalahan seorang muslim maka Allah ta’ala akan memandang sedikit kesalahannya.” (HR. Abu Dawud)
Berilah makan faqir miskin, maka Allah ta’ala akan memberimu makan pula
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan mukmin yang lapar, maka Allah ta’ala akan memberinya makan dari buah-buahan Surga.” (HR. Tirmidzi)
Berilah minum orang yang kehausan, maka Allah ta’ala akan memberimu minum pula
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi minum mukmin lainnya yang kehausan, maka Allah ta’ala akan memberinya minum pada hari kiamat dari khamar murni yang dilak (tempatnya).” (HR. Tirmidzi)
Berilah pakaian kepada kaum muslimin maka Allah ta’ala akan memberimu pakaian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi pakaian orang yang telanjang maka Allah ta’ala akan memberinya pakaian hijau dari surga.” (HR. Tirmidzi)
Muamalah (hubungan) Allah ta’ala terhadapmu sebagaimana hubunganmu terhadap hamba-Nya, maka pilihlah muamalah yang kau sukai yang mana Allah ta’ala akan me-muamalahimu dengannya, dan pergaulilah hamba-hamba-Nya dengan (pilihanmu) itu maka kamu akan mendapat ganjarannya.
Jauhilah menyakiti sesama (Jika kamu melakukannya) maka Allah ta’ala akan menyiksamu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ta’ala akan menyiksa orang-orang yang menyakiti manusia.” (HR. Muslim)
Allah Ta’ala berfirman: “Dan (ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya mereka menimpa kepadamu siksaan yang seberat-beratnya.” (QS. al-Baqarah: 49)
“Dan pada hari terjadinya kiamat dikatakan kepada malaikat, ‘masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat pedih.” (QS. Ghofir: 46)
Jauhilah menyusahkan hamba-hamba Allah ta’ala (Jika kamu melakukannya), maka engkau akan terkena doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ya Allah, barang siapa yang mengurus perkara umatku lalu mempersulit mereka maka persulitlah dia dan barang siapa yang mempermudah mereka maka permudahkanlah dia.” (HR. Muslim)
Janganlah engkau mencari-cari kesalahan kaum muslimin
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang senantiasa mencari kesalahan seorang muslim, maka Allah ta’ala akan senantiasa mencari kesalahannya pula, sehingga akan terbuka kesalahannya meskipun (tersembunyi) di dalam mulut unta (kendaraan) nya.” (HR. Tirmidzi)
Beliau juga bersabda: “Barang siapa yang membuka aib saudaranya maka Allah ta’ala akan membuka aibnya sampai diperlihatkan kepada keluarganya.” (HR. Ibnu Majah)
Janganlah engkau berhati batu (tidak punya belas kasihan)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang tidak menaruh belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah ta’ala tidak akan mengasihinya.” (HR. Muslim)
Beliau juga bersabda: “Tidaklah dicabut rasa belas kasihan itu kecuali dari hati orang-orang yang celaka.” (HR. Tirmidzi)
Apapun muamalah yang engkau suguhkan terhadap manusia, maka kamu akan mendapatkan balasan yang sama di sisi Allah ta’ala
Ibnul Qoyyim berkata: “Sesungguhnya Allah ta’ala adalah Dzat yang Maha mulia, mencintai yang mulia dari hamba-hamba-Nya. Dia adalah Dzat yang Maha Mengetahui, mencintai orang-orang yang berilmu. Dia adalah Dzat yang Maha Kuasa, mencintai yang gagah berani. Dia adalah Dzat yang Maha Indah, mencintai keindahan. Dia adalah Dzat yang Maha Pengasih, mencintai orang yang pengasih. Dia adalah Dzat yang Maha Menutupi, mencintai orang yang menutupi aib hamba-hamba-Nya. Maha Pemaaf, mencintai yang memaafkan hamba-hamba-Nya. Maha Pengampun, mencintai yang suka mengampuni hamba-Nya. Maha lemah lembut, mencintai yang lemah lembut dari hamba-hamba-Nya serta membenci yang keras perangainya. Dia adalah Dzat yang Maha Penyantun, mencintai sifat penyantun. Dzat yang Melimpahkan kebaikan, mencintai perbuatan baik serta pelakunya. Dzat yang Maha Adil, mencintai keadilan. Dzat yang Menerima uzur, mencintai orang yang menerima uzur hamba-hamba-Nya. membalas hamba sesuai dengan ada atau tidak adanya sifat-sifat tersebut pada diri seorang hamba… maka (sesungguhnya) muamalah Allah ta’ala terhadap hambanya sesuai dengan muamalah hamba terhadap sesamanya… berbuatlah semaumu maka Allah ta’ala akan membalasmu sesuai dengan perbuatanmu terhadap-Nya dan terhadap hamba-hamba-Nya.
Maka hendaklah engkau senantiasa memberikan manfaat kepada hamba-hamba Allah ta’ala sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barang siapa yang mampu memberikan kemanfaatan kepada saudaranya hendaklah ia lakukan.” (HR. Muslim)
berbuat baiklah terhadap mereka, karena sesungguhnya Allah ta’ala mencintai hamba yang berbuat baik.
jadilah engkau orang yang senantiasa mempermudah urusan hamba Allah ta’ala serta berlemah-lembut terhadap mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Diharamkan masuk Neraka setiap orang yang pemudah, lemah lembut, dekat dengan manusia.” (HR. Ahmad)
Maafkanlah mereka, mudah-mudahan Allah ta’ala mengampuni dosa-dosamu, sesungguhnya Allah ta’ala tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين, وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
Sumber: https://muslim.or.id/