Type Here to Get Search Results !

 


PERSIAPAN MENUJU RAMADHAN

Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.

Khutbah Pertama

إن الحمد لله، نحمدُه ونستعينُه ونستغفرُه وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسنا، وسيئات أعمالنا، من يهدِه الله فلا مضلَّ له، ومن يضلِلْ فلا هادي له، وأشهدُ أنْ لا إله إلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمداً عبده ورسوله.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

فإن أصدق الحديث كتابُ الله، وخيرَ الهدي هديُ محمد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمورِ محدثاتُها، وكلَّ محدثة بدعةٌ، وكلَّ بدعة ضلالةٌ، وكلَّ ضلالة في النار.

معاشر المسلمين، أًوصيكم ونفسي بتقوى الله، فقد فاز المتقون

Tentang Manusia Penuh Manfaat

Saya wasiatkan kepada diri saya sendiri dan kepada semua yang hadir di tempat ini untuk senantiasa bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Karena merekalah orang yang sukses di dunia dan di akhirat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai manusia-manusia yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa…”

Bukan sekadar omongan, bukan sekedar tulisan, bukan sekedar pengakuan, tapi sebenar-benarnya takwa; yaitu senantiasa mengingat Allah dan tidak melupakanNya, bersyukur atas nikmat yang Allah berikan dan tidak kufur kepadaNya, taat/patuh kepada perintahNya dan tidak durhaka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Dan jangan kalian mati kecuali dalam kondisi Islam.” 

Banyak puasa sunnah dibulan Sya’ban

Beberapa hari lagi ke depan kita akan meninggalkan bulan Rajab, sudah setengah bulan Rajab kita tinggalkan. Sebagian kita tidak berbuat apa-apa di bulan Rajab. Setelah Rajab kita akan masuk ke bulan Sya’ban, bulan yang kita tahu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam banyak puasa sunnah di dalamnya. Bahkan membuat seorang sahabat (kekasih Nabi ‘Alaihimush shalatu was salam) Usamah bin Zaid bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ

“Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”

Ada apa dengan bulan Sya’ban ini? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Itulah bulan yang manusia banyak melupakannya; letakknya berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i)

Orang lalai dengan bulan Sya’ban ini. Dia tidak memanfaatkan momentum yang begitu indah untuk berlomba-lomba menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi kita banyak puasa sunnah, padahal dosa-dosa beliau yang lalu dan yang akan datang sudah diampuni. Beliau ingin diangkat amalannya dan kondisi beliau berpuasa. Itu bulan Sya’ban.

Persiapan masuk bulan Ramadhan

Kemudian kita akan masuk ke bulan Ramadhan. Bagaimana Nabi ‘Alaihimush shalatu was salam memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya tentang hadirnya bulan Ramadhan.

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah.”

Pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan dibelenggu, tiap malam ada yang menyeru kepada kebaikan. Itu bulan Ramadhan dengan banyak lagi fadhilah bulan Ramadhan.

Iya, tapi kan masih lama Ramadhan, ustadz?

Ahibbati fillah.. Enam bulan sebelum Ramadhan orang-orang shalih dari kalangan Salafush Shalih itu sudah berdoa mengatakan:

اللهم بلغنا رمضان

“Ya Allah sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”

Ketika mereka masuk bulan Rajab (salah satu bulan haram), maka kita akan mendapati banyak ungkapan-ungkapan para ulama yang menyebutkan bulan Rajab ini شهر التوبة (bulan untuk bertaubat), شهر الزرع (bulan untuk bercocok tanam).

Iya, memang hadits-hadits tentang keutamaan bulan Rajab yang berkaitan dengan shalat dan puasanya rata-rata hadits dhaif, bahkan palsu. Tapi bulan Rajab adalah bulan haram dan bulan bercocok tanam.

Kita melihat orang-orang yang panen padi, mungkinkah dia panen padi tanpa menanam? Mungkinkah dia berpesta ria membawa padi itu padahal dia tidak pernah menanam padi di sawahnya? Jawabnya tidak ada.

Orang yang panen padi itu karena mereka telah mempersiapkan diri. Tiga bulan sebelumnya dia sudah bersihkan sawahnya, dia mulai menanam benih-benih tersebut.

Begitu pula dengan yang ingin panen di bulan Ramadhan. Bagaimana Antum akan panen pahala di bulan Ramadhan? Kita bisa melihat bagaimana kalangan Salafush Shalih ketika masuk bulan Ramadhan mereka menghatamkan Al-Qur’an tiap tiga malam.

Ketika masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan (dimana disitu ada satu hari yang lebih baik daripada seribu bulan), mereka menghantamkan tiap malam Al-Qur’anul Karim.

Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan itu, ustadz?

Orang yang tidak pernah berlatih, yang tidak pernah mempersiapkan diri, maka sulit bagi dia untuk menghantamkan Al-Qur’an. Sebagian kita sampai mati tidak pernah khatam Al-Qur’anul Karim.

Apa yang dicari dalam kehidupan ini?

Manfaat bulan Rajab ini untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, seperti petani yang membersihkan sawahnya dari ilalang, dari hal-hal yang mengganggu, agar benih itu bisa tumbuh dengan baik.

Mulai tingkatkan puasa sunnahnya. Masih ada hari Senin dan Kamis yang kita bisa puasa sunnah. Mulai buka lagi Al-Qur’annya, perbanyak sedekahnya, dekatkan diri kepada Allah dengan shalat malam.

Banyak di antara kita yang tidak mampu untuk shalat tarawih satu jam, kakinya pegal dan capek, tapi dia bisa berjam-jam berada di sawah. Kenapa dia capek ketika berdiri menghadap Rabbul ‘Alamin? Yaitu karena dia tidak terbiasa berdiri. Dia lupa dengan apa yang sedang dilakukan, yaitu menghadap Allah ‘Azza wa Jalla.

Dan di bulan Sya’ban kita sirami benih-benih yang sudah kita tanam. Kita perbanyak lagi amal shalih, sambung silaturrahim, perbaiki hubungan dengan keluarganya, semua pintu kebaikan kerjakan.

Yang akan kita kerjakan di bulan Ramadhan sudah kita mulai perlahan-lahan kita lakukan di bulan Rajab.

Ahibbati fillah.. Allah mengatakan:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Bersegeralah (cepat-cepatlah) kalian menuju kepada ampunan Allah, menuju ke syurga Allah ‘Azza wa Jalla yang luasnya seluas langit dan bumi…” (QS. Ali ‘Imran[3]: 133)

Kadangkala kita menggarap ladang, bekerja di siang hari sampai lelah berkeringat hanya untuk mendapatkan 150.000, 200.000 atau 500.000. Mungkin dengan uang itu kita membangun rumah, membangun usaha, dan kelak semua itu akan ditinggalkan. Allah menyuruh kita berlomba-lomba menuju ke surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi ini.

Untuk siapa disediakan surga itu? Yaitu untuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من ذنب وخطيئة فأستغفره إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah kedua

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، أللهم صلي عليه وعل أله وأصحابه وإخوانه

Menyambut Ramadhan dengan Ilmu

Jamaah Rahimakumullah..

Dalam rangka meraih surga Allah, kita harus tahu jalan menuju surga Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam rangka memakmurkan hidup kita dengan ketaatan dan ibadah, kita harus punya ilmu dan belajar.

Sebagian kita Islamnya keturunan. Alhamdulillah orang tua kita Islam, kita hidup di kampung yang Islami, yang orang-orangnya faham agama. Tapi kita perlu belajar tentang agama Allah ini.

Tidak ada kata terlambat belajar agama. Karena pertanyaan kelak di alam kubur itu sama buat yang tua dan muda. Allah akan kirimkan dua malaikat untuk bertanya kepada kita من ربك؟ (siapa Rabbmu?), ﻣﺎ ﺩﻳﻧﻙ؟ (apa agamamu?), ما تقولُ في هذا الرَّجلِ الَّذي بُعِثَ فيكم؟ (apa pendapatmu tentang orang yang diutus di tengah-tengah kalian ini?).

Dan kita menjawab pertanyaan ini bukan dengan hafalan, bukan dengan ikut-ikutan, tapi dengan keyakinan.

Maka dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, usahakan menuju ke Ramadhan ini kita punya kajian yang kita hadiri, kita hadir di majelis ilmu mengkaji tentang Allah Rabb kita yang kita sembah, yang tiap saat kita panggil namaNya “Ya Allah”.

Kita perlu kenal sama Allah lebih dalam lagi. Karena tak kenal maka tak sayang agama kita. Supaya kita jadi tahu mana yang halal mana yang haram. Sebagian kita sampai tua makan haram merasa tidak ada masalah. Siapa yang salah? Jawabnya adalah dia yang tidak mau belajar.

Supaya kita tahu mana yang haq mana yang batil, mana yang perintah dan mana yang larangan. Dan supaya kita tahu Nabi kita Muhammad ‘Alaihish shalatu was Salam, yang lima kali dalam sehari kita mendengarkan namanya dikumandangkan أشهد أن محمدا رسول الله.

Kita mengaku cinta sama Rasulullah, kita mengaku pengikut Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi kita tidak kenal sama Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Apa yang kau kenal tentang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

Sebagian kita lebih mengenal pemain bola, lebih mengenal artis-artis, publik figur, daripada Nabi Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam yang tiap hari dia mengatakan:

السَّلَامُ عَلَيْكَ أيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Mudah-mudahan salawat serta salam terlimpahkan kepadamu wahai engkau wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkahNya.”

Semuanya perlu ilmu. Saatnya kita belajar agar langkah kita tidak salah, agar pintu yang kita ketuk nanti adalah benar pintu surga, bukan pintu neraka.

Mari turut menyebarkan “Khutbah Jum’at: Persiapan Menuju Ramadhan” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Sumber: https://www.ngaji.id/