- Pertama: nama-nama yang menunjukkan sifat dzatiyah.
Yaitu nama-nama yang selalu bersama Allah ﷻ dan tidak berkaitan dengan kehendak Allahﷻ.
Contohnya:
Al-Qadir (maha kuasa)
As-Sami’ (maha mendengar)
Al-Bashir (maha melihat)
Al-Hayyu (maha hidup)
Al-Qawi (maha kuat)
Al-Aziz (maha perkasa)
Al-Alim (maha mengetahui)
Inilah contoh nama-nama yang berkaitan dengan sifat dzatiyah Allah ﷻ.
- Kedua: nama-nama yang menunjukkan sifat fi’liyah.
Yaitu nama-nama yang selalu mengandung sifat yang berkaitan dengan kehendak Allah ﷻ. Jika Allah ﷻ berkehendak maka Allah ﷻ lakukan dan jika tidak maka tidak Allah ﷻ lakukan.
Contohnya:
Al-Ghafur (maha memaafkan), Allah ﷻ tidak senantiasa mengampuni, ada orang-orang yang Allah ampuni dan ada orang yang tidak Allah ﷻ
At-Tawwab (maha penerima tobat),
Ar-Razzaq (maha pemberi rezeki)
Ar-Rahim (maha penyayang)
Al-‘Afuw
Al-Muhsin
- Ketiga: nama-nama Allah ﷻ yang mengandung penyucian Allah ﷻ dari kekurangan dan aib.
Contohnya:
As-Salam, artinya Allah ﷻ maha selamat dari segala kekurangan.
As-Subbuh, artinya Allah ﷻ maha suci dari segala kekurangan dan
Al-Quddus, maknanya hampir sama dengan As-Salam dan As-Subbuh.
- Keempat: nama-nama yang menunjukkan beberapa sifat yang sempurna.
Contohnya:
Al-Majid (maha agung), disifati demikian karena banyak sifat-sifat Allah ﷻ yang agung.
Al-‘Azhim, makna umum yang menunjukkan bahwa Allah ﷻ maha agung dalam segala hal.
Al-Hamid, bukan termasuk sifat khusus seperti sifat al-Ghafur, Al-Afuw, Ar-Razzaq. Allah ﷻ disifati dengan Al-Hamid (maha terpuji) karena Allah ﷻ memiliki nama-nama yang sempurna.
Ash-Shamad, artinya Allah ﷻ maha tidak membutuhkan kepada yang lain sedangkan yang lain membutuhkan-Nya.
Penulis: DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Video kajian lengkap: Fikih Asmaul Husna
Sumber: https://bekalislam.firanda.com/