Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits tentang isra’ mi’raj beliau,
ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا المِسْكُ
“Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.” (HR. Bukhari no. 349)
Wadah (Perabotan) Penduduk Surga terbuat dari Emas dan Perak
Allah Ta’ala berfirman,
يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ
“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا
“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.” (QS. Al-Insan [76]: 15)
Dari Abu Bakr bin ‘Abdullah bin Qais, dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الكِبْرِ، عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
“Dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari perak. Dan dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan yang ada di wajah-Nya di surga ‘Adn.” (HR. Bukhari no. 4878)
Perhiasan dan Pakaian Penduduk Surga
Allah Ta’ala berfirman,
أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا
“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya. Dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah” (QS. Al-Kahfi [18] 31).
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
“(Bagi mereka) surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya. Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan dengan mutiara serta pakaian mereka di dalamnya adalah sutera” (QS. Faathir [35]: 33).
يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ
“Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan” (QS. Ad-Dukhan [44]: 53).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ
“Barangsiapa masuk surga, dia bersenang-senang dan tidak bersedih. Pakaiannya tidak usang dan mudanya tidak lenyap” (HR. Muslim no. 2836).
Permadani dan Gelas di Surga
Allah Ta’ala berfirman,
مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ
“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat” (QS. Ar-Rahman [55]: 54).
وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ
“Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar” (QS. Al-Ghasyiyah [88]:14-16).
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (17) بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (18)
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 17-18).
Taman dan pepohonan di Surga:
Karakter Bidadari Surga
Di antara nikmat yang disiapkan untuk penduduk surga adalah bidadari bermata jeli, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (QS. Ath-Thuur [52]: 20).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، لاَ يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ، أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan pertama yang memasuki surga, wajah mereka seperti bulan purnama, mereka tidak akan pernah beringus, tidak meludah dan tidak pula buang air besar. Perabotan mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir mereka terbuat dari emas dan perak, penghangat mereka terbuat dari kayu cendana, keringat mereka seharum minyak misik. Setiap penduduk surga memiliki dua istri (bidadari), sumsum tulang betis mereka dapat terlihat dari daging karena sangat cantik. Tidak ada pertengkaran di sana dan tidak pula saling membenci. Hati mereka bagaikan hati yang satu, yang senantiasa bertasbih pagi dan petang” (HR. Bukhari no. 3245).
Allah Ta’ala telah menyebutkan gambaran atau sifat-sifat bidadari surga ini dalam banyak ayat, di antaranya:
Pertama, menundukkan pandangan.
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin” (QS. Ar-Rahman [55]: 56).
Kedua, dipingit dalam rumah, tidak keluar darinya.
Allah Ta’ala berfirman,
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah” (QS. Ar-Rahman [55]: 72).
Ketiga, bagus akhlaknya dan cantik wajahnya.
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahman [55]: 70).
Keempat, sebaya dalam usia.
Allah Ta’ala berfirman,
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ
“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya” (QS. Shaad [38]: 52).
Kelima, sangat mencintai suaminya.
Allah Ta’ala berfirman,
عُرُبًا أَتْرَابًا
"Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 37).
Keenam, gadis perawan. Allah Ta’ala berfirman,
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 36).
Keenam, bersih dari kotoran. Tidak sebagaimana para wanita di dunia yang mengalami haid, nifas, buang air besar, buang air kecil dan sejenisnya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Mereka di dalamnya memiliki istri-istri yang suci dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman” (QS. An-Nisa’ [4]: 57).
Surga Memiliki Banyak Tingkatan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
“Sesungguhnya surga memiliki seratus derajat (tingkatan ke atas, pen.) yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara dua derajat itu sebagaimana jarak antara langit dan bumi.” (HR. Bukhari no. 7423)
Dalam hadits yang lain yang juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فِي الجَنَّةِ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ مِائَةُ عَامٍ
“Surga memiliki seratus tingkatan. Jarak antara dua tingkatan itu seratus tahun (perjalanan, pen.).” (HR. Tirmidzi no. 2529, shahih)
Surga, Tempat Tinggal dan Kedudukan Paling Tinggi
Dari Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ، كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ مِنَ الْأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قَالَ «بَلَى، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ»
“Sesungguhnya penghuni surga benar-benar melihat penghuni kamar-kamar di atas mereka sebagaimana kalian melihat bintang terang lewat dari ufuk timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka.”
Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu tempat para Nabi yang tidak akan mungkin dicapai oleh selain mereka?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.” (HR. Muslim no. 2831)
Dari Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ: رَبِّ، فَأَعْلَاهُمْ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: أُولَئِكَ الَّذِينَ أَرَدْتُ غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِي، وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا، فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ، وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ، وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Musa berkata, ‘(Bagaimana dengan nasib) orang yang paling tinggi kedudukannya di surga?’ Rabb menjawab, ‘Mereka itu orang pilihan-Ku, kemuliaan mereka di tanganku, dan Aku menutup (kemuliaan) itu. Ia belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati manusia.” (HR. Muslim no. 189)
Kamar-Kamar di Surga
Penduduk surga memiliki kamar-kamar, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah Telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]: 20)
Dari ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا
“Sesungguhnya surga itu memiliki kamar. Sisi luarnya dapat dilihat dari dalam, begitu juga sisi dalamnya dapat dilihat dari luar.”
Kemudian seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, untuk siapakah kamar-kamar itu?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan orang lain, membiasakan puasa, dan suka melakukan shalat karena Allah di waktu malam ketika manusia tidur terlelap.” (HR. Tirmidzi no. 1984, dinilai hasan oleh Al-Albani.)
Surga Tidak Hanya Satu
Surga yang Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya tidak hanya satu, akan tetapi banyak. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu.
أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»
“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’
Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari no. 3982 dan 6550)
Surga Firdaus, Surga yang Paling Tinggi dan Paling Tengah
Bayangan manusia tidak akan sanggup menjangkau keindahan surga. Puncak kenikmatan ini dirahasiakan oleh Allah Penciptanya. Membuat manusia semakin penasaran dan selalu berharap untuk bisa mendapatkannya.
Sebagai muslim yang sadar akan akhirat, dia akan berlomba untuk bisa mendapat balasan yang terbaik..,
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Untuk mendapatkan keindahan surga itu, seharusnya manusia berlomba.” (QS. al-Muthaffifin: 26)
Sebab itulah, Allah ciptakan surga bertingkat-tingkat. Amal manusia tidak sama. Diantara tingkatan itu, yang paling tinggi adalah Firdaus.
Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْفِرْدَوْسُ رَبْوَةُ الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُهَ وَأَفْضَلُهَا
Firdaus adalah surga yang paling tinggi, yang paling bagus, dan yang paling afdhal. (HR. Turmudzi 3174 dan dishahihkan al-Albani).
Di riwayat yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ، وَأَعْلَى الجَنَّةِ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ
“Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, mintalah (surga) Firdaus. Karena surga Firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya adalah ‘Arsy (milik) Ar-Rahman, darinya mengalirlah sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari no. 7423)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan memotivasi umatnya untk berlomba mendapatkan firdaus. Diantaranya dengan memohon kepada Allah untuk dimasukkan ke surga firdaus.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611).
Baca juga: 9 nama Surga
Semakin Dekat Arsy, Semakin Agung
Ibnul Qoyim mengatakan,
أنزه الموجودات وأظهرها ، وأنورها وأشرفها وأعلاها ذاتا وقدرا وأوسعها : عرش الرحمن جل جلاله ، ولذلك صلح لاستوائه عليه ، وكل ما كان أقرب إلي العرش كان أنور وأنزه وأشرف مما بعد عنه ؛ ولهذا كانت جنة الفردوس أعلى الجنان وأشرفها وأنورها وأجلها ، لقربها من العرش ، إذ هو سقفها
Makhluk yang paling suci, paling tinggi, paling bercahaya, paling mulia, paling atas posisinya, dan paling luas adalah Arsy Allah ar-Rahman. Karena itulah, layak Dia beristiwa di atasnya. Dan semua yang lebih dekat dengan Arsy, maka dia lebih bercahaya, lebih suci, dan lebih mulia dibandingkan yang di bawahnya. Untuk itulah, surga firdaus menjadi surga yang paling tinggi, paling mulia, paling bercahaya, dan paling agung, karena dia paling dekat dengan Arsy. Dan Arsy adalah atapnya. (al-Fawaid, hlm. 27)
Berikan Harapan Besar untuk Mendapatkan Firdaus
Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi agar umatnya meminta kepada Allah surga firdaus. Mungkin ada orang berkomentar, “Surga, surga, tapi ngaca diri dong.. masak minta surga yang paling tinggi?”
Ini kesalah pahaman. Dalam masalah akhirat, kita diminta untuk mencari yang terbaik. Bukan pesimis. Agar manusia terpacu untuk selalu berlomba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat paham, ketaqwaan umatnya tidak sama. Sehingga balasan yang mereka terima akan berbeda. Namun beliau memotivasi mereka untuk minta Firdaus, menumbuhkan optimis mereka untuk mendapatkan yang terbaik di akhirat.
Al-Mubarokfury mengatakan,
يدل هذا على أن الفردوس فوق جميع الجنان ولذا قال صلى الله عليه وسلم تعليما للأمة وتعظيما للهمة ” فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ”
Ini menunjukkan bahwa firdaus berada di atas semua tingkatan surga. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengajarkan umatnya dan memperbesar harapan untuk mereka, “jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus”. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, 7/201)
____
Referensi:
- Tamasya ke Surga: Ahmad Jamil bin Alim bin Hamid
- Jalan-jalan menuju Surga 01: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
- Jalan-jalan menuju Surga 02: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
- Jalan-jalan menuju Surga 03: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
- Jalan-jalan menuju Surga 04: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
- Jalan-jalan menuju Surga 05: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
- Firdaus, Surga paling tinggi: Ammi Nur Baits