Type Here to Get Search Results !

 


TAMASYA KE SURGA


Definisi Surga secara bahasa:

Surga dalam bahasa arab disebut (جَنَّةٌ ) “Jannatun” yang artinya: Taman yang di dalamnya terdapat pemandangan yang indah dan pepohonan yang rindang. Surga dinamakan (جَنَّةٌ ) “Jannatun” karena di dalam surga terdapat pemandangan yang sangat indah dipandang dan juga terdapat pepohonan yang rindang.

Dimanakah letak surga?

Surga berada di tempat yang tinggi yaitu berada dilangit yang ketujuh yang bernama “Sidrotul Muntaha”. Allah berfirman:

عند سدرة المنتهى ، عندها جنة المأوى

“(Yaitu) di Sidrotul Muntaha, di dekatnya terdapat surga tempat kembali.” (QS. An Najm:14-15).

Namun sebaliknya nereka berada di tempat yang paling rendah, yaitu di bagian bumi yang paling bawah. Allah berfirman:

ثم رددناه أسفل سافلين

“Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). (QS. At Tiin:5).

Luasnya Surga:

Surga sangat luas seperti luasnya langit dan bumi. Allah berfirman:

وسارعوا إلى مغفرة من ربكم وجنة عرضها السماوات والأرض أعدت للمتقين

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron:133).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

والذي نفس محمد بيده إن ما بين المصراعين من مصاريع الجنة لكما بين مكة وهجر

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad yang berada di Tangan-Nya, sesungguhnya jarak antara dua sisi pintu dari pntu-pintu surga seperti jarak antara Makkah dan Hajar (Kota dekat Dammam dan Ahsa’). (HR. Bukhori&Muslim).

Keindahan Surga:

Keindahan surga sangat luar biasa sehingga tidak bisa dijangkau dengan angan-angan manusia. Allah berfirman:

فلا تعلم نفس ما أخفي لهم من قرة أعين جزاء بما كانوا يعملون

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam keni’matan) yang menyejukkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah:17).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Allah Azza Wa Jalla berfirman:

أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر

"Aku persiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholih keni’matan (disurga) yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pula terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dihati manusia.” (HR Bukhori:3244, Muslim:2824).

Tanah, kerikil, batu bata di Surga:

Rosulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لبنة ذهب ولبنة فضة وملاطها المسك وحصباؤها اللؤلؤ والياقوت وترابها الزعفران

“Batu bata (di surga) dari emas dan batu bata dari perak, lumpur (untuk mengecat) dindingnya terbuat dari minyak kesturi, kerikilnya terbuat dari mutiara dan intan, tanahnya terbuat dari minyak za’faron.” (HR. Ahmad).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits tentang isra’ mi’raj beliau,

ثُمَّ أُدْخِلْتُ الجَنَّةَ، فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا المِسْكُ

“Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah terbuat dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi.” (HR. Bukhari no. 349)

Rumah dan istana di Surga

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

دخلت الجنة فإذا أنا بقصر من ذهب

“Aku masuk surga, tiba-tiba aku melihat istana yang terbuat dari emas.” (HR. Tirmidzi).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
 
من قرأ قل هو الله أحد حتى يختمها عشر مرات بنى الله له قصرا في الجنة. قال عمر: إذن تكثر قصورنا يا رسول الله. فقال: الله أكثر وأطيب

“Barangsiapa membaca Qul Huwallahu Ahad (Surat Al Ikhlash) dan menghatamkannya sepuluh kali, maka Allah akan membangunkan baginya istana di surga. Umar berkata: Kalau begitu istana kita banyak Ya Rosulallah. Beliau bersabda: Apa-apa yang disisi Allah lebih banyak dan lebih baik.” (HR. Ahmad:4/103).

Wadah (Perabotan) Penduduk Surga terbuat dari Emas dan Perak

Allah Ta’ala berfirman,

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ

“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 71)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا

“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.” (QS. Al-Insan [76]: 15)

Dari Abu Bakr bin ‘Abdullah bin Qais, dari bapaknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ، آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الكِبْرِ، عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ

“Dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari perak.  Dan dua bagian dari surga yang perabotnya serta segala isi di dalamnya terbuat dari emas. Tidak ada yang menghalangi suatu kaum untuk melihat Rabb mereka selain selendang keagungan yang ada di wajah-Nya di surga ‘Adn.” (HR. Bukhari no. 4878)

Perhiasan dan Pakaian Penduduk Surga

Allah Ta’ala berfirman,

أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا

“Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya. Dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah” (QS. Al-Kahfi [18] 31).

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ

“(Bagi mereka) surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya. Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan dengan mutiara serta pakaian mereka di dalamnya adalah sutera” (QS. Faathir [35]: 33).

يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ

“Mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan” (QS. Ad-Dukhan [44]: 53).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَنْعَمُ لَا يَبْأَسُ، لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ

“Barangsiapa masuk surga, dia bersenang-senang dan tidak bersedih. Pakaiannya tidak usang dan mudanya tidak lenyap” (HR. Muslim no. 2836).

Permadani dan Gelas di Surga

Allah Ta’ala berfirman,

مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ

“Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat” (QS. Ar-Rahman [55]: 54).

وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ  وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ

“Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar” (QS. Al-Ghasyiyah [88]:14-16).

يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (17) بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (18)

“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 17-18).

Taman dan pepohonan di Surga:

Allah berfirman:

وأصحاب اليمين ما أصحاب اليمين، في سدر مخضود، وطلح منضود، وظل ممدود

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas.” (QS. Al Waqi’ah:27-30).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إن في الجنة لشجرة يسير الراكب في ظلها مائة عام لا يقطعها

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat pohon, apabila seseorang yang berkendaraan lewat dibawah naungannya selama seratus tahun, ia tidak dapat menempuhnya.” (HR. Bukhori&Muslim).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ما في الجنة شجرة إلا وساقها من ذهب

“Tidak ada pohon di surga melainkan tangkainya terbuat dari emas.” (QS. HR. Tirmidzi:2525).

Buah-buahan di Surga:

Allah berfirman:

وفاكهة كثيرة، لا مقطوعة ولا ممنوعة

“Dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya.” (QS. Al Waqi’ah:32-33).

قطوفها دانية

“Buah-buahannya dekat.” (QS. Al Haqqoh:23).

Ibnu Abbas rodhiyallahu anhuma berkata: “Apabila penghuni surga ingin mengambil buah-buahan surga, maka buah tersebut turun mendekat sehingga diapun mengambil apa saja yang ia suka.” Baro’ bin Azib rodhiyallahu anhuma berkata: “Mereka memetik buah dengan tidur.” (Hadil Arwah karya Ibnul Qoyyim:230-231).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إنه عرضت علي الجنة وما فيها من الزهرة والنضرة، فتناولت منها قطفا من عنب لآتيكم به، فحيل بيني وبينه، ولو أتيتكم به لأكل منه من بين السماء والأرض لا ينقصونه

“Sesungguhnya pernah dinampakkan surga kepadaku, akupun melihat keindahan dan keelokan di dalamnya, lalu aku mengulurkan tanganku untuk memetik setangkai buah anggur agar aku dapat membawanya ke hadapan kalian, namun ada sesuatu yang menghalangiku darinya, kalau seandainya aku dapat membawanya kepada kalian niscaya buah tersebut cukup dimakan semua yang ada di antara langit dan bumi, serta tidak kurang.” (HR. Ahmad:352-353)

Sungai-sungai di Surga:

Allah Ta’ala berfirman:

مثل الجنة التي وعد المتقون فيها أنهار من ماء غير آسن وأنهار من لبن لم يتغير طعمه وأنهار من خمر لذة للشاربين وأنهار من عسل مصفى ولهم فيها من كل ثمرات من ربهم

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa, di dalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khomr yang lezat bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka mendapatkan di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka.” (QS. Muhammad:15).

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata: “Sungai-sungai tersebut mengalir di bawah kamar-kamar mereka, istana-istana mereka dan kebun-kebun mereka.” (Hadil Arwah:236).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

الكوثر نهر في الجنة حافتاه من ذهب، ومجراه على الدر والياقوت، تربته أطيب من المسك، وماؤه أحلى من العسل وأبيض من الثلج

“Al Kautsar adalah sungai di surga kedua tepinya tebuat dari emas, alirannya diatas mutiara dan permata Yaqut, tanahnya lebih harum dari minyak kesturi, airnya lebih manis daripada madu dan lebih putih daripada salju.” (HR. Tirmidzi:3361).

Makanan dan minuman Surga:

Allah berfirman:

مثل الجنة التي وعد المتقون تجري من تحتها الأنهار أكلها دائم وظلها 

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).” (QS. Ar Ro’d:35).

وأمددناكم بفاكهة ولحم مما يشتهون 

“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (QS Ath Thuur:22).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يأكل أهل الجنة ويشربون ولا يمتخطون ولا يغوطون ولا يبولون، طعامهم جشاء كريح المسك 

“Penghuni surga makan dan minum namun tidak mengeluarkan ingus dan tidak mengeluarkan kotoran besar dan tidak pula kencing, makanan mereka menjadi sendawa (dan keringat) baunya seperti bau minyak kesturi.” (HR. Muslim:2835).

Baju penghuni Surga:

Allah berfirman:

إن المتقين في مقام أمين، في جنات وعيون، يلبسون من سندس وإستبرق متقابلين 

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, di dalam taman-taman dan mata air-mata air, mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.” (HR. Ad Dukhon: 51-53).

إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات إنا لا نضيع أجر من أحسن عملا، أولئك لهم جنات عدن تجري من تحتهم الأنهار يحلون فيها من أساور من ذهب ويلبسون ثيابا خضرا من سندس وإستبرق متكئين فيها على الأرائك نعم الثواب وحسنت مرتفقا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalnya dengan baik. Mereka itu memperoleh surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al Kahfi:30-31).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من لبس الحرير في الدنيا لم يلبسه في الآخرة

“Siapa yang memakai sutera di dunia, maka dia tidak memakainya di akhirat.” (HR. Bukhori:5832,Muslim:2073).

Istri-istri (bidadari) di Surga:

Bidadari istri-istri penghuni Surga sangat cantik dan jelita ibarat bulan purnama, wajah mereka indah mempesona, mereka suci dan tidak pernah di sentuh oleh jin ataupun manusia, Allah berfirman:

ولهم فيها أزواج مطهرة وهم فيها خالدون

“Dan untuk mereka ada istri istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah:25).

Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas rodhiyallahu anhuma berkata: “(Istri-istri surga) mereka tidak haid, tidak mengeluarkan berhadats (kencing dan buang kotoran besar) dan tidak pula mengeluarkan ingus.” Mujahid rohimahullah berkata: “Mereka tidak kencing dan tidak mengeluarkan kotoran besar, tidak mengeluarkan madhi dan mani, tidak haid, tidak meludah, tidak mengeluarkan ingus dan tidak pula melahirkan.” (Hadil Arwah:284).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ولو اطلعت امرأة من نساء الجنة إلى الأرض لملأت بينهما ريحا ولأضاءت ما بينهما 

“Kalau seandainya wanita surga melongok ke bumi, niscaya antara langit dan bumi penuh dengan bau harum dan bersinar.” (HR. Ahmad:3/264).

Orang-orang yang beriman di dalam surga bersenang-senang dengan istri-istri mereka, Allah berfirman:

إن أصحاب الجنة اليوم في شغل فاكهون، هم وأزواجهم على الأرائك متكئون 

“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan, mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.” (QS. Yasin:55-56).

Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas rodhiyallahu anhuma berkata: “Mereka sibuk memecahkan keperawanan bidadari.” Muqotil berkata: “Mereka sibuk memecahkan keperawanan bidadari sampai lupa dengan penghuni neraka, sehingga mereka tidak ingat dan tidak memperhatikan mereka (penghuni neraka). (Hadil Arwah:310).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Penghuni surga di beri kekuatan seratus orang.” (HR. Tirmidzi:2536).

Karakter Bidadari Surga

Di antara nikmat yang disiapkan untuk penduduk surga adalah bidadari bermata jeli, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (QS. Ath-Thuur [52]: 20).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، لاَ يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ، أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا

“Rombongan pertama yang memasuki surga, wajah mereka seperti bulan purnama, mereka tidak akan pernah beringus, tidak meludah dan tidak pula buang air besar. Perabotan mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir mereka terbuat dari emas dan perak, penghangat mereka terbuat dari kayu cendana, keringat mereka seharum minyak misik. Setiap penduduk surga memiliki dua istri (bidadari), sumsum tulang betis mereka dapat terlihat dari daging karena sangat cantik. Tidak ada pertengkaran di sana dan tidak pula saling membenci. Hati mereka bagaikan hati yang satu, yang senantiasa bertasbih pagi dan petang” (HR. Bukhari no. 3245).

Allah Ta’ala telah menyebutkan gambaran atau sifat-sifat bidadari surga ini dalam banyak ayat, di antaranya:

Pertama, menundukkan pandangan. 

Allah Ta’ala berfirman,

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin” (QS. Ar-Rahman [55]: 56).

Kedua, dipingit dalam rumah, tidak keluar darinya. 

Allah Ta’ala berfirman,

حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ

“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah” (QS. Ar-Rahman [55]: 72).

Ketiga, bagus akhlaknya dan cantik wajahnya. 

Allah Ta’ala berfirman,

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahman [55]: 70).

Keempat, sebaya dalam usia. 

Allah Ta’ala berfirman,

وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ

“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya” (QS. Shaad [38]: 52).

Kelima, sangat mencintai suaminya.  

Allah Ta’ala berfirman,

عُرُبًا أَتْرَابًا

"Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 37).

Keenam, gadis perawan. Allah Ta’ala berfirman,

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا

“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 36).

Keenam, bersih dari kotoran. Tidak sebagaimana para wanita di dunia yang mengalami haid, nifas, buang air besar, buang air kecil dan sejenisnya.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Mereka di dalamnya memiliki istri-istri yang suci dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman” (QS. An-Nisa’ [4]: 57).

Penghuni Surga dikumpulkan bersama keluarga mereka:

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan setiap perkumpulan pasti ada permasalahan. Akan tetapi pertemuan dan perkumpulan di surga tiada lagi perpisahan dan tiada pula permasalahan. Wahai alangkah indahnya pertemuan dan perkumpulan itu, yaitu di saat Allah Ta’ala menyatukan orang-orang yang beriman pada hari kiamat dengan keluarganya. Allah berfirman:

والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء 

“Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada sedikitpun mengurangi pahala amal mereka.” (QS. Ath Thur:21).

Penghuni Surga diantara mereka saling mengingat amalan yang mereka kerjakan di dunia:

Allah Ta’ala berfirman:

وأقبل بعضهم على بعض يتساءلون ، قالوا إنا كنا قبل في أهلنا مشفقين ، فمنّ الله علينا ووقانا عذاب السموم ، إنا كنا من قبل ندعوه إنه هو البر الرحيم 

“Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling bertanya. Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diadzab). Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Mulia.” (QS. Ath Thuur:28).

Penghuni Surga melihat Wajah Allah di Surga:

Melihat Wajah Allah di surga adalah keni’matan yang paling besar. Allah Ta’ala berfirman:

للذين أحسنوا الحسنى وزيادة ولا يرهق وجوههم قتر ولا ذلة أولئك أصحاب الجنة هم فيها خالدون 

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahan (melihat Wajah Allah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus:26).

وجوه يومئذ ناضرة ، إلى ربها ناظرة 

“Wajah-wajah (orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.” (QS. Al Qiyamah:20-21).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, Allah Azza Wa Jalla berfirman (kepada mereka): Apakah kalian menginginkan tambahan? Mereka berkata: Bukankah Engkau telah membuat putih wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah menyingkap tabir, maka mereka tidak mendapat keni’matan yang lebih mereka cintai dari melihat Wajah Tuhan mereka Azza Wa Jalla.” (HR. Muslim:181).

Kematian disembelih di antara Surga dan Nereka:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Di datangkan kematian seakan-akan ia adalah seekor domba, lalu di berhentikan di antara surga dan neraka, dikatakan kepada penghuni surga: Wahai penghuni surga tahukah kalian ini? Merekapun berkumpul, melihat dan berkata: Ya ini adalah kematian. Kemudian dikatakan kepada penghuni neraka: Wahai penghuni neraka tahukah kalian ini? Merekapun berkumpul, melihat dan berkata: Ya ini adalah kematian. Kemudian diperintahkan kepada kematian lalu iapun disembelih. Kemudian dikatakan: Wahai penghuni surga kekal dan tidak ada lagi kematian, wahai penghuni neraka kekal dan tidak ada lagi kematian.” (Muttafaqun Alaih).

Wahai Saudaraku! Ingatlah kebahagiaan dunia hanyalah sementara, sedangkan kebahagiaan akhirat kekal selama-lamanya. Orang-orang yang cerdik mereka menyiapkan masa depannya yang abadi, adapun orang-orang yang dungu mereka silau dan tertipu dengan gemerlapnya keni’matan duniawi.

Surga Memiliki Banyak Tingkatan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Sesungguhnya surga memiliki seratus derajat (tingkatan ke atas, pen.) yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Jarak antara dua derajat itu sebagaimana jarak antara langit dan bumi.” (HR. Bukhari no. 7423)

Dalam hadits yang lain yang juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِي الجَنَّةِ مِائَةُ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ مِائَةُ عَامٍ

“Surga memiliki seratus tingkatan. Jarak antara dua tingkatan itu seratus tahun (perjalanan, pen.).” (HR. Tirmidzi no. 2529, shahih)  

Surga, Tempat Tinggal dan Kedudukan Paling Tinggi

Dari Abu Sa’id Al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,

إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ، كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ مِنَ الْأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الْأَنْبِيَاءِ لَا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قَالَ «بَلَى، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ»

“Sesungguhnya penghuni surga benar-benar melihat penghuni kamar-kamar di atas mereka sebagaimana kalian melihat bintang terang lewat dari ufuk timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka.”

Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah itu tempat para Nabi yang tidak akan mungkin dicapai oleh selain mereka?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul.” (HR. Muslim no. 2831)

Dari  Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ: رَبِّ، فَأَعْلَاهُمْ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: أُولَئِكَ الَّذِينَ أَرَدْتُ غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِي، وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا، فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ، وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ، وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Musa berkata, ‘(Bagaimana dengan nasib) orang yang paling tinggi kedudukannya di surga?’ Rabb menjawab, ‘Mereka itu orang pilihan-Ku, kemuliaan mereka di tanganku, dan Aku menutup (kemuliaan) itu. Ia belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik dalam hati manusia.” (HR. Muslim no. 189)

Kamar-Kamar di Surga

Penduduk surga memiliki kamar-kamar, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah Telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS. Az-Zumar [39]: 20)

Dari ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا  

“Sesungguhnya surga itu memiliki kamar. Sisi luarnya dapat dilihat dari dalam, begitu juga sisi dalamnya dapat dilihat dari luar.”

Kemudian seseorang berkata, “Wahai Rasulullah, untuk siapakah kamar-kamar itu?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

لِمَنْ أَطَابَ الكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ

“Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan orang lain, membiasakan puasa, dan suka melakukan shalat karena Allah di waktu malam ketika manusia tidur terlelap.” (HR. Tirmidzi no. 1984, dinilai hasan oleh Al-Albani.)

Surga Tidak Hanya Satu

Surga yang Allah Ta’ala siapkan untuk hamba-hambaNya tidak hanya satu, akan tetapi banyak. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu.

أُصِيبَ حَارِثَةُ يَوْمَ بَدْرٍ وَهُوَ غُلاَمٌ، فَجَاءَتْ أُمُّهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَدْ عَرَفْتَ مَنْزِلَةَ حَارِثَةَ مِنِّي، فَإِنْ يَكُنْ فِي الجَنَّةِ أَصْبِرْ وَأَحْتَسِبْ، وَإِنْ تَكُ الأُخْرَى تَرَى مَا أَصْنَعُ، فَقَالَ: «وَيْحَكِ، أَوَهَبِلْتِ، أَوَجَنَّةٌ وَاحِدَةٌ هِيَ، إِنَّهَا جِنَانٌ كَثِيرَةٌ، وَإِنَّهُ فِي جَنَّةِ الفِرْدَوْسِ»

“Pada saat perang Badar, Haritsah terluka padahal dia masih kecil. Datanglah ibunya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, Engkau telah mengetahui kedudukan Haritsah di sisiku. Seandainya dia di surga aku akan bersabar dan berharap memperoleh pahala. Namun kalau keadaannya lain, menurut pendapatmu, apa yang harus aku lakukan?’

Rasulullah menjawab, ‘Janganlah begitu (tenanglah). Atau kamu merasa berat ditinggal anakmu atau kamu mengira bahwa surga itu hanya satu? Sesungguhnya surga itu banyak, dan anakmu sekarang berada di surga Firdaus.’” (HR. Bukhari no. 3982 dan 6550)

Surga Firdaus, Surga yang Paling Tinggi dan Paling Tengah

Bayangan manusia tidak akan sanggup menjangkau keindahan surga. Puncak kenikmatan ini dirahasiakan oleh Allah Penciptanya. Membuat manusia semakin penasaran dan selalu berharap untuk bisa mendapatkannya.

Sebagai muslim yang sadar akan akhirat, dia akan berlomba untuk bisa mendapat balasan yang terbaik..,

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

“Untuk mendapatkan keindahan surga itu, seharusnya manusia berlomba.” (QS. al-Muthaffifin: 26)

Sebab itulah, Allah ciptakan surga bertingkat-tingkat. Amal manusia tidak sama. Diantara tingkatan itu, yang paling tinggi adalah Firdaus.

Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْفِرْدَوْسُ رَبْوَةُ الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُهَ وَأَفْضَلُهَا

Firdaus adalah surga yang paling tinggi, yang paling bagus, dan yang paling afdhal. (HR. Turmudzi 3174 dan dishahihkan al-Albani).

Di riwayat yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ، وَأَعْلَى الجَنَّةِ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ

“Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, mintalah (surga) Firdaus. Karena surga Firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya adalah ‘Arsy (milik) Ar-Rahman, darinya mengalirlah sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari no. 7423)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan memotivasi umatnya untk berlomba mendapatkan firdaus. Diantaranya dengan memohon kepada Allah untuk dimasukkan ke surga firdaus.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611).

Baca juga: 9 nama Surga

Semakin Dekat Arsy, Semakin Agung

Ibnul Qoyim mengatakan,

أنزه الموجودات وأظهرها ، وأنورها وأشرفها وأعلاها ذاتا وقدرا وأوسعها : عرش الرحمن جل جلاله ، ولذلك صلح لاستوائه عليه ، وكل ما كان أقرب إلي العرش كان أنور وأنزه وأشرف مما بعد عنه ؛ ولهذا كانت جنة الفردوس أعلى الجنان وأشرفها وأنورها وأجلها ، لقربها من العرش ، إذ هو سقفها

Makhluk yang paling suci, paling tinggi, paling bercahaya, paling mulia, paling atas posisinya, dan paling luas adalah Arsy Allah ar-Rahman. Karena itulah, layak Dia beristiwa di atasnya. Dan semua yang lebih dekat dengan Arsy, maka dia lebih bercahaya, lebih suci, dan lebih mulia dibandingkan yang di bawahnya. Untuk itulah, surga firdaus menjadi surga yang paling tinggi, paling mulia, paling bercahaya, dan paling agung, karena dia paling dekat dengan Arsy. Dan Arsy adalah atapnya. (al-Fawaid, hlm. 27)

Berikan Harapan Besar untuk Mendapatkan Firdaus

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi agar umatnya meminta kepada Allah surga firdaus. Mungkin ada orang berkomentar, “Surga, surga, tapi ngaca diri dong.. masak minta surga yang paling tinggi?”

Ini kesalah pahaman. Dalam masalah akhirat, kita diminta untuk mencari yang terbaik. Bukan pesimis. Agar manusia terpacu untuk selalu berlomba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat paham, ketaqwaan umatnya tidak sama. Sehingga balasan yang mereka terima akan berbeda. Namun beliau memotivasi mereka untuk minta Firdaus, menumbuhkan optimis mereka untuk mendapatkan yang terbaik di akhirat.

Al-Mubarokfury mengatakan,

يدل هذا على أن الفردوس فوق جميع الجنان ولذا قال صلى الله عليه وسلم تعليما للأمة وتعظيما للهمة ” فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ”

Ini menunjukkan bahwa firdaus berada di atas semua tingkatan surga. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengajarkan umatnya dan memperbesar harapan untuk mereka, “jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus”. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, 7/201)

____

Referensi:

  1. Tamasya ke Surga: Ahmad Jamil bin Alim bin Hamid
  2. Jalan-jalan menuju Surga 01: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
  3. Jalan-jalan menuju Surga 02: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
  4. Jalan-jalan menuju Surga 03: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
  5. Jalan-jalan menuju Surga 04: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
  6. Jalan-jalan menuju Surga 05: dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D.
  7. Firdaus, Surga paling tinggi: Ammi Nur Baits

Tags