Type Here to Get Search Results !

 


KEMULIAAN AL-QUR'AN #1


Ramadhan dan Al Qur’an

Segala bentuk pujian yang sempurna kita persembahkan hanya untuk Allah Ta’ala saja, Dia Ta’ala telah menganugerahkan kepada bulan Ramadhan yang sangat mulia ini untuk kita syukuri. Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia sekaligus bulan Al-Qur`an, hati kaum muslimin demikian terikat dengan Kitabullah ini, baik dengan membacanya, memahaminya, mengamalkannya, maupun mendakwahkannya.

Sangat pantaslah pada bulan yang paling mulia ini diturunkan Kitabullah yang paling mulia pula. Al-Qur`an Al-Karim merupakan Kitabullah paling mulia ditinjau dari segala sisi. Hal ini sebagaimana penuturan Ibnu Katsir rahimahullah berikut ini.

 أنزلَ أشرف الكتب بأشرف اللغات، على أشرف الرسل، بسفارة أشرف الملائكة، وكان ذلك في أشرف بقاع الأرض، وابتدئ إنزاله في أشرف شهور السنة وهو رمضان، فكمل من كل الوجوه

“Diturunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur`an) dengan bahasa yang paling mulia, diajarkan kepada Rasul yang paling mulia, disampaikan oleh malaikat yang paling mulia, diturunkan di tempat yang paling mulia di muka bumi, diturunkan pula di bulan yang paling mulia sepanjang tahun, yaitu bulan Ramadhan. Dengan demikian sempurnalah Kitab suci Al-Qur`an dari berbagai sisi” (Tafsir Ibnu Katsir).

Syaikh Badrud Din Muhammad bin Abdullah Az-Zarkasy Asy-Syafi’i rahimahullah dalam memberi muqaddimah kitabnya yang terkenal Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an menjelaskan kemuliaan dan keutamaan Al-Qur`an Al-Karim, berikut ini ringkasannya.

Segala puji yang sempurna hanya untuk Allah yang telah menyinari hati manusia dengan Kitab-Nya dan menurunkannya dengan lafal yang mudah dipahami dan dengan metode yang sempurna, sehingga manusia tak mampu menandinginya, sastranya pun membuat takluk para ahli sastra, hikmah yang terkandung di dalamnya tak ada satupun ahli hikmah yang sanggup menyainginya, serta kefasihannya membuat decak kagum singa podium dimanapun juga mereka berada.

Asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lahu wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. Amma ba’du,

Setelah penulis Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an ini memuji keistimewaan Al-Qur`an Al-Karim, kembali beliau memuji Allah Ta’ala yang telah mengarahkan hati orang-orang yang beriman untuk mencintai Al-Qur`an Al-Karim dengan memperindah maknanya dan mengistimewakan metodenya. Tak mampu seorang makhluk pun meliputi seluruh mutiara makna-maknanya dengan sempurna.

Hidup Bahagia dengan Al Qur’an

Orang yang berbahagia (As-Sa’iid) adalah orang yang perhatiannya tertuju kepada Al-Qur`an Al-Karim, pikiran dan tekad kuatnya tertuju kepada memahaminya dan mengamalkannya. Orang yang diberi taufik oleh Allah Ta’ala (Al-Muwaffaq) adalah orang yang dengan taufik-Nya bisa mentadabburi Al-Qur`an Al-Karim dan dipilih oleh-Nya untuk bisa mengingat-Nya dan memperingatkan manusia dengan Kitab-Nya tersebut.

Mengapa Al Qur’an Al Karim disebut Ruh?

Al-Qur`an Al-Karim menyebabkan hidupnya hati manusia, oleh karena itu Allah Ta’ala menyebut Kitab-Nya dengan ruh, sebagaimana firman Allah Ta’ala,

رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُوالْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ

“(Dialah) Yang Maha Tinggi, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang menurunkan ruh (Al-Qur`an ) dengan perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya supaya ia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat)” (Q.S. Al-Mu`min: 15).

Al-Qur`an Al-Karim disebut ruh, karena mempelajari dan mengamalkannya itu menghantarkan kepada kehidupan hati manusia di dunia, dengan ketakwaan, dan menghantarkan kepada kehidupan abadi di akhirat dengan kebahagiaan selamat dari siksa dan masuk kedalam Surga, sebagaimana ruh pada jasad yang menyebabkan kehidupan jasad.

Sumber: Bagian pertama


Siapakah Ulama yang Paling Mulia?

Al-Harali rahimahullah berkata,

وَأَكْمَلُ الْعُلَمَاءِ مَنْ وَهَبَهُ اللَّهُ تَعَالَى فَهْمًا فِي كَلَامِهِ وَوَعْيًا عَنْ كِتَابِهِ وَتَبْصِرَةً فِي الْفُرْقَانِ وَإِحَاطَةً بِمَا شَاءَ مِنْ عُلُومِ الْقُرْآنِ

“Ulama yang paling sempurna adalah orang yang diberikan anugerah oleh Allah Ta’ala berupa pemahaman terhadap firman-Nya, hafal Kitab-Nya, mengajarkannya, dan mengetahui ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.”

Al-Qur`an Al Karim adalah Kalamullah, Lebih Mulia dari Seluruh Ucapan Selainnya

Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan,

جَمِيعُ مَا تَقُولُهُ الْأُمَّةُ شَرْحٌ لِلسُّنَّةِ وَجَمِيعُ السُّنَّةِ شَرْحٌ لِلْقُرْآنِ وَجَمِيعُ الْقُرْآنِ شَرْحُ أَسْمَاءِ اللَّهِ الْحُسْنَى وَصِفَاتِهِ الْعُلْيَا

“Seluruh yang dikatakan (ulama) umat ini (tentang Hadist), hakikatnya merupakan penjelas As-Sunnah, sedangkan seluruh As-Sunnah merupakan penjelas Al-Qur`an, sedangkan seluruh isi Al-Qur`an adalah penjelas nama Allah yang terindah dan sifat-Nya yang paling sempurna.”

Ada pula keterangan dari selain beliau yang menambahkan kalimat berikut.

وَجَمِيعُ الْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى شَرْحٌ لِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ وَكَمَا أَنَّهُ أَفْضَلُ مِنْ كُلِّ كَلَامٍ سِوَاهُ فَعُلُومُهُ أَفْضَلُ مِنْ كُلِّ عِلْمٍ عَدَاهُ

“Seluruh nama Allah yang terindah adalah penjelas nama-Nya yang teragung, dan sebagaimana firman-Nya lebih mulia dari seluruh ucapan selainnya, maka ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur`an lebih mulia pula dari semua ilmu selainnya.”

Barangsiapa yang Dianugerahi Kefahaman yang Dalam tentang Al-Qur`an, Ia Benar-Benar Telah Dianugerahi Karunia yang Banyak!

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَىٰ ۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal (baik) saja yang dapat mengambil pelajaran.” (Q.S. Ara‘du: 19).

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا  ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Allah menganugerahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal (baik)lah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)” (Q.S. Al-Baqarah: 269).

Mujahid rahimahullah menafsirkan Al-Hikmah dalam ayat di atas dengan,

الفهم والإصابة في القرآن

“Pemahaman (yang bagus) dan kebenaran dalam memahami Al-Qur`an.”

Muqatil rahimahullah pun menyampaikan hal yang semakna,

يَعْنِي عِلْمَ الْقُرْآنِ

“(Al-Hikmah) maksudnya adalah ilmu Al-Qur`an.”

Apakah Penghalang Seseorang dari Memahami Al-Qur`an?

Sufyan bin ‘Uyainah menjelaskan firman Allah Ta’ala,

سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ

“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari ayat-ayat-Ku” (Q.S. Al-A’raaf: 146). Beliau berkata,

أَحْرِمُهُمْ فَهْمَ الْقُرْآنِ

“Aku akan halangi mereka dari memahami Al-Qur`an (sebagai hukuman bagi mereka.”

Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah menyatakan di antara sebab seseorang tidak memahami Al-Qur`an adalah sibuknya hati memikirkan dunia, berikut ini pernyataan beliau.

لَا يَجْتَمِعُ فَهْمُ الْقُرْآنِ وَالِاشْتِغَالُ بِالْحُطَامِ فِي قَلْبِ مُؤْمِنٍ أَبَدًا

“Tidak akan berkumpul di hati seorang mukmin selamanya antara memahami Al-Qur`an (dengan baik) dan sibuk memikirkan perhiasan dunia.”

(Ringkasan Muqaddimah Kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an)

Bersambung: Kemuliaan Al-Qur'an part 2

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Sumber: https://muslim.or.id/

Tags