Karena perbuatan yang demikian jelas-jelas menyalahi petunjuk Nabi dan perjalanan kehidupan para sahabat.
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam..
"Barang siapa yang ingin menasehati penguasa, maka JANGANLAH menampakkan dengan terang-terangan. Akan tetapi, hendaklah ia pegang tangannya lalu menyendiri dengannya (bersembunyi ketika menasehatinya). Jika penguasa itu mau mendengar nasehat itu, maka itu yang terbaik!
Sungguh Ahlus sunnah tidak suka dan rela selama-lamanya dengan bentuk kezhaliman dan kemungkaran yang dilakukan oleh penguasa/pemerintah. Akan tetapi cara mengingkari kemungkaran yang dilakukan oleh mereka harus sesuai dengan sebaik-baik petunjuk yaitu petunjuk Rasulullah dan perjalanan salafusshaleh!
Wahai saudaraku...
Sungguh, menjelek-jelekan penguasa, membuka aibnya, menampakkan kebencian yang sangat kepada mereka dihadapan umum, menjatuhkan kehormatannya, melaknat mereka, berdemonstrasi dengan cara memprovokasi manusia agar manusia membenci dan menjatuhkan mereka, dan lain-lain adalah hal yang tidak dibenarkan di dalam syariat yang mulia ini. Bahkan sebaliknya!
Perbuatan yang seperti itu adalah perbuatan yang menyalahi sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan akibat perbuatan tersebut akan menimbulkan kerusakan yang lebih besar dan sedikit pun tidak mendatangkan maslahat!
Wahai saudaraku...
Camkanlah hadits dari Nabi kita yang mulia 'alaihi shalatu wa sallam berikut ini, yang mana beliau mengancam kepada siapa saja yang menghina para penguasa di dunia ini, maka akibatnya mereka akan dihinakan oleh ALLAH kelak pada hari kiamat.
Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang memuliakan penguasa di dunia, maka ALLAH akan memuliakannya di akhirat, dan barangsiapa yang menghinakan penguasa di dunia, maka ALLAH akan menghinakannya nanti pada hari kiamat." (Riwayat imam Ahmad: 20312, 20374)
Untuk itu wahai saudaraku bersabarlah atas kedzhaliman para penguasa dan jangan berontak serta do'akan kebaikan untuk mereka...
Nabi bersabda:
"Barang siapa yang tidak menyukai sesuatu dari pemimpinnya maka hendaklah ia bersabar terhadapnya. Sebab, tidaklah seorang manusia keluar dari penguasa lalu ia mati diatasnya, melainkan ia mati dengan kematian jahiliyyah." (Muslim: 1849)
Barakallah fikum.
Ditulis oleh Ustadz. Abu 'Uirwah Ahmad Ferry Nasution Rahimahullah.
Baca juga: Membongkar kesesatan Ikhwanul Muslimin