Type Here to Get Search Results !

 


TENTANG TANGGA LANGIT DAN WARGA DESA ATULE'ER

  

Penduduk desa ini tinggal di puncak gunung terpencil sudah selama 200 tahun. Sekarang, mereka berada di perumahan.

Diberitakan CNN, Selasa (19/5/2020), desa itu berada di puncak bukit setinggi 800 meter di China barat daya. Kampung itu sangat spesial--yang dalam prosesnya menjadi amat terkenal--karena kesulitannya untuk menjangkau desa tersebut.

Kendati hanya memiliki tinggi 800 meter, namun warga harus meniti tangga dengan kemiringan ekstrem di pinggir jurang. Desa itu adalah Dessa Atule'er, sebuah desa berusia 200 tahun di Provinsi Sichuan.

Desai itu menjadi perbincangan dunia setelah foto-foto yang terbit pada 2016. dari foto-foto itu menunjukkan anak sekolah menuruni tebing dengan menggunakan tangga rotan yang memprihatinkan. Tangga Langit, begitulah penduduk setempat menamai tangga itu.

Ya, tangga itulah yang menjadi satu-satunya jalan masuk ke Desa Atule'er itu. Bukan lima atau sepuluh menit untuk meniti tangga langit itu, namun warga Desa Atule'er harus mendaki selama dua jam.

Sudah begitu, warga harus membawa hasil pertanian menuruni tebing untuk dijual di pasar terdekat, yang jaraknya sangat yang jauh. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah setempat mengganti tangga buatan tangan mereka dengan tangga baja.

Tangga baja ini lebih layak dan bagus karena memiliki pegangan tangan. Perjalanan penduduk Desa Atule'er menuruni tebing pun semakin singkat.

Dalam prosesnya, penduduk telah dipindahkan ke kawasan perumahan perkotaan baru.

Bedol Desa Atule'er

Sebanyak 84 keluarga Desa Atule'er meninggalkan jalur tangga langit untuk selamanya pada minggu lalu. Mereka akan bermukim di blok apartemen yang dekat dengan pusat kota Kabupaten Zhaojue.

Jaraknya sekitar 75 kilometer dari Desa Atule'er, menurut kantor berita pemerintah Xinhua. Apartemen baru mereka memiliki luasan 25 meter persegi hingga 100 meter persegi.

Tempat tinggal baru ini sudah terdapat dapur modern, toilet, air, listrik, dan gas. "Saya sangat senang hari ini saya mendapat rumah yang sangat bagus," kata penduduk desa Mose Laluo kepada CGTN.

"Setelah pindah ke kabupaten, hidup akan sangat nyaman untuk keluargaku. Anak-anakku akan pergi ke sekolah dengan mudah, dan layanan rumah sakit juga akan nyaman," imbuh dia.

Namun, tidak semua penduduk desa direlokasi. Masih ada sekitar 30 keluarga yang berencana untuk tetap tinggal di Desa Atule'er.

Desa Atule'er telah menjadi objek wisata dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2019, sebanyak 100.000 orang mengunjunginya.

Desa Atule'er menghasilkan hampir 1 juta yuan, menurut Xinhua. Akan ada pengembangan lebih lanjut terkait industri pariwisata desa.

Para pejabat berencana untuk membangun kereta gantung untuk membawa wisatawan naik dan turun tebing, terang situs berita yang dikelola pemerintah, Paper.cn. 

Memberantas kemiskinan

Sebelum virus Corona melanda, pemerintah China telah berjanji untuk menghilangkan kemiskinan dari 1,4 miliar orang. Tenggat waktunya hingga tahun 2020.

Pemukiman Desa Atule'er adalah bagian kecil dari rencana di atas. Mereka tidak sendirian, karena ada. sekitar 18.000 penduduk miskin atau lebih dari 4.000 keluarga yang telah dipindah ke pengembangan perumahan perkotaan baru.

Mereka tersebar di 92 desa terpencil di wilayah itu, menurut Xinhua. Penduduk Desa Atule'er yang direlokasi secara teknis sudah keluar dari kemiskinan, dengan pendapatan rata-rata per kapita 6.000 yuan pada tahun lalu.

Jumlah itu di atas garis kemiskinan resmi yang di tetapkan China pada 2019 yaitu 3.747 yuan. Aksi relokasi ini juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat pedesaan dengan pendapatan rendah.

Tags