Type Here to Get Search Results !

 


GAMBARAN SURGA

GAMBARAN KASUS-KASUS PENGHUNI SURGA

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

مُتَّكِ‍ِٔينَ عَلَىٰ فُرُشِۢ بَطَآئِنُهَا مِنۡ إِسۡتَبۡرَقٖۚ وَجَنَى ٱلۡجَنَّتَيۡنِ دَانٖ [الرحمن: ٥٤] 

Mereka bersandar di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra…. [Ar-Rahman/55:  54].

Gambaran permadani dan sandaran-sandaran

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَنَمَارِقُ مَصۡفُوفَةٞ ١٥ وَزَرَابِيُّ مَبۡثُوثَةٌ [الغاشية: ١٥،  ١٦] 

…dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar. [Al-Ghasyiyah/88: 15-16].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

مُتَّكِ‍ِٔينَ عَلَىٰ رَفۡرَفٍ خُضۡرٖ وَعَبۡقَرِيٍّ حِسَانٖ [الرحمن: ٧٦] 

Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah.[Ar-Rahman/55: 76].

Sandaran-sandaran/dipan-dipan Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ٢٢ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ [المطففين: ٢٢،  ٢٣] 

Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) diatas dipan-dipan sambil memandang. [Al-Muthaffifiin/83: 22-23].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

مُّتَّكِ‍ِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۖ لَا يَرَوۡنَ فِيهَا شَمۡسٗا وَلَا زَمۡهَرِيرٗا [الانسان: ١٣] 

di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. [Al-Insaan/76: 13].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

إِنَّ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ٥٥ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكِ‍ُٔونَ  [يس: ٥٥،  ٥٦] 

Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. [Yaasiin/36: 55-56].

Gambaran dipan-dipan penghuni Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ إِخۡوَٰنًا عَلَىٰ سُرُرٖ مُّتَقَٰبِلِينَ [الحجر: ٤٧] 

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. [Al-Hijr/15: 47].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

مُتَّكِ‍ِٔينَ عَلَىٰ سُرُرٖ مَّصۡفُوفَةٖۖ وَزَوَّجۡنَٰهُم بِحُورٍ عِينٖ [الطور: ١٩] 

Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. [Ath-Thuur/52: 20].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

عَلَىٰ سُرُرٖ مَّوۡضُونَةٖ ١٥ مُّتَّكِ‍ِٔينَ عَلَيۡهَا مُتَقَٰبِلِينَ [الواقعة: ١٥،  ١٦] 

Mereka berada diatas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, seraya bertelekan diatasnya berhadap-hadapan. [Al-Waaqi’ah/56: 15-16].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

فِيهَا سُرُرٞ مَّرۡفُوعَةٞ [الغاشية: ١٣] 

Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan.  [Al-Ghasyiyah/88: 13].

Gambaran bejana-bejana penghuni Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

يَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ١٧ بِأَكۡوَابٖ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٖ مِّن مَّعِينٖ [الواقعة: ١٧،  ١٨] 

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir.  [Al-Waqi’ah/56: 17-18].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ [الزخرف: ٧١] 

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” [Az-Zukhruf/43: 71].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

وَيُطَافُ عَلَيۡهِم بِ‍َٔانِيَةٖ مِّن فِضَّةٖ وَأَكۡوَابٖ كَانَتۡ قَوَارِيرَا۠ ١٥ قَوَارِيرَاْ مِن فِضَّةٖ قَدَّرُوهَا تَقۡدِيرٗا [الانسان: ١٥،  ١٦] 

Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. [Al-Insaan/76: 15-16].

Dari Abdullah bin Qais Radhiyallahu anhu,

عن عبد الله بن قيس رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ آنيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا، وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيْهِمَا، وَمَا بَيْنَ القَومِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إلَى رَبِّهِمْ إلا رِدَاءُ الكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ». متفق عليه.

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kebun, dari perak bejana keduanya dan apa yang ada padanya. Dan dua kebun. dari emas bejana keduanya dan apa yang ada padanya. Dan tidak ada di antara kaum dan di antara mereka memandang kepada Rabb mereka selain selendang kebesaran di atas wajah-Nya di surga ‘adn.” (Muttafaqun ‘alaih).[1]

Gambaran perhiasan dan pakaian penghuni Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

إِنَّ ٱللَّهَ يُدۡخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ وَلُؤۡلُؤٗاۖ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٞ [الحج : ٢٣] 

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. [Al-Hajj/22: 23].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ وَيَلۡبَسُونَ ثِيَابًا خُضۡرٗا مِّن سُندُسٖ وَإِسۡتَبۡرَقٖ مُّتَّكِ‍ِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۚ نِعۡمَ ٱلثَّوَابُ وَحَسُنَتۡ مُرۡتَفَقٗا [الكهف: ٣١] 

…dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah; [Al-Kahf/18: 31].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

عَٰلِيَهُمۡ ثِيَابُ سُندُسٍ خُضۡرٞ وَإِسۡتَبۡرَقٞۖ وَحُلُّوٓاْ أَسَاوِرَ مِن فِضَّةٖ وَسَقَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡ شَرَابٗا طَهُورًا [الانسان: ٢١] 

Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih. [Al-Insaan/76: 21].

Yang pertama-tama diberi pakaian di Surga

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

عن ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «… وإنَّ أَوَّلَ الخَلائِقِ يُكْسَى يَومَ القِيَامَةِ إبْرَاهِيْمُ الخَلِيْلُ». أخرجه البخاري.

“… dan sesungguhnya makhluk yang pertama-tama diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim al-Khalil Alaihissallam.” (HR. Al-Bukhari).[2]

Gambaran Pelayan-pelayan Surga

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Bukhari No 7444 dan Muslim No. 180.
[2] HR. Bukhari No. 6526.


SURGA ITU BERTINGKAT-TINGKAT

Di antara akidah yang dikabarkan dalam Al-Qur`an dan hadis-hadis yang shahih tentang sifat surga adalah bahwa surga itu banyak dan bertingkat-tingkat. Di antara dalilnya, firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى

“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha : 75-76)

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan:

فأولئك لهم الدرجات العلى ” أي الجنة ذات الدرجات العاليات والغرف الآمنات والمساكن الطيبات

“Mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi] maksudnya mereka mendapatkan surga yang memiliki tingkatan-tingkatan yang tinggi, dan kamar-kamar yang aman serta tempat-tempat yang baik di surga.”

Hal ini juga dikuatkan dengan hadis-hadis yang shahih. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ في الجنةِ مائةَ درجةٍ ، أعدَّها اللهُ للمجاهدين في سبيلِه ، كلُّ درجتيْنِ ما بينهما كما بين السماءِ والأرضِ ، فإذا سألتم اللهَ فسلُوهُ الفردوسَ ، فإنَّهُ أوسطُ الجنةِ ، وأعلى الجنةِ ، وفوقَه عرشُ الرحمنِ ، ومنه تَفجَّرُ أنهارُ الجنةِ

“Surga itu ada 100 tingkatan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk para Mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua surga yang berdekatan sejauh jarak langit dan bumi. Dan jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi yang di atasnya terdapat ‘Arsy milik Ar-Rahman, darinya pula (Firdaus) bercabang sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari no.2790)

Penduduk surga yang tingkatannya lebih rendah, bisa melihat penduduk surga yang lebih tinggi tingkatannya. Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ أهْلَ الجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أهْلَ الغُرَفِ مِن فَوْقِهِمْ، كما يَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ في الأُفُقِ، مِنَ المَشْرِقِ أوِ المَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ ما بيْنَهُمْ قالوا يا رَسولَ اللَّهِ تِلكَ مَنَازِلُ الأنْبِيَاءِ لا يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قالَ: بَلَى والذي نَفْسِي بيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا باللَّهِ وصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ

”Sesungguhnya penduduk surga, bisa saling melihat dengan ahlul ghurfah (penduduk surga yang tinggi tingkatannya). Sebagaimana mereka melihat bintang yang terang di langit, yang memancarkan cahaya di ufuk dari timur ke barat. Karena mereka penduduk surga itu bertingkat-tingkat.
Para sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, apakah tingkatan yang tinggi itu adalah tempatnya para Nabi dan tidak bisa digapai oleh selain mereka?”
Rasulullah menjawab: “(tidak demikian), bahkan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, itu adalah tempatnya orang-orang yang beriman (dengan benar) kepada Allah dan membenarkan ajaran para Rasul”.” (HR. Al-Bukhari no. 3256, Muslim no. 2831)

Dan tentu saja, walaupun surga itu bertingkat-tingkat, tidak ada penduduk surga yang dengki dan iri kepada penduduk surga yang lebih tinggi tingkatannya. Karena hati penduduk surga telah dibersihkan dari rasa iri, dengki, benci, dan dendam kepada orang lain. Allah Ta’ala berfirman:

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ

”Kami lenyapkan segala rasa benci yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr : 47).

Semoga Allah Ta’ala mempertemukan kita semua di Jannah-Nya.


GAMBARAN NAUNGAN SURGA

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ لَّهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَنُدۡخِلُهُمۡ ظِلّٗا ظَلِيلًا [النساء : ٥٧] 

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. [An-Nisaa/4: 57].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡيَمِينِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلۡيَمِينِ ٢٧ فِي سِدۡرٖ مَّخۡضُودٖ ٢٨ وَطَلۡحٖ مَّنضُودٖ ٢٩ وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ [الواقعة: ٢٧،  ٣٠] 

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas. [Al-Waqi’ah/56: 27-30].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

مُّتَّكِ‍ِٔينَ فِيهَا عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِۖ لَا يَرَوۡنَ فِيهَا شَمۡسٗا وَلَا زَمۡهَرِيرٗا ١٣ وَدَانِيَةً عَلَيۡهِمۡ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتۡ قُطُوفُهَا تَذۡلِيلٗا [الانسان: ١٣،  ١٤] 

Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. * Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. [Al-Insaan/76: 13-14].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ [الرعد: ٣٥] 

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman),, mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah neraka.[Ar-Ra’d/13: 35].

Tinggi dan Luasnya Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاعِمَةٞ ٨ لِّسَعۡيِهَا رَاضِيَةٞ ٩ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ١٠ لَّا تَسۡمَعُ فِيهَا لَٰغِيَةٗ [الغاشية: ٨،  ١١] 

Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. [Al-Ghasyiyah/88: 8-11].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ [ال عمران: ١٣٣] 

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, [Ali Imran/3: 133].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

سَابِقُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ [الحديد: ٢١] 

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Dan Allah Subahanhu wa Ta’ala mempunyai karunia yang besar. [Al-Hadid/57: 21].

Kedudukan Tertinggi di Surga

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu.

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أنه سمع النبي- صلى الله عليه وسلم- يقول: «إذَا سَمِعْتُمُ المؤذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً، صَلَّى اللهُ عَلَيهِ بِهَا عَشْراً، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الوَسِيلَةَ، فَإنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الجَنَّةِ لا تَنْبَغِي إلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ». أخرجه مسلم.

Sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kamu mendengar seseorang mengumandangkan azan maka ucapkanlah seperti apa yang dia katakan, kemudian ucapkan shalawat kepadaku, sesungguhnya barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku sekali niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rahmat kepadanya sebanyak sepuluh kali. Kemudian mohonkan wasilah untukku, karena ia adalah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan aku berharap akulah orangnya. Maka barangsiapa yang memohon wasilah untukku niscaya ia mendapat syafaatku.” (HR. Muslim).[1]

Penghuni Surga yang Mendapat Kedudukan Tertinggi dan Terendah

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu anhu.

عن المغيرة بن شعبة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ: مَا أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلِ الجَنَّةَ، فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلكِ مَلِكٍ مِن مُلُوكِ الدُّنْيَا؟ فَيَقُولُ: رَضِيْتُ رَبِّ، فَيَقُولُ: لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، وَمِثْلُهُ، فَقَالَ فِي الخَامِسَةِ رَضِيتُ رَبِّ، فَيَقُولُ: هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ، وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ، وَلَذَّتْ عَيْنُكَ، فَيَقُولُ: رَضِيْتُ رَبِّ قَالَ: رَبِّ فَأَعْلاهُمْ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: أَوْلَئِكَ الَّذِينَ أَرَدْتُّ، غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِي، وَخَتَمْتُ عَلَيهَا، فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ، وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ، وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ» قال: ومصداقه في كتاب الله عز وجل: {فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ}. أخرجه مسلم.

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Musa Alaihissallam bertanya kepada Rabb-nya, ‘Seperti apakah kedudukan penghuni surga yang terendah?’ Dia Subhanahu wa Ta’ala menjawab, ‘Dia adalah seseorang yang datang setelah semua penghuni surga memasuki surga. Dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam surga.’ Ia menjawab, ‘Wahai Rabb, bagaimana? Sedangkan semua manusia telah menempati tempat dan mengambil jatah mereka. Dikatakan kepadanya, ‘Apakah kamu ridha/senang mendapatkan seperti kerajaan seorang raja dari raja-raja dunia?’ Ia menjawab, ‘Aku senang, Wahai Rabb-ku.’ Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Itu untukmu dan seumpamanya, seumpamanya, seumpamanya, dan seumpamanya. Maka ia berkata pada yang kelima, ‘Aku senang, wahai Rabb.’ Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Ini untukmu dan sepuluh seumpamanya, dan untukmu apa yang diinginkan hatimu dan disenangi matamu.’ Ia menjawab, ‘Aku senang, wahai Rabb.’ Dia (Musa a.s) bertanya, ‘Rabb, seperti apakah yang tertinggi kedudukan?’ Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) berfirman, ‘Mereka adalah orang-orang yang Aku inginkan, Aku tanamkan kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku tutup atasnya. Yang belum pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dibenak manusia.” Dia (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda: “Dan kebenarannya dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ

Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata).” (HR. Muslim).[2]

وفي لفظ في بيان أدنى أهل الجنة: «فَإنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا». متفق عليه

Dan dalam satu lafazh dalam penjelasan penghuni surga yang terendah: “Sesungguhnya untukmu seperti dunia dan sepuluh kali seumpamanya.” (Muttafaqun ‘alaih).[3]

Kenikmatan Terbesar Penghuni Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ ٢٢ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ [القيامة: ٢٢،  ٢٣] 

Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. [Al-Qiyamah/75: 22-23].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن ناساً قالوا لرسول الله- صلى الله عليه وسلم-: يا رسول الله هل نرى ربنا يوم القيامة؟ فقال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ؟». قالوا: لا يا رسول الله، قال: «هَلْ تُضَارُّونَ فِي الشَّمْسِ لَيْسَ دُوْنَهَا سَحَابٌ؟». قالوا: لا يا رسول الله، قال: «فَإنَّكُمْ تَرَوْنَهُ كَذَلِكَ». متفق عليه

Sesungguhnya manusia (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ya Rasulullah, apakah kami bisa melihat Rabb kami pada hari kiamat?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apakah kamu kesulitan dalam melihat bulan di malam purnama?’ Mereka menjawab, ‘Tidak, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Apakah kamu kesulitan (melihat) matahari yang tidak ada awan?’ Mereka menjawab, ‘Tidak, wahai Rasulullah.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya kamu melihat-Nya seperti itu.” (Muttafaqun ‘alaih).[4]

Shuhaib Radhiyallahu anhu mengatakan.

عن صهيب رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إذَا دَخَلَ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ، قَالَ: يَقُولُ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، تُرِيدُونَ شَيْئاً أَزِيْدُكُمْ؟ فَيَقُولُونَ: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ: فَيَكْشِفُ الحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئاً أَحَبَّ إلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ». أخرجه مسلم

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila penghuni surga telah memasuki surga. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Apakah kamu menghendaki sesuatu yang Ku-tambah untukmu?’ Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan mengeluarkan kami dari neraka?’ Dia (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersabda, ‘Lalu Dia (Allah Subhanahu wa Ta’ala) membuka hijab. Maka tidaklah mereka diberi sesuatu yang lebih mereka senangi selain memandang Rabb (Allah Subhanahu wa Ta’ala).’ (HR. Muslim).[5]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______

Footnote:

[1]  HR. Muslim No 384.
[2]  HR. Muslim No. 189.
[3]  Muttafaqun ‘alaih. HR.  Bukhari No 6571 dan Muslim No. 186.
[4]  Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari No. 806 dan Muslim 182. dan ini adalah lafaznya.
[5]  HR. Muslim No. 181.


GAMBARAN POHON-POHON DAN BUAH-BUAHAN SURGA 

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَدَانِيَةً عَلَيۡهِمۡ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتۡ قُطُوفُهَا تَذۡلِيلٗا [الانسان: ١٤] 

Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. [Al-Insaan/76: 14].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي ظِلَٰلٖ وَعُيُونٖ ٤١ وَفَوَٰكِهَ مِمَّا يَشۡتَهُونَ [المرسلات: ٤١،  ٤٢] 

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. [Al-Mursalaat/77: 41-42].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

مُتَّكِ‍ِٔينَ فِيهَا يَدۡعُونَ فِيهَا بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ [ص : ٥١] 

didalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. [Shaad/38: 51].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَهُمۡ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ [محمد : ١٥] 

dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan [Muhammad.47:15]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ مَفَازًا ٣١ حَدَآئِقَ وَأَعۡنَٰبٗا [النبا: ٣١،  ٣٢] 

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, * (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur. [An-Nabaa/78: 31-32].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٖ زَوۡجَانِ [الرحمن: ٥٢] 

Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. [Ar-Rahman/55: 52].

فِيهِمَا فَٰكِهَةٞ وَنَخۡلٞ وَرُمَّانٞ [الرحمن: ٦٨] 

Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.  [Ar-Rahman/55: 68].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَدۡعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ءَامِنِينَ [الدخان: ٥٥] 

Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran),, [Ad-Dukhan/44: 55].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَأَصۡحَٰبُ ٱلۡيَمِينِ مَآ أَصۡحَٰبُ ٱلۡيَمِينِ ٢٧ فِي سِدۡرٖ مَّخۡضُودٖ ٢٨ وَطَلۡحٖ مَّنضُودٖ ٢٩ وَظِلّٖ مَّمۡدُودٖ ٣٠ وَمَآءٖ مَّسۡكُوبٖ ٣١ وَفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ ٣٢ لَّا مَقۡطُوعَةٖ وَلَا مَمۡنُوعَةٖ [الواقعة: ٢٧،  ٣٣] 

Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, [Al-Waqi’ah/56: 27-33].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓ‍َٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ [الحاقة: ٢٢،  ٢٤] 

dalam surga yang tinggi, Buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”. [Al-Haaqqah/69: 22-24].

Dari Malik bin Sha’sha’ah Radhiyallahu anhu.

عن مالك بن صعصعة رضي الله عنهما في قصة المعراج- وفيه-: أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «وَرُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ المنْتَهَى فَإذَا نَبِقُهَا كَأَنَّهُ قِلالُ هَجَرَ، وَوَرَقُهَا كَأَنَّهُ آذَانُ الفُيُولِ، فِي أَصْلِهَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ: نَهْرَانِ بَاطِنَانِ، وَنَهْرَانِ ظَاهِرَانِ، فَسَألْتُ جِبْريلَ، فَقَالَ: أَمَّا البَاطِنَانِ فَفِي الجَنَّةِ، وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ النِّيلُ وَالفُرَاتُ». متفق عليه

Dalam cerita Mi’raj mengatakan bahwa ‘Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Diangkat kepadaku Sidratul Muntaha, ternyata buah-buahnya seperti qulah Hajar, daun-daunnya seperti telinga gajah. Di dasarnya ada empat sungai: dua sungai batin dan dua sungai zahir/nampak. Aku bertanya kepada Jibril alaihissallam, ia menjawab: Adapun dua yang batin ada di surga dan dua yang nampak adalah sungai Nil dan sungai Furat.” (Muttafaqun ‘alaih).[1]

Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu.

عن أبي سعيد رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ فِي الجَنَّةِ لَشَجَرَةً يَسِيْرُ الرَّاكِبُ الجَوادَ أَو المضَمَّرَ السَّريعَ مائَةَ عَامٍ مَا يَقْطَعُهَا». متفق عليه.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon, yang jika dikelilingi penunggang kuda yang cepat selama seratus tahun, niscaya ia masih belum bisa mengitarinya.” (Muttafaqun ‘alaih).[2]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «ما فِي الجَنَّةِ شَجَرَةٌ إلَّا وَسَاقُهَا مِنْ ذَهَبٍ». أخرجه الترمذي.

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada pohon di dalam surga kecuali batangnya dari emas.” (HR. At-Tirmidzi).[3]

Gambaran sungai-sungai surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡكَبِيرُ [البروج: ١١] 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.  [Al-Buruj/85: 11].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ فِيهَآ أَنۡهَٰرٞ مِّن مَّآءٍ غَيۡرِ ءَاسِنٖ وَأَنۡهَٰرٞ مِّن لَّبَنٖ لَّمۡ يَتَغَيَّرۡ طَعۡمُهُۥ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ خَمۡرٖ لَّذَّةٖ لِّلشَّٰرِبِينَ وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ عَسَلٖ مُّصَفّٗىۖ وَلَهُمۡ فِيهَا مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ وَمَغۡفِرَةٞ مِّن رَّبِّهِمۡۖ كَمَنۡ هُوَ خَٰلِدٞ فِي ٱلنَّارِ وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ [محمد : ١٥] 

(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka di dalamnya memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya [Muhammad/47 : 15].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي جَنَّٰتٖ وَنَهَرٖ ٥٤ فِي مَقۡعَدِ صِدۡقٍ عِندَ مَلِيكٖ مُّقۡتَدِرِۢ [القمر: ٥٤،  ٥٥] 

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi (Rabb) Yang Maha Berkuasa. [Al-Qamar/54: 54-55].

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «بَيْنَمَا أَنَا أَسيرُ فِي الجَنَّةِ إذَا أَنَا بِنَهَرٍ حَافَتَاهُ قِبابُ الدُّرِّ المُجَوَّفِ، قُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ، فَإذَا طيبُهُ، أَوْ طينُهُ مِسْكٌ أذْفَرُ». أخرجه البخاري

Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tatkala aku sedang berjalan-jalan di surga, tiba-tiba aku sampai di sungai yang dua tepinya ada kubah permata yang cekung/lekuk. Aku bertanya, ‘Apakah ini wahai Jibril? Ia menjawab, ‘Ini adalah Kautsar yang diberikan Rabb-mu kepadamu. Ternyata wanginya, atau tanahnya adalah minyak kesturi azdfar.” (HR. al-Bukhari).[4]

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «سَيْحَانُ وَجَيْحَانُ، وَالفُرَاتُ وَالنِّيلُ، كُلٌّ مِنْ أَنْهَارِ الجَنّةِ». أخرجه مسلم.

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saihan, Jaihan, Furat, dan Nil, semuanya berasal dari sungai-sungai surga.” (HR. Muslim).[5]

Gambaran mata air surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ [الحجر: ٤٥] 

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). [Al-Hijr/15: 45].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ يَشۡرَبُونَ مِن كَأۡسٖ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا ٥ عَيۡنٗا يَشۡرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفۡجِيرٗا [الانسان: ٥،  ٦] 

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. [Al-Insaan/76: 5-6].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسۡنِيمٍ ٢٧ عَيۡنٗا يَشۡرَبُ بِهَا ٱلۡمُقَرَّبُونَ [المطففين: ٢٧،  ٢٨] 

Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, * (yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala  [Al-Muthaffifin/83: 27-28].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فِيهِمَا عَيۡنَانِ تَجۡرِيَانِ [الرحمن: ٥٠] 

Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. [Ar-Rahman/55: 50].

فِيهِمَا عَيۡنَانِ نَضَّاخَتَانِ [الرحمن: ٦٦] 

Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. [Ar-Rahman/55: 66].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَيُسۡقَوۡنَ فِيهَا كَأۡسٗا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا ١٧ عَيۡنٗا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلۡسَبِيلٗا [الانسان: ١٧،  ١٨] 

Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. [Al-Insaan/76: 17-18].

Gambaran Karesteristik Wanita Penghuni Surga

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______

Footnote:

[1] HR. Bukhari No 3207 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No 162.
[2] HR. Bukhari No 6553 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2828.
[3] Shahih/ HR. Tirmidzi No. 2525, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2049.  Lihat: ash-Shahihul Jami’ No 5647.
[4] HR. Bukhari No. 6581.
[5] HR. Muslim No. 2839.


KEKALNYA KENIKMATAN DALAM SURGA 

Kekalnya kenikmatan dalam surga.
Apabila penghuni surga masuk ke dalam surga, malaikat menyambutnya dan memberi kabar gembira dengan kenikmatan dan tidak pernah berakhir yang ada di surga sebagai kabar gembira untuk mereka yang belum pernah mereka dengar sebelumnya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ [الرعد: ٣٥] 

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertaqwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang yang kafir ialah neraka. [Ar-Ra’d/13: 35].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «يُنَادِي مُنَادٍ: إنَّ لَكُمْ أَنْ تَصِحُّوا فلا تَسْقَمُوا أَبَداً، وَإنّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فلا تَمُوتُوا أَبَداً، وَإنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فلا تَهْرَمُوا أَبَداً، وَإنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلا تَبْأَسُوا أَبَداً» فذلك قوله عزوجل: {وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} أخرجه مسلم.

Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Memanggil seorang pemanggil/penyeru: ‘Sesungguhnya bagimu agar kamu sehat, maka tidak akan sakit selama-lamanya. Kamu hidup, maka tidak akan mati selama-lamanya. Kamu tetap muda, maka kamu tidak pernah tua selama-lamanya. Dan kamu merasakan nikmat, maka kamu tidak pernah menderita selama-lamanya.’ Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu dipanggil bahwa itulah surga yang diberikan kepadamu sebagai balasan (amal ibadah) yang telah kamu lakukan.” (HR. Muslim).[1]

Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata:

عن جابر رضي الله عنه قال: قيل يا رسول الله: هل ينام أهل الجنة؟ قال: «لا، النَّوْمُ أَخُو المَوْتِ». أخرجه البزار.

‘Ada yang bertanya : Wahai Rasulullah, apakah penghuni surga itu tidur? Beliau menjawab: “Tidak, tidur adalah saudaranya mati.” (HR. al-Bazzar).[2]

Tingkatan-tingkatan (tempat-tempat) di surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ٱنظُرۡ كَيۡفَ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا [الاسراء: ٢١] 

Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaanya.[Al-Israa/17: 21].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنٗا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلۡعُلَىٰ ٧٥ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ جَزَآءُ مَن تَزَكَّىٰ [طه: ٧٥،  ٧٦] 

Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) Surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).  [Thaha/20: 75-76].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلسَّٰبِقُونَ ١٠ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلۡمُقَرَّبُونَ ١١ فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ١٢ ثُلَّةٞ مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ ١٣ وَقَلِيلٞ مِّنَ ٱلۡأٓخِرِينَ [الواقعة: ١٠،  ١٤] 

Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala). Berada dalam surga-surga kenikmatan.  Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. [Al-Waqi’ah/56: 10-14].

Abu Hurairah Radhihyallahu anhu berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال النبي- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَبِرَسُولِهِ، وَأَقَامَ الصَّلاةَ، وَصَامَ رَمَضَانَ، كَانَ حَقاً عَلَى اللهِ أَنْ يُدْخِلَهُ الجَنَّةَ، جَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ، أَوْ جَلَسَ فِي أَرْضِهِ الَّتِي وُلِدَ فِيهَا» فقالوا يا رسول الله: أفلا نبشر الناس؟ قال: «إنَّ فِي الجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَينِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ فَإذَا سَأَلْتُمُ اللهَ فَاسْأَلُوهُ الفِرْدَوسَ فَإنَّهُ أَوْسَطُ الجَنَّةِ، وَأَعْلَى الجَنَّةِ»، أراه قال: «وَفَوقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ». أخرجه البخاري.

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan rasul-Nya, mendirikan shalat dan puasa Ramadhan, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkannya ke dalam surga. Ia berjihad fi sabilillah atau duduk di buminya yang dia dilahirkan padanya.’ Mereka bertanya, ‘Bolehkah kami memberi kabar gembira kepada manusia?’ Beliau menjawab: “Sesungguhnya di surga ada seratus derajat/tingkat yang disediakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para mujahid fi sabilillah. Jarak di antara dua derajat seperti jarak di antara langit dan bumi. Maka, apabila kamu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mintalah surga Firdaus karena ia adalah pertengahan surga dan yang tertinggi.’ Aku meyakini beliau bersabda, ‘Dan di atasnya ada arsy ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan darinya terpancar sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari).[3]

Diangkat derajat keturunan orang yang beriman, sekalipun mereka berada di bawahnya dalam beramal.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ [الطور: ٢1] 

Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. [Ath-Thuur/52: 21]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______

Footnote:

[1]  HR. Muslim No. 2837.
[2]  Shahih/ HR. Al-Bazzar No. 3517, Kasyful Astaar. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah No. 1087.
[3]  HR. Bukhari No. 2790.


GAMBARAN PELAYAN-PELAYAN SURGA 

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ ١٧ بِأَكۡوَابٖ وَأَبَارِيقَ وَكَأۡسٖ مِّن مَّعِينٖ [الواقعة: ١٧،  ١٨] 

Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari mata air yang mengalir. [Al-Waqi’ah/56: 17-18]. 

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ وِلۡدَٰنٞ مُّخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيۡتَهُمۡ حَسِبۡتَهُمۡ لُؤۡلُؤٗا مَّنثُورٗا [الانسان: ١٩] 

Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. [Al-Insaan/76: 19].

وَيَطُوفُ عَلَيۡهِمۡ غِلۡمَانٞ لَّهُمۡ كَأَنَّهُمۡ لُؤۡلُؤٞ مَّكۡنُونٞ [الطور: ٢4] 

Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu seperti mutiara yang tersimpan. [Ath-Thuur/52: 24].

Makanan pertama yang dicicipi penghuni Surga

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه أن عبد الله بن سلام رضي الله عنه سأل النبي- صلى الله عليه وسلم- ما أول طعام يأكله أهل الجنة؟ فقال: «زِيَادَةُ كَبِدِ حُوتٍ». أخرجه البخاري.

Sesungguhnya Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apakah makanan pertama yang dicicipi penghuni surga? Beliau menjawab: “kelenjar hati/liver ikan paus.” (HR. Bukhari).[1]

Dari Tsauban Radhiyallahu anhu, ia berkata.

عن ثوبان رضي الله عنه قال: كنت قائماً عند رسول الله- صلى الله عليه وسلم- فجاء حَبر من أحبار اليهود…-وفيه-: فقال اليهودي.. فَمَنْ أول الناس إجازة؟ قال: «فُقَرَاءُ المُهَاجِرِينَ» قال اليهودي: فما تحفتهم حين يدخلون الجنة؟ قال: «زِيَادَةُ كَبِدِ النُّونِ» فقال فما غذاؤهم على إثرها؟ قال: «يُنْحَرُ لَهُمْ ثَورُ الجَنَّةِ الَّذِي كَانَ يَأْكُلُ مِنْ أَطْرَافِهَا» قال: فما شرابهم عليه قال: «مِنْ عَيْنٍ فِيْهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلاً». أخرجه مسلم.

‘Aku berdiri di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu datang seorang ulama Yahudi… lalu  bertanya: ‘Siapakah manusia yang pertama-tama lewat?’ Beliau menjawab: “Kaum Muhajirin yang fakir.” Orang Yahudi itu berkata, ‘Apakah simpanan berharga mereka saat memasuki surga?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kelenjar hati/liver ikan paus.” Ia bertanya lagi: Apakah makanan mereka selanjutnya?’ Beliau menjawab: “Sapi surga disembelih untuk mereka yang memakan dari tepi-tepinya.” Ia bertanya lagi: ‘Apakah minuman mereka atasnya?’ Beliau menjawab: “Dari mata air yang dinamakan salsabil.” (HR. Muslim).[2]

Gambaran makanan penghuni Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ تُحۡبَرُونَ ٧٠ يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُۖ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ [الزخرف: ٧٠،  ٧١] 

Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan”. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya”. [Az-Zukhruf/43 : 71].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ [الرعد: ٣٥] 

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa ialah (seperti taman), mengalir sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula)..  [Ar-Ra’d/13: 35].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَفَٰكِهَةٖ مِّمَّا يَتَخَيَّرُونَ ٢٠ وَلَحۡمِ طَيۡرٖ مِّمَّا يَشۡتَهُونَ [الواقعة: ٢٠،  ٢١] 

dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.  [Al-Waqi’ah/56: 20-21].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيٓ‍َٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ [الحاقة: ٢٤] 

(kepada mereka dikatakan):”Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal ang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” [Al-Haqqah/69: 24].

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu.

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال النبي- صلى الله عليه وسلم-: «تَكُونُ الأَرْضُ يَومَ القِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً، يَتَكَفَّؤُهَا الجبَّارُ بِيَدِهِ، كَمَا يَكْفَؤُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ نُزُلاً لأهْلِ الجَنَّةِ».-وفيه- فأتى رجل من اليهود… فقال: أَلا أُخْبِرُكَ بِإدَامِهِمْ؟ قال: إدَامُهُمْ بَالامٌ وَنُونٌ، قالوا: ومَا هَذَا؟ قَالَ: ثَوْرٌ وَنُونٌ يَأْكُلُ مِنْ زَائِدَةِ كَبِدِهِمَا سَبْعُونَ أَلْفاً. متفق عليه.

Ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Bumi pada hari kiamat bagaikan satu roti, Al-Jabbar (Allah) Subhanahu wa Ta’ala membalik-balikkan dengan tangan-Nya, sebagaimana seseorang dari kamu membalikkan (maksudnya dikecilkan) rotinya dalam perjalanan sebagai jamuan bagi penghuni surga.’ Dan di dalamnya: datanglah seorang laki-laki dari Yahudi… ia berkata, ‘Maukah aku mengabarkan kepadamu tentang lauknya?’ Beliau menjawab: “Lauk mereka adalah sapi dan ikan paus.” Mereka bertanya, ‘Apakah ini?’ Beliau menjawab: “Sapi dan ikan paus, tujuh puluh ribu (70.000) orang makan dari kelenjer hati/liver keduanya.“[3]

Dari Jabir Radhiyallahu anhu.

عن جابر رضي الله عنه قال: سمعت النبي- صلى الله عليه وسلم- يقول: «إنَّ أَهْلَ الجَنَّةِ يَأْكُلُونَ فِيْهَا، وَيَشْرَبُونَ، وَلا يَتْفِلُونَ، وَلا يَبُولُونَ، وَلا يَتَغَوَّطُونَ، وَلا يَمْتَخِطُون» قالوا: فما بال الطعام؟ قال: «جُشَاءٌ وَرَشْحٌ كَرَشْحِ المسْكِ يُلْهَمُونَ التَّسْبِيْحَ وَالتَّحْمِيدَ كَمَا يُلْهَمُونَ النَّفَسَ». أخرجه مسلم.

Ia berkata bahwa ‘Saya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya penghuni surga makan dan minum di dalam surga, tidak meludah, tidak kencing, tidak berak dan tidak beringus.’ Mereka bertanya, ‘Bagaimana dengan makanan?’ Beliau menjawab, “Sendawa dan keringat seperti minyak kesturi, mereka diberi ilham bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka diberi  ilham bernafas.” (HR. Muslim).[4]

Dari ‘Utbah bin as-Salami Radhiyallahu anhu.

عن عتبة بن عبد السلمي رضي الله عنه قال: كنت جالساً مع رسول الله- صلى الله عليه وسلم- فجاء أعرابي فقال: يا رسول الله أسمعك تذكر شجرة في الجنة لا أعلم في الدنيا شجرة أكثر شوكاً منها-يعني الطلح- فقال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «فَإنَّ اللهَ يَجْعَلُ مَكَانَ كُلِّ شَوْكَةٍ مِثْلَ خِصْيَةِ التَّيْسِ المَلْبُودِ-يعني المخصي- فِيهَا سَبْعُونَ لَوْناً مِنَ الطَّعَامِ لا يُشْبِهُ لَوْنُهُ لَوْنَ الآخَرِ». أخرجه الطبراني في الكبير وفي مسند الشاميين.

Berkata bahwa ‘Aku duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu datang seorang Arab Badawi berkata, ‘Hai Rasulullah, aku mendengarmu menyebut pohon di surga, sejauh  yang aku ketahui tidak ada pohon yang lebih banyak duri darinya, maksudnya pohon akasia(?). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’alamenjadikan di setiap tempat duri seperti biji kambing yang dikebiri. Padanya ada tujuh puluh (70) warna makanan yang warnanya tidak menyerupai warna yang lain.” (HR.Ath-Thabrani dalam al-Kabir dan dalam Musnad asy-Syamiyyin).[5]

Gambaran minuman penghuni Surga

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

إِنَّ ٱلۡأَبۡرَارَ يَشۡرَبُونَ مِن كَأۡسٖ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا [الانسان: ٥] 

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. [Al-Insan/76: 5].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَيُسۡقَوۡنَ فِيهَا كَأۡسٗا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا [الانسان: ١٧] 

Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. [Al-Insaan/76: 17].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يُسۡقَوۡنَ مِن رَّحِيقٖ مَّخۡتُومٍ ٢٥ خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ ٢٦ وَمِزَاجُهُۥ مِن تَسۡنِيمٍ ٢٧ عَيۡنٗا يَشۡرَبُ بِهَا ٱلۡمُقَرَّبُونَ [المطففين: ٢٥،  ٢٨] 

Mereka minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum dari padanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. [Muthaffifin/83: 25-28].

Ibnu Umar Radhiyallahu anhu berkata.

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «الكَوْثَرُ نَهْرٌ فِي الجَنَّةِ، حَافَتَاهُ مِنْ ذَهَبٍ، وَمَجْرَاهُ عَلَى الدُّرِّ وَاليَاقُوتِ، تُرْبَتُهُ أَطْيَبُ مِنَ المِسْكِ، وَمَاؤُهُ أَحْلَى مِنَ العَسَلِ، وَأَبْيَضُ مِنَ الثَّلْجِ».أخرجه الترمذي وابن ماجه.

Bahwa ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kautsar adalah sungai di surga, dua tepinya dari emas, salurannya di atas permata dan yaqut, tanahnya lebih wangi dari pada minyak kesturi, airnya lebih manis dari pada madu dan lebih putih dari pada salju.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[6]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______

Footnote:

[1]  HR. Bukhari No 3329.
[2]  HR. Muslim No. 315.
[3]  HR. Bukhari No 6520 dan ini adalah lafazhnya dan Muslim No. 2792.
[4]  HR. Muslim No 2835.
[5]  Shahih HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (7/130), dan dalam Musnad Asy-Syamiyiin (1/282). Lihat as-Silsilah ash-Shahihah. No. 2734.
[6]  Shahih HR. At-Tirmidzi No 3361 dan ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan At-Tirmidzi  No. 2677, Ibnu Majah No 4334, Shahih Sunan Ibnu Majah No. 3498.

Tags