Type Here to Get Search Results !

 


DZIKIR MUTLAK


بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على من لانبي بعده اما بعد:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (QS. Al ‘Ankabut: 45)

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan), dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152)

“Maka kalau Sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,”– Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (QS.Ash Shaaffaat: 143-144)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya dengan orang yang tidak mengingat Tuhannya seperti perumpamaan orang yang hidup dan orang yang mati.” (HR. Bukhari)

Dzikir terbagi dua: Dzikir Mutlak dan Dzikir Muqayyad
  • Dzikir Mutlak: adalah dzikir yang tidak ditentukan oleh syara’ (Al Qur’an atau hadits) kapan dibacanya, maka boleh kapan saja Dzikir Mutlak dibaca selama tidak pada waktu yang seharusnya dibaca dzikir 
  • Dzikir muqayyad[1]: Sedangkan Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang ditentukan oleh syara’ kapan dibacanya seperti dzikir setelah shalat, dzikir ketika masuk masjid dan keluar masjid, dzikir memakai pakaian dan melepasnya dst.
Berikut ini kami sebutkan sebagian di antara dzikir mutlak, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi taufiq kepada kita untuk mengamalkannya. Allahumma aamin.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ r  كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ, خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ, ثَقِيلَتَانِ فِي اَلْمِيزَانِ, سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ , سُبْحَانَ اَللَّهِ اَلْعَظِيمِ

Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua kalimat yang dicintai Ar Rahman (Allah), ringan di lisan dan berat di timbangan yaitu “Subhaanallah wa bihamdih-subhaanalalahil ‘azhiim[2].” (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ أَىُّ الْكَلاَمِ أَفْضَلُ قَالَ « مَا اصْطَفَى اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ » .

Dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang kalimat yang paling utama, Beliau menjawab, “Yaitu yang Allah pilih untuk para malaikat-Nya atau para hamba-Nya; Subhaanallahi wa bihamdih.” (HR. Muslim)

عَنْ جَابِرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ

Dari Jabir, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan Subhaanallahil ‘azhiim wabihamdih.” Maka akan ditanamkan sebuah pohon kurma di surga.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan.” Haitsami menyebutkan dalam Al Majma’ dan menyandarkannya kepada Al Bazzar dari hadits Abdullah bin ‘Amr, dan ia berkata, “Isnadnya jayyid.”)

>عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ . لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ .

Dari Samurah bin Jundab ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat, yaitu: Subhaanallah, Al Hamdulillah, Laailaahaillallah, dan Allahu Akbar[3]. Tidak mengapa bagimu memulai dari yang mana saja.” (HR. Muslim)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ » .

Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku mengucapkan Subhaanallah, Al Hamdulillah, Laailaahaillallah, dan Allahu Akbar lebih aku sukai dari apa yang disinari oleh matahari terbit.” (HR. Muslim)

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِيتُ إِبْرَاهِيمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَقْرِئْ أُمَّتَكَ مِنِّي السَّلَامَ وَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ الْجَنَّةَ طَيِّبَةُ التُّرْبَةِ عَذْبَةُ الْمَاءِ وَأَنَّهَا قِيعَانٌ وَأَنَّ غِرَاسَهَا سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ

Dari Ibnu Mas’ud ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra’kan, maka ia berkata, “Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu dan beritahukan kepada mereka, bahwa surga, tanahnya bagus, airnya segar, dan ia adalah lembah-lembah, dan bahwa tanamannya adalah Subhaanallah, wal hamdulillah, walaailaahaillallah wallahu akbar.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’)

عَنْ جُوَيْرِيَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ مِنْ عِنْدِهَا بُكْرَةً حِينَ صَلَّى الصُّبْحَ وَهِىَ فِى مَسْجِدِهَا ثُمَّ رَجَعَ بَعْدَ أَنْ أَضْحَى وَهِىَ جَالِسَةٌ فَقَالَ « مَا زِلْتِ عَلَى الْحَالِ الَّتِى فَارَقْتُكِ عَلَيْهَا » . قَالَتْ نَعَمْ . قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم « لَقَدْ قُلْتُ بَعْدَكِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ لَوْ وُزِنَتْ بِمَا قُلْتِ مُنْذُ الْيَوْمِ لَوَزَنَتْهُنَّ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ » .

Dari Juwairiyyah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sisinya pada pagi hari setelah shalat Subuh, sedangkan ia (Juwairiyyah) berada di tempat shalatnya. Setelah itu, Beliau pulang setelah tiba waktu Duha sedangkan ia (Juwairiyyah) masih dalam keadaan duduk. Lalu Beliau bertanya, “Apakah engkau tetap dalam keadaan ketika aku tinggalkan?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku telah mengucapkan setelahmu 4 kalimat sebanyak tiga kali, yang jika ditimbang dengan yang engkau ucapkan sejak tadi tentu akan menyamai timbangannya, yaitu Subhaanallahi wabihamdih ‘adada khalqihi wa ridhaa nafsih wa zinata ‘arsyih[4].” (HR. Muslim)

عَنْ أَبِيْ أَيُّوْبٍ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ « مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ عَشْرَ مِرَارٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ »

Dari Abu Ayyub dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Barangsiapa mengucapkan “Laailaahaillallah wahdahuu laa syariika lah lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qadiir.[5]” 10 x, maka ia seperti memerdekakan 4 orang keturunan Nabi Isma’il.” (HR. Bukhari-Muslim)

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ « مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ . كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ . وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ » 

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan “Laailaahaillallah wahdahuu laa syariika lah lahul mulku walahul hamdu wa huwa alaa kulli syai’in qadiir,” dalam sehari seratus kali, maka hal itu sama seperti memerdekakan sepuluh orang budak, akan dicatat untuknya seratus kebaikan dan akan dihapuskan darinya seratus keburukan, dan ia akan dijaga dari setan pada hari itu sampai sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang  membawa sesuatu yang lebih baik daripada yang ia bawa kecuali seorang yang mengerjakan lebih dari itu. Dan barangsiapa mengucapkan Subhaanallah wabihamdih dalam sehari seratus kali, maka akan digugurkan kesalahannya meskipun sebanyak buih di laut.” (HR. Muslim)

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ الْحَمْدُ لِلَّهِ

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dzikir yang paling utama adalah Laailaahaillallah dan doa yang paling utama adalah Al Hamdulillah.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Tirmidzi, lihat Ash Shahiihah (1497)).

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ جَاءَ أَعْرَابِىٌّ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ عَلِّمْنِى كَلاَمًا أَقُولُهُ قَالَ « قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ » . قَالَ فَهَؤُلاَءِ لِرَبِّى فَمَا لِى قَالَ « قُلِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى »

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ia berkata: Ada seorang Arab baduwi datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Ajarilah aku suatu kalimat.” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, ““Laailaahaillallah wahdahuu laa syariika lah, Allahu akbar, wal hamdulillahi katsiiraa, subhaanallahi Rabbil ‘aalamiin, laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aziizil hakiim[6].” Ia (orang Arab baduwi) itu berkata, “Itu untuk Tuhanku, lalu untuk aku apa?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, “Allahummagh firlii war hamnii wahdinii warzuqnii[7].” (HR. Muslim)

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ » . فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ قَالَ « يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ »

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ia berkata: Kami pernah berada di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Beliau bersabda, “Apakah salah seorang di antara kamu merasa kesulitan untuk mengerjakan 1000 kebaikan setiap hari?” Lalu di antara yang duduk ada yang bertanya, “Bagaimana salah seorang di antara kami dapat mengerjakan 1000 kebaikan?” Beliau bersabda, “Yaitu ia bertasbih (mengucapkan subhaanallah) seratus kali, maka akan dicatat 1000 kebaikan atau digugurkan 1000 kesalahan.” (HR. Muslim)

عَنْ أَبِي مُوسَى اَلْأَشْعَرِيِّ t قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اَللَّهِ r  يَا عَبْدَ اَللَّهِ بْنَ قَيْسٍ! أَلَّا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ اَلْجَنَّةِ? لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ.

Dari Abu Musa Al Asy’ariy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Wahai Abdullah bin Qais, maukah kamu aku tunjukkan salah satu dari sekian perbendaharaan surga? Yaitu Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

Dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan, “Radhiitu billahi rabba wa bil Islaami diina wa bimuhammadir rasuulaa[8],” maka surga wajib baginya.” (HR. Abu Dawud, para perawinya tsiqah, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim)

Faedah:

عَنْ يُسَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُنَّ أَنْ يُرَاعِينَ بِالتَّكْبِيرِ وَالتَّقْدِيسِ وَالتَّهْلِيلِ وَأَنْ يَعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ

Dari Yusairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka memperhatikan takbir, taqdis (tasbih), dan tahlil (ucapan laailaahaillallah), serta memerintahkan mereka menghitungnya dengan jari, karena jari itu akan ditanya dan diminta berbicara.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ يَعْقِدُ التَّسْبِيْحَ بِيَمِيْنِهِ

Dari Abdullah bin Umar ia berkata: Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung tasbih dengan tangan kanannya.” (HR. Abu Dawud dengan lafaznya 2/81, Tirmidzi 5/521, dan lihat Shahihul Jami’ 4/271, no. 4865)

Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Penulis: Marwan bin Musa
  1. Maraji’: Al Adzkaar (Imam Nawawi), Maktabah Syamilah dll.
____

Catatan kaki: 

[1] Termasuk kekeliruan yang sering dilakukan orang adalah membaca dzikir mutlak pada waktu yang seharusnya dibaca adalah dzikir muqayyad. Misalnya setelah shalat, kita sering mendengar mereka membaca “Laailaaha illallah” 100 x, padahal dzikir setelah shalat termasuk dzikir muqaayyad yang sudah diajarkan bacaan khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[2] Artinya: Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung.
[3] Artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, Allah Mahabesar dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah.
[4] Artinya: “Mahasuci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh keidhaan-Nya, seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya.”
[5] Artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagiNya. Milik-Nyalah kerajaan dan milik-Nyalah pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[6] Artinya: Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Mahabesar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah Rabbul ‘aalamiin, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
[7] Artinya: Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, tunjukilah aku dan berilah aku rezeki.”
[8] Artinya: Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku.”



DZIKIR MUTLAQ

Dalam bab ini akan saya sebutkan fadhilah tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan istighfar dan dzikir-dzikir lain  yang dianjurkan dalam setiap waktu.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قالَ: قالَ رَسولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَن: ِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu `anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : “Dua kalimat yang ringan di lidah namun berat di timbangan, dicintai Ar Rahman

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيْمِ

Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya, dan Maha Suci Allah yang Maha Besar”. Muttafaq ’alaih. [1]

عن سمرة بن جندب رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «أَحَبُّ الكَلامِ إلَى اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ للهِ، وَلا إلَهَ إلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، لا يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ». أخرجه مسلم.

Dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu `anhu, Ia berkata: rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda: Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat, yaitu:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَالله أَكْبَرُ

Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya, tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah yang maha besar.” Tidak mengapa kalimat yang mana saja yang engkau mulai”. HR. Muslim.  [2]

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لأَنْ أَقُولَ: سُبْحَانَ اللهِ، وَالحَمْدُ للهِ، وَلا إلَهَ إلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، أَحَبُّ إلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيهِ الشَّمْسُ». أخرجه مسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu `anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : “Aku mengucapkan :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَالله أَكْبَرُ

Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan Allah-lah yang Maha Besar lebih kucintai daripada segala apa yang disinari matahari”. HR. Muslim. [3]

عن أبي مالك الأشعري رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «الطُّهُورُ شَطْرُ الإيْمَانِ، وَالحَمْدُ للهِ تَمْلأُ المِيزَانَ، وَسُبْحَانَ الله وَالحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ أَوْ تَمْلأُ مَا بَينَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، وَالصَّلاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو، فَبَايِعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا. أخرجه مسلم

Dari Abu Malik Al Asy’ary Radhiyallahu anhu, ia berkata :  “Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda : “Kesucian sebagian dari iman, ucapan Alhamdulillah memenuhi timbangan, ucapan Subhanallah walhamdulillah memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat seperti cahaya (mencegah dari yang munkar dan mendorong berbuat kebajikan) dan sadaqah adalah dalil (di hari kiamat ketika ditanya “hartamu digunakan untuk apa?”), dan sabar adalah penerang (jalan menunuju hidayah), dan Al Qur’an adalah hujjah yang menguntungkanmu atau merugikanmu, setiap manusia keluar diwaktu pagi, ada yang menjual dirinya (untuk mentaati Allah), maka ada yang membebaskannya (dari azab neraka) atau mencelakakannya (dengan berbuat dosa). HR. Muslim. [4]

عن أبي ذر رضي الله عنه أَنْ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ أَيُّ الكَلامِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «مَا اصْطَفَى الله لِمَلائِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ: سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ». أخرجه مسلم.

Dari Abu Zar radhiyallahu `anhu bahwa rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam  ditanya: apakah kalimat yang paling utama ? beliau bersabda: yaitu kalimat yang dipilih Allah untuk para malaikat atau untuk para hamba-Nya, yaitu:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Aku mensucikan Allah dan memuji-Nya. H.R Muslim. [5]

عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه قال: كنا عند رسول الله- صلى الله عليه وسلم- فقال: «أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ كُلَّ يَومٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ؟» فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ: كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ؟ قَالَ: «يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ، أوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ». أخرجه مسلم.

Dari Sa’ad bin Abu Waqqash Radhiyallahu `anhu, ia berkata: “Kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam lalu ia bersabda:  “Apakah salah seorang kamu lemah mengusahakan setiap hari seribu kebajikan? lalu ada yang bertanya kepada beliau di antara orang yang duduk : “Bagaimana mengusahakan seribu kebajikan?”, ia bersabda:  “Bertasbih 100x, niscaya dituliskan untuknya 1.000 kebajikan atau dihapuskan darinya 1.000 kesalahan”. HR. Muslim. [6]

وفي لفظ: «تُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ، وَتُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ سَيِّئَةٍ». أخرجه أحمد والترمذي.

Dalam riwayat yang lain: ” Dituliskan untuknya seribu kebaikan dan dihapuskan dari nya seribu dosa“. H.R. Ahmad dan Tirmizi. [7]

عن جابر رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَالَ سُبْحاَنَ الله العَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الجَنَّةِ». أخرجه الترمذي.

Dari Jabir Radhiyallahu `anhu, dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam, ia bersabda:  “Siapa yang mengucapkan:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

Maha Suci Allah dan Maha Terpuji) ditanamkan untuknya sebatang pohon kurma di surga”. HR. Tarmizi. [8]

عن جويرية رضي اللّه عنها أن النبي –صلى الله عليه وسلم-  خرج من عندها بكرة حين صلى الصبح؛ وهي في مسجدها، ثم رجع بعد أن أضحى وهي جالسة فقال: ( ما زلت على الحال التي فارقتك عليها ؟ ) قالت: نعم. فقال النبي –صلى الله عليه وسلم-  : ( لقد قلت بعدك أربع كلمات -ثلاث مرات- لو وزنت بما قلت منذ اليوم لوزنتهن: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةِ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ ) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Juwairiyah Radhiyallahu `anha, bahwa Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam di suatu pagi keluar dari rumahnya hendak melaksanakan shalat shubuh sedangkan ia berada di tempat shalat dalam rumahnya, kemudian beliau kembali setelah waktu dhuha sedangkan ia masih tetap duduk, beliau bersabda : “Apakah engkau masih dalam keadaan di saat aku tinggalkan?”, ia berkata : “Ya”, maka Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : “Aku telah mengucapkan empat kata 3x, kalau dtimbang dengan yang engkau ucapkan semenjak tadi niscaya sama:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةِ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

Maha Suci Allah, lagi Maha Terpuji sebanyak jumlah mahluk-Nya, dan seperti yang diridhai zat-Nya, seberat Arsy-Nya, dan sebanyak kalimat-Nya”. HR. Muslim. [9]

عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه عن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَالَ لا إلَهَ إلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، عَشْرَ مِرَارٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إسْمَاعِيلَ». أخرجه مسلم.

Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu `anhu, dari Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam , ia bersabda :  “Siapa yang mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, semua kerajaan adalah milik-Nya, dan bagi-Nya segala pujian dan Dia berkuasa terhadap segala sesuatu) sepuluh kali adalah ia seperti oang yang memerdekakan empat jiwa dari keturunan Ismail”. H.R. Muslim . [10]

عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه قال: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إلَى رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: عَلِّمْنِي كَلاماً أَقُولُه: قال: «قُلْ لا إلَهَ إلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، الله أَكْبَرُ كَبِيراً، وَالحَمْدُ للهِ كَثِيراً، سُبْحَانَ الله رَبِّ العَالَمِينَ، لا حَولَ وَلا قُوَّةَ إلَّا بِالله العَزِيزِ الحَكِيمِ» قَالَ: فَهَؤلاءِ لِرَبِّي فَمَا لِي؟ قَالَ: «قُلْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي». أخرجه مسلم.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu `anhu, ia berkata: “Seorang Arab Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam seraya berkata: “Ajarkan aku ucapan yang harus kukatakan”, ia bersabda :  “Ucapkanlah:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، اللَّه أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ

Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Allah Yang Maha Besar, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah Tuhan semesta alamdan tiada daya dan upaya melainkan dengan izin Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, lalu ia berkata : “Ini semuanya untuk Rabbku, maka apa untukku?”, ia bersabda :  “Ucapkanlah:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku, tunjukilah aku dan berilah aku rezki”. HR. Muslim. [11]

عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله –صلى الله عليه وسلم-  قال: (( من قال اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللًهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأُشْهِدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ من قالها مرة أعتق الله ثلثه من النار و من قالها مرتين أعتق الله ثلثيه من النار و من قالها ثلاثا أعتق كله من النار )) أخرجه الحاكم.

Dari Anas Radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda: Barang siapa yang mengucapkan (doa ini):

اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللًهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأُشْهِدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.

“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi bersaksi kepada-Mu, malaikat yang memikul ‘Arasy-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu“.

Siapa yang mengucapkannya sekali maka Allah membebaskan sepertiga jasadnya dari neraka, Siapa yang mengucapkannya dua kali maka Allah membebaskan duapertiga jasadnya dari neraka, Siapa yang mengucapkannya tiga kali maka Allah membebaskan seluruh jasadnya dari neraka”. H.R. Hakim. [12]

عن أبي ذر رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- أنه قال: «يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالمعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ المنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا من الضُّحَى». أخرجه مسلم.

Dari Abu Dzar Radhiyallahu `anhu, Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Setiap persendian kalian bisa bersedekah, setiap ucapan tasbih adalah sedekah, setiap ucapan tahmid adalah sedekah, setiap ucapan tahlil adalah sedekah, dan setiap ucapan takbir adalah sedekah, serta menganjurkan berbuat kebajikan adalah sedekah,  mencegah perbuatan munkar adalah sedekah, dan ganjaran yang setimpal dengan amalan di atas adalah melaksanakan shalat dhuha dua rakaat. HR. Muslim. [13]

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَالَ: رَضِيْتُ بِالله رَبّاً، وَبِالإسْلامِ دِيناً، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ». أخرجه مسلم وأبو داود.

Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam: barang siapa yang mengucapkan doa ini:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبـاًّ، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنـًا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً

“Aku rela Allah sebagai Tuhan-(ku), Islam sebagai agama-(ku) dan Muhammad  sebagai rasulullah“ niscaya dia berhak masuk surga“. HR. Muslim. [14]

عن أبي موسى رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال له: «يَا عبْدَالله بْنَ قَيسٍ أَلا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ؟» فَقُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ الله، قَالَ: «قُلْ: لا حَولَ وَلا قُوَّةَ إلَّا بِاللهِ». متفق عليه.

Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu `anhu bahwa Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda kepadanya: “Wahai Abdullah bin Qais Maukah engkau aku tunjukkan sebuah gudang dari beberapa gudang di surga?”, aku berkata : “Tentu wahai Rasulullah”, ia bersabda : ucapkanlah:

وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إَلاَّ بِاللهِ

Tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah”. Muttafaq ’alaih. [15]

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «وَالله إنِّي لأَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوبُ إلَيهِ فِي اليَومِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً». أخرجه البخاري.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu `anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : “Demi Allah sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat dalam satu hari lebih dari 70x”. HR. Bukhari. [16]

عن الأغر المزني رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِي وَإنِّي لأَسْتَغْفِرُ الله فِي اليَومِ مِائَةَ مَرَّةٍ». أخرجه مسلم.

Dari Aghaar Al Muzani Radhiyallahu `anhu, bahwa  “Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya hatiku kelabu dan sesungguhnya aku minta ampun kepada-Nya!, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari 100x”. HR. Muslim. [17]

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيهِ عَشْراً». أخرجه مسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda: Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah memberinya rahmat sepuluh kali“. H.R. Muslim. [18]

عن ابن مسعود رضي الله عنه أنه سمع النبي- صلى الله عليه وسلم- يقول: «مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ الله الَّذِي لا إلَهَ إلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ وَأَتُوبُ إلَيهِ ثلاثاً، غُفِرَتْ ذُنُوبُهُ وَإنْ كَانَ فَارّاً مِنَ الزَّحْفِ». أخرجه الحاكم.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu `anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu `alaihi wa sallam  bersabda: barang siapa yang mengucapkan:

: أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ

Aku minta mapunan Allah Yang tiada tuhan selain-Nya Yang Maha Hidup dan Maha Terjaga dan aku bertaubat kepada-Nya niscaya Allah mengampuni seluruh dosanya, sekalipun dosa lari dari medan jihad”. H.R. Hakim. [19]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). 

Penulis: Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  

Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com: Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
______

Footnote:

[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6406 dan Muslim no hadist : 2694.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2137.
[3] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2695.
[4] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 223.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2731.
[6] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2698.
[7] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Ahmad no hadist 1496 dan Tirmizi no hadist 3463.
[8] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist 3465.
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2726.
[10] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2693.
[11] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2696.
[12] Sanad hadist ini jayyid diriwayatkan oleh Hakim no hadist 1920.
[13] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 720.
[14] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 1884.
[15] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6384 dan Muslim no hadist : 2704.
[16] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 6307.
[17] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 2702.
[18] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist 408.
[19] Hadist shahih diriwayatkan oleh Hakim no hadist 2550.


KAJIAN TENTANG DZIKIR MUQAYYAD

Di antara jawaban yang hampir disepakati oleh para ulama adalah bahwasanya amalan terbaik setelah yang fardhu adalah dzikir, yakni mengingat dan memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ini juga yang telah di-nash oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits shahih dari beliau, bahwasanya amalan yang lebih afdhal daripada menginfakkan emas dan perak, lebih afdhal daripada berjihad di jalan Allah, juga yang paling suci di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan paling mengangkat derajat adalah dzikrullah (mengingat dan memuji atau menyebut Allah Subhanahu wa Ta’ala).

Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan ada tiga macam dzikir, yaitu:
  1. Mu’aqqatah (yang ditentukan waktunya),
  2. Muqayyadah (yang terkait dengan amalan atau kondisi tertentu),
  3. Mutlaqah (yaitu yang tidak terikat dengan waktu).
Sebagian ulama membagi dzikir menjadi dua saja, mutlaqah dan muqayyadah. 

Mutlaqah adalah yang bebas/tidak terikat, sedangkan muqayyadah adalah yang terkait dengan waktu atau kondisi atau amalan.

Ini adalah pembagian yang dilakukan oleh para ulama. Jadi, kadang-kadang ada perbedaan dalam mengklasifikasinya. Ini sesuatu yang wajar, kadang-kadang ada yang membaginya menjadi dua, kadang-kadang membaginya menjadi 3, tapi maknanya sama. Maknanya mereka tidak berselisih, yang beda adalah cara mengklasifikasinya saja. Alhamdulillah.

Jenis dzikir mu’aqqatah sudah dibahas pada kajian sebelumnya.

DZIKIR MUQAYYAD

Jenis kedua menurut klasifikasi adalah Ibnu Taimiyah adalah Dzikir Muqayyadah. Maka beliau mengatakan bahwa diantara amalan yang paling utama adalah mengingat Allah dan memujiNya dengan dzikir yang muqayyadah, yaitu yang dikaitkan dengan amalan-amalan atau kondisi-kondisi tertentu.

DZIKIR SEBELUM DAN SETELAH MAKAN

Apa yang kita ucapkan saat kita makan atau minum? Yaitu yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Umar bin Abi Salamah, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan kepada Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘Anhu:

سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

“Ucapkan Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang dekat darimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lihat: Hadits Tentang Makan dan Minum

Ini adalah ajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk sahabat Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu ‘Anhu.

Di sini, beliau mengatakan “سَمِّ اللَّهَ”, terjemahan leterleknya “sebutlah nama Allah,” tapi yang dimaksud beliau adalah mengucapkan Bismillah. Dan ini sudah dikenal di kalangan ahli bahasa, dikenal para ulama syariat bahwasanya menyebut nama Allah, maksudnya adalah Bismillah. Bukan menyebut nama Allah dengan dzikir yang lain. Jadi, jangan kita memahami, “Oh, berarti menyebut asma Allah apa saja bisa, al-Jabbar bisa, al-Karim, al-Mannan?” Tidak seperti itu. Maksud dari سَمِّ اللَّهَ adalah mengucapkan Bismillah.

Maka dzikir yang shahih yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat kita akan makan atau minum adalah mengucapkan Bismillah.

Ditegaskan lagi oleh hadits Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang diriwayatkan oleh Abu Dawud Rahimahullahu Ta’ala, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اذا اكل احدكم طعاما فليذكر اسم الله

“Jika seorang di antara kalian makan suatu makanan, hendaklah dia mengucapkan Bismillah.” (HR. Abu Dawud)

Adapun setelah makan maka sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah juga Al-Imam Ahmad:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ

“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan ini kepadaku dan telah merizkikannya kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku.” (HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad)

Ini contoh pertama untuk dzikir muqayyad. Apalagi contoh yang lainnya dan bagaimana penjelasan lengkapnya? Bisa disimak di link sumbernya