Type Here to Get Search Results !

 


PROYEK QATAR MENYALURKAN AIR LAUT MENJADI AIR MINUM

 

Qatar Andalkan Desalinasi untuk Sediakan Air Bersih di Piala Dunia 

Air disemprotkan ke lapangan yang digunakan sebagai tempat berlatih dan bertanding di Piala Dunia 2022 BAGI Qatar, menggelar Piala Dunia 2022 tentu bukan hal mudah. Selain belum memiliki pengalaman menjadi tuan rumah ajang empat tahunan itu, Qatar juga harus berpikir keras untuk menyediakan air bersih selama turnamen berlangsung. 

Menurut World Population Review, Qatar menempati peringkat teratas di daftar negara yang paling membutuhkan air di dunia. Tidak ada sungai untuk menyediakan air untuk warganya dan curah hujan sangat rendah hanya 100 mm per tahun. Pertumbuhan populasi di Qatar menyebabkan permintaan air meningkat 2 kali lipat antara periode 2003-2006.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Qatar melakukan desalinasi air laut. Proses itu menghilangkan garam dan kotoran sehingga aman untuk diminum serta mencuci.

"Kalau hanya bergantung ke sumber air alami yang ada, hanya akan ada 14 ribu orang yang bertahan hidup di Qatar," kata Radhouan ben-Hamadou, profesor ilmu kelautan Universitas Qatar.

"Itu juga tidak akan memenuhi seperempat satu stadion," sambung dia.

Untuk Piala Dunia, setidaknya 300 ton air telah dialiri ke Stadion Lusail yang menjadi lokasi berlangsungnya final pada Minggu (18/12). Kemudian 10 ribu liter air disemprotkan ke puluhan lapangan latihan dan 8 arena pertandingan setiap harinya sejak Piala Dunia dibuka untuk menjaga rumput tetap segar. Konsumsi air nasional diperkirakan meningkat 10% selama Piala Dunia kali ini berlangsung mengingat ada 1 juta turis yang berkunjung. 

Hanya saja, program pengadaan air itu rupanya tidak murah. Qatar mengandalkan minyak dan gas untuk membiaya desalinasi. Kendati demikian, pengolahan dua sumber daya alam itu mengakibatkan polusi tinggi. Padahal Qatar menargetkan bisa mengurangi gas rumah kaca hingga 25% pada 2030 dan Piala Dunia juga diklaim merupakan turnamen bebas karbon.

Tapi, Direktur Program Timur Tengah Pusat Ilmu Lingkungan, Perikanan, dan Akuakultur Inggris, Dr Will Le Quesne, Qatar tengah berupaya untuk bisa mengurangi jejak karbon.

"Mereka ingin menggunakan tenaga surya untuk desalinasi. Bisa menggunakan panel surya, membuat listrik, dan digunakan untuk memicu osmosis, atau hanya dengan panas matahari untuk menguapkan air," kata Dr Will Le Quesne.(BBC/OL-5)

Tags