Type Here to Get Search Results !

 


SYIRIK DALAM ISTI'ANAH

  

Macam-Macam Ibadah Syirik (Bag.9): Syirik Dalam Isti’anah

Oleh Sa'id Abu Ukkasyah

Isti’anah (meminta pertolongan)

Definisi Isti’anah

Isti’anah adalah meminta pertolongan dalam rangka mendapatkan manfa’at atau terhindar dari bahaya (mudhorot).

Dengan demikian isti’anah termasuk kedalam pembahasan permintaan, maka perincian hukum isti’anah yang ditujukan kepada selain Allah adalah sebagaimana perincian hukum permintaan yang telah penyusun sampaikan.

Oleh karena itulah, isti’anah yang jenis ibadahpun termasuk bagian dari ibadah do’a.

Isti’anah yang Bernilai Tauhid

Isti’anah yang bernilai tauhid adalah isti’anah jenis ibadah dan dipersembahkan kepada Allah Ta’ala semata.

Jenis isti’anah ini mengandung kesempurnaan merendahkan diri seorang hamba kepada Rabbnya, percaya sepenuhnya kepada-Nya, bersandar hatinya kepada-Nya saja, menyerahkan seluruh perkara kepada-Nya semata, serta meyakini bahwa hanya Allah yang mampu mencukupinya.

Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Madarijus Salikin menyebutkan bahwa isti’anah yang jenis ibadah itu mengandung tiga perkara,
  1.     Tunduk dan merendahkan diri kepada Allah Ta’ala.
  2.     Percaya sepenuhnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
  3.     Hati bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
Isti’anah seperti ini tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah Ta’ala, barangsiapa yang memohon pertolongan kepada selain Allah Ta’ala dengan merealisasikan tiga perkara tersebut, maka ia telah menyekutukan Allah Ta’ala dengan selain-Nya.

Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah: 4).

Isti’anah yang Bernilai Syirik

Isti’anah kepada selain Allah Ta’ala termasuk syirik akbar jika ditujukan kepada: 

1. Makhluk yang mati (baik nabi, wali, kiayi atau selain mereka)

Contohnya:

Seorang anak saat menghadapi ujian di sekolahnya, menziyarahi kuburan bapaknya dan meminta tolong kepada bapaknya yang sudah meninggal tersebut agar ia bisa lulus dalam ujiannya.

2. Makhluk yang ghoib (tidak bisa komunikasi antara yang meminta dan yang dimintai).

Contohnya:

Seseorang meminta tolong kepada jin penunggu desanya agar menjaga keselamatannya di dunia atau seseorang meminta tolong kepada nyai roro kidul yang diyakini oleh sebagian manusia sebagai makhluk halus penguasa pantai selatan agar menjaga keselamatannya saat berlayar di pantai selatan.

3. Makhluk hidup, tidak ghoib (hadir di tempat atau bisa berkomunikasi), namun isi permintaannya dalam perkara yang di luar kemampuan makhluk.

Contohnya:

Seseorang meminta kepada wali yang masih hidup agar memberi kelancaran rezeki yang melimpah.

Ini adalah syirik akbar, karena memberi kelancaran rezeki yang melimpah berarti menjadikan orang tersebut sebagai orang kaya dan hal ini merupakan kekhususan yang hanya Allah yang mampu melakukannya.

Ketiga bentuk isti’anah ini merupakan perbuatan kesyirikan akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama Islam.

Alasan bahwa isti’anah dengan ketiga bentuk tersebut merupakan syirik besar

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata,

“Isti’anah jenis ini adalah kesyirikan, karena dia (orang yang meminta tolong) tidak mungkin melakukannya kecuali dia meyakini bahwa (ketiga golongan) orang yang dimintai tolong ini mempunyai kemampuan tersembunyi dalam mengatur alam”. Diantara dalil bahwa isti’anah jenis ini adalah haram dan merupakan kesyirikan, yaitu :

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ

“Dan mereka yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri” (QS. Al-A’raaf: 197).



Macam-Macam Ibadah Syirik (Bag.10): Syirik dalam Isti’adzah

Oleh Sa'id Abu Ukkasyah

Pengertian Isti’adzah

Isti’adzah adalah meminta perlindungan dan penjagaan dari perkara yang tidak disukai.

Dengan demikian isti’adzah termasuk kedalam pembahasan permintaan, maka perincian hukum isti’adzah yang ditujukan kepada selain Allah adalah sebagaimana perincian hukum permintaan yang telah penyusun sampaikan.
Macam-macam Isti’adzah

    Isti’adzah yang bernilai Tauhid

Isti’adzah yang bernilai tauhid adalah isti’adzah kepada Allah Ta’ala semata, yaitu sebuah isti’adzah jenis ibadah yang mengandung kesempurnaan sikap membutuhkan kepada Allah Ta’ala, berlindung kepada-Nya, meyakini bahwa hanya Allah Ta’ala yang mampu memberi kecukupan, dan meyakini kesempurnaan penjagaan-Nya dari segala sesuatu, baik pada masa sekarang maupun akan datang, baik dalam perkara kecil maupun besar, baik terkait dengan bahaya yang diakibatkan oleh manusia maupun selainnya.

Isti’adzah jenis ini tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Ta’ala dan hanya boleh ditujukan kepada Allah Ta’ala semata

Contohnya :

Ucapan seseorang:

أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2

“Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk-Nya”. [QS. Al-Falaq: 1-2]

Termasuk kedalam jenis isti’adzah kepada Allah Ta’ala adalah isti’adzah kepada Allah Ta’ala dengan sifat-Nya, seperti : seseorang berlindung kepada Allah Ta’ala dengan firman-Nya, keagungan-Nya, keperkasaan-Nya , atau semisalnya.

Contohnya:

Ucapan seperti yang terdapat dalam hadits berikut ini:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَق

“Aku berlindung (kepada Allah) dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.” [HR. Muslim].

    Isti’adzah yang bernilai syirik

Isti’adzah kepada selain Allah Ta’ala termasuk syirik akbar jika ditujukan kepada:

1). Makhluk yang mati (baik nabi, wali, kiayi atau selain mereka)

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada wali yang sudah meninggal dunia dari ancaman wabah penyakit ganas yang banyak menyerang penduduk desa tetangga.

2). Makhluk yang ghaib (tidak bisa komunikasi antara yang meminta dan yang dimintai).

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada jin penunggu rumahnya dari serangan sihir.

Termasuk bentuk kesyirikan ini adalah apa yang disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً

“Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin-jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” [QS. Al-Jin : 6]

3) Makhluk hidup, tidak ghaib (hadir di tempat atau bisa berkomunikasi), namun isi permintaannya dalam perkara yang di luar kemampuan makhluk.

Contohnya:

Seseorang yang meminta perlindungan kepada kiyai yang dianggap sakti yang masih hidup dan hadir di tempat agar tidak terkena bencana tsunami.

Perbuatan-perbuatan tersebut di atas termasuk syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam, alasannya adalah orang yang meminta perlindungan tersebut tidak mungkin melakukannya kecuali dia meyakini bahwa ketiga golongan orang yang dimintai perlindungan itu mempunyai kemampuan tersembunyi dalam mengatur alam sebagaimana Allah Ta’ala, dan inilah inti kesyirikan, karena hakekat kesyirikan adalah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya.