Macam-Macam Ibadah Syirik (3)
Oleh Sa'id Abu Ukkasyah
Definisi ibadah
Untuk mengetahui macam-macam ibadah yang tergolong syirik, maka kita perlu mengetahui definisi ibadah. Ditinjau dari sisi cakupannya, definisi ibadah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah itu termasuk definisi yang lengkap.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan dalam kitab beliau Al-‘Ubudiyyah bahwa Ibadah adalah suatu kata yang mencakup setiap perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala, baik berupa ucapan maupun perbuatan, (baik) yang batin (hati), maupun yang lahiriyah (anggota tubuh yang nampak).
Kemudian beliau memberi contoh ibadah lahiriyah (lihat Al-‘Ubudiyyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, hal. 4).
Maka salat, zakat, puasa, haji, ucapan yang jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung tali silaturrahmi,memenuhi perjanjian, memerintahkan perkara yang ma’ruf dan melarang perkara yang mungkar, berjihad memerangi orang kafir dan munafik, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, budak dan kepada binatang, demikian pula berdo’a, berdzikir dan membaca Alquran, serta selainnya adalah bentuk-bentuk ibadah (lahiriyah).
Beliaupun juga memberi contoh ibadah batin, yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut kepada-Nya, Inabah (kembali) kepada-Nya, ikhlas dalam ketaatan kepada-Nya, sabar terhadap ketetapan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, ridha terhadap keputusan takdir-Nya, bertawakal keopada-Nya, mengharap rahmat-Nya, takut terhadap azab-Nya, serta selainnya dari bentuk-bentuk ibadah (batin) yang dipersembahkan kepada Allah. Itulah definisi ibadah dan contoh-contohnya ditinjau dari jenis ibadah yang disyari’atkan oleh Allah Ta’ala.
Faedah
Dari definisi di atas, terdapat beberapa faedah, di antaranya:
Pertama, jenis ibadah yang disyari’atkan oleh Allah Ta’ala itu ada empat macam. Dua macam di antaranya termasuk ibadah batin dan dua macam lainnya termasuk ibadah lahiriyah.
Dua Macam Ibadah Batin
- Qaulul Qalbi (ucapan hati), meliputi keyakinan dan pembenaran (pengakuan).
- ‘Amalul Qalbi (amal hati), meliputi gerakan hati yang membuahkan amal lahiriyah dan ucapan lisan, contohnnya adalah niat, ikhlas, tawakkal, takut, cinta, dan harap.
Dua Macam Ibadah Lahiriyah
- Qoulul lisan (ucapan lisan), meliputi ucapan syahadatain, dan selainnya.
- ‘Amalul Jawarih (amal anggota tubuh yang nampak), di antaranya adalah shalat, puasa, zakat dan haji.
Kedua, semua bentuk peribadatan lahiriyah maupun batin harus dipersembahkan kepada Allah Ta’ala semata, karena Allah telah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya semata dan melarang kita dari menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dalam peribadatan, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Beribadahlah kepada Allah (saja) dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (An-Nisaa`: 36).
Maka barangsiapa yang menyembah Allah saja berarti ia seorang Ahli Tauhid dan sebaliknya barangsiapa yang menyembah selain Allah, maka ia musyrik (pelaku kesyirikan) dan kafir.
Ketiga, tauhid bisa terwujud dengan ibadah hati atau lahiriyah yang dipersembahkan kepada Allah semata, sebagaimana syirik juga bisa terwujud dengan ibadah hati atau lahiriyah yang dipersembahkan kepada selain Allah.
Keempat, seseorang bisa dikatakan musyrik dan kafir jika ia mempersembahkan satu saja ibadah batin kepada selain Allah, sebagaimana bisa pula seseorang dikatakan musyrik dan kafir jika ia mempersembahkan satu saja ibadah lahiriyah kepada selain Allah, sebagaimana Allah menyebut status orang-orang yang beribadah kepada selain Allah sebagai orang-orang yang kafir dalam firman Allah Ta’ala berikut ini,
وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan barangsiapa menyembah (beribadah kepada) tuhan yang lain di samping (beribadah kepada) Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang (perbuatannya) itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung” (QS. Al-Mukminuun: 117).
Macam-Macam Ibadah Syirik (4)
Contoh-contoh Ibadah Syirik
Suatu ibadah jika dipersembahkan kepada Allah semata, maka itulah tauhid. Sebaliknya, apabila suatu ibadah dipersembahkan kepada selain Allah, maka itulah kesyirikan. Di bawah ini penyusun disampaikan contoh-contoh ibadah, seperti do’a, khauf (takut), raja’ (berharap), tawakkal, isti’anah, isti’adzah, istighatsah, dan dzabh (menyembelih hewan) yang bernilai tauhid dan yang bernilai syirik.
1. Khauf (Takut)
Ciri Ibadah Khauf
Rasa takut yang disertai pengagungan dan perendahan diri yang sempurna terhadap sesuatu yang ditakuti, sebagaimana layaknya mengagungkan sesembahan dan merendahkan diri kepadanya.
Rasa takut yang mendorong pelakunya untuk taat mutlak kepada sesuatu yang ditakuti, sebagaimana takut seorang muslim kepada Allah (melakukan apapun yang diperintahkannya dan menjauhi apapun yang dilarangnya).
Bahaya yang ditakutkan adalah perkara yang hanya Allah yang mampu menimpakannya, seperti menimpakan musibah tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba mati, tiba-tiba jatuh miskin dan yang semisalnya.
Pelakunya bertaqarrub (mendekatkan diri) dan beribadah dengan rasa takut tersebut kepada sesuatu yang ditakutinya.
Maka rasa takut jenis ibadah ini bernilai
1. Tauhid, apabila hanya dipersembahkan kepada Allah Ta’ala semata, maksudnya seorang hamba hanya takut kepada Allah dengan jenis takut ibadah ini, karena Allah lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia lah yang memuliakan sebagian hamba yang dikehendaki-Nya, menghinakan sebagian hamba lain yang dikehendaki-Nya, dan memberi anugerah kepada siapa yang dikehendaki-Nya serta mencegah pemberian dari siapa yang dikehendaki-Nya. Di tangan-Nya lah manfa’at dan mudharat (bahaya).
Dalil ibadah khauf (takut) yang bernilai tauhid ini terdapat dalam firman Allah Ta’ala :
إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Ali Imran: 175).
Dalam ayat ini, Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk takut kepada-Nya dan melarang hamba-Nya dari takut kepada wali-wali setan (makhluk).
2. Syirik Akbar (besar), apabila dipersembahkan kepada selain Allah, maksudnya seorang takut kepada selain Allah dengan jenis takut ibadah tersebut. Hal ini mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Inilah rasa takut yang ada pada hati kaum musyrikin, penyembah kuburan, dan yang semisalnya kepada berhala, patung, wali, ruh orang shaleh yang telah meninggal dunia, mayit, jin dan selainnya dari sesembahan selain Allah. Kaum musyrikin tersebut merasa takut kalau sesembahan-sesembahan selain Allah tersebut menimpakan bahaya tanpa sebab yang jelas kepada mereka persis sebagaimana Allah menimpakan bahaya kepada hamba-Nya, ketika mereka merasa kurang menghormati, kurang dalam memberi sesajen/tumbal, dan kurang memenuhi hak sesembahan selain Allah tersebut.
Ketika mereka terkena musibah besar secara mendadak, kematian, jatuh sakit, kecelakaan dan musibah lainnya, serta merta mereka menyimpulkan bahwa musibah itu dikarenakan kemarahan wali, ruh orang sholeh yang telah meninggal dunia, mayit, jin tersebut, karena selama ini kurang menghormati sesembahan selain Allah tersebut, sehingga merekapun takut kepada sesembahan-sesembahan tersebut sebagaimana takutnya mereka kepada Allah Ta’ala. Padahal sesembahan-sesembahan mereka tersebut sebenarnya tidak mampu menimpakan bahaya sebagaimana yang mereka takutkan, tetapi mereka yakini sesembahan-sesembahan tersebut dapat memberi manfaat dan mudharat kepada mereka
Sumber: https://muslim.or.id/