Sebagian orang menyampaikan syubhat atau suatu kerancuan, “Kalian menyatakan bahwasanya jin itu tercipta dari api. Kemudian kalian juga menyatakan bahwa jin yang kafir akan disiksa di api Jahannam. Begitu pula jin yang mencuri berita langit akan dilempar dengan api. Bagaimana bisa api berpengaruh pada jin sedangkan mereka sendiri tercipta dari api?”
Jawabnya, memang benar asalnya jin itu tercipta dari api. Namun setelah penciptaan tersebut, tidak lagi seperti itu. Ketika mereka sudah menjadi makhluk, keadaannya berbeda dengan api.
Sama halnya dengan manusia, ia awalnya tercipta dari tanah. Namun sesudah itu berbeda dengan tanah. Buktinya saja manusia ketika dipukul dan dilempar dengan tanah, ia akan merasakan sakit. Ketika manusia dikubur dengan tanah pun ia akan mati padahal awalnya ia tercipta dari tanah. Demikian pula yang akan dirasakan oleh jin.
Abul Wafa’ Ibnu ‘Aqil berkata, “Setan dan jin bisa disiksa dengan api sebagaimana manusia bisa disiksa dengan tanang. Intinya, asal dari manusia adalah tanah namun wujudnya saat ini bukanlah tanah secara hakiki. Demikian jin asalnya juga adalah api, bisa berlaku seperti itu.” (Luqthul Marjan fii Ahkamil Jaan, hal. 33).
Jadi sangat mungkin jika jin disiksa dengan api. Sebagaimana manusia saja yang asalnya dari tanah namun ketika dilempar tanah pun terasa sakit.
Jin dan setan memang tercipta dari api, namun saat ini berbeda. Di antara dalil yang mendukung hal ini,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175). Andai saja setan adalah api, maka tentu saja manusia akan terbakar ketika setan menyusup dalam diri manusia.
Syaikh Sholeh Al Munajjid berkata, “Seandainya setan pun wujudnya api saat ini, maka Allah tetap bisa saja menyiksanya. Allah mampu mewujudkan segala sesuatu, tidak ada yang mungkin bisa mengalahkan kehendak Allah.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no 70276)
Adapun dalil yang menyatakan bahwa jin diciptakan dari api adalah firman Allah Ta’ala,
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27).
Begitu pula disebutkan dalam surat Ar Rahman,
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman: 15).
Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari ‘Aisyah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.” (HR. Muslim no. 2996).
Adapun dalil penciptaan manusia dari tanah adalah ayat,
وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
“Dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS. As Sajadah: 7)
Semoga bermanfaat.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Kunjungi juga: Blog Lain Dunia
____
Referensi:
- ‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H, hal. 58.
- Fatwa Al Islam Sual wal Jawab, http://islamqa.com
Sumber: https://muslim.or.id/