Menghidupkan Malam
Oleh Ahmad Anshori, Lc
Diantara akhlak salaf adalah, kedisiplinan mereka menghidupkan malam untuk beribadah kepada Allah. Baik di musim panas maupun musim dingin.
Hal ini untuk melaksanakan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– :
عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم و هو قربة إلى ربكم و مكفرة للسيئات و منهاة عن الإثم و مطردة للداء على الجسد
“Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang sholih sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Albani dalam Irwa’ al Gholil)
Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu– mengerjakan sholat tahajud ketika banyak pasang mata telah terlelap. Kemudian terdengarlah dengungan seperti dengungan lebah hingga pagi.
‘Abdul ‘Aziz bin Abi Daud berbaring di atas dipan seraya berkata, “Alangkah empuknya kamu. Tetapi dipan surga jauh lebih empuk darimu”. Ia lalu berdiri untuk mengerjakan sholat. Dan masih terus sholat hingga fajar menyingsing.
كان النبي صلى الله عليه و سلم يصلي حتى تفطر قدماه و ترم سقاه، فيقال له : أتفعل ذلك و قد غفر لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟ فيقول : أفلا أكون عبدا شكورا..
Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam- biasa sholat hingga kedua telapak kaki dan betis beliau bengkak. Lantas seorang sahabat bertanya kepada beliau, ” Mengapa anda mengerjakan yang demikian? Bukankah dosa anda yang telah lalu maupun yang akan datang telah diampuni?”. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda, “Tidakkah sudah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i)
Penyusun : Ahmad Anshori
____
Referensi : Min Akhlaq As-Salaf, karya Ahmad Farid.
Sumber: https://muslim.or.id/