Type Here to Get Search Results !

 


IBRAH DARI DESA LEGETANG

  

Di balik panorama indahnya, Dataran Tinggi Dieng menyimpan potensi bahaya terutama bagi warga yang tinggal di sana. Selain bahaya yang muncul dari letusan gunung api, bahaya juga bisa muncul dari peristiwa tanah longsor terutama saat datang musim hujan. Bahkan, tanah longsor di sana pernah membuat satu desa hilang dalam semalam.

Itulah yang terjadi pada Desa Legetang. Di sebuah lokasi kawasan wisata itu, terdapat sebuah tugu. Tugu itu menjadi monumen peringatan atas peristiwa longsor yang pernah menimpa para penduduk di Desa Legetang. Peristiwa itu sendiri terjadi pada 17 April 1955 dan menyebabkan setidaknya 332 penduduk asli serta 19 orang dari desa lain meninggal dunia.

Lalu mengapa peristiwa itu bisa terjadi? Dan bagaimana kronologi kejadian itu?

KETIKA BUMI BERGUNCANG

Pada malam hari, tanggal 17 April 1955, hujan turun sangat deras di Desa Legetang, ditingkahi petir dan guntur yang menggelegar susul-menyusul. Saat lewat tengah malam tak lama setelah hujan reda, tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat dan suara gemuruh yang terdengar hingga ke desa-desa tetangga. Namun tidak ada satu pun warga yang berani keluar karena suasana saat itu sangat gelap dan jalanan amat licin.

Pada pagi harinya, masyarakat yang ada di sekitar Dusun Legetang baru keluar dari rumah. Mereka terkejut ketika melihat puncak Gunung Pengamun-Amun yang tak jauh dari sana sudah terbelah.

Tapi mereka lebih terkejut lagi manakala melihat Dusun Legetang sudah tertimbun tanah dan bahkan sudah menjadi sebuah bukit. Dengan kata lain longsor dari puncak gunung itu telah mengubur seluruh warga di desa itu. Dan ajibnya, tak ada bekas longsoran dilembah antara gunung pengamun-amun dan dusun Legetang!

Itulah musibah dahsyat yang pernah menimpa penduduk desa Legetang di daerah kabupaten Banjarnegara, nyaris seperti azab yang ditimpakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kaum Sodom di zaman Nabi Luth ‘alaihis salam, mereka gemar bermaksiat, minum khamar, zina dan homo,  maka Allah ‘Azza wa Jalla mengubur seluruhnya dalam satu malam, daerah itu tertutup puncak gunung Pengamun-amun, 351 orang tewas.

Jauh sebelumnya Allah ‘Azza wa Jalla juga menghancurkan kota Pompeii yang terkenal dengan julukan kota maksiat, pelacuran, serta seks sejenis. Tanggal 5-2- 62 M kota tersebut hancur.dalam sekejab dan 20.000 penduduknya mati seketika. Gempa hebat, gunung Vesuvius meletus dan 10 kilometer di sekitar gunung suhunya mencapai 250 derajat  C. Pompeii lenyap terkubur di bawah 12 lapisan tanah hingga 82 kaki tebalnya . Kota yang lenyap itu ditemukan kembali tahun 1748, letaknya di sebelah tenggara Napoli, Italia.

Begitulah sepenggal kisah tragis LGBT yang saat ini banyak pemujanya. Sekaligus menuai banyak protes dari berbagai kalangan. Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender semakin mencuat. Terlebih lagi setelah berbagai negeri melegalkan pernikahan homo ini secara resmi, ironisnya Dewan HAM  PBB di Jenewa Swiss tanggal 18 Juni tahun 2011 mulai mengakui pernikahan sejenis sebagai hal yang legal bahkan menolak eksistensi kaum homo dengan segala atributnya yang menyimpang, termasuk kategori pelanggaran HAM berat.

Islam Menolak LGBT

Terlalu sering kita mendengar peristiwa Sodomi dari berbagai buku, media elektronik, media sosial atau mendengar dari sumber terpercaya yang membuat hati ini prihatin. Seperti kejadian yang dialami seorang pemuda yang mulanya sangat taat beragama dan berakhlak santun. Namun akibat bujukan dan salah pergaulan, dia dijebak dan akhirnya disodomi lantas dibunuh. Seorang pria penjual makanan dipukuli hingga babak belur lantaran dia nyaris melakukan sodomi kepada anak kecil, sang anak berteriak dan massa pun mengamuk. Homo seksual sangat merusak bahkan dikategorikan penyakit jiwa dan sosial. Dalam Islam pelakunya dihukum dengan hukuman mati.

 مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Barang siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth ( homoseks ) maka bunuhlah pelakunya dan patnernya” ( Hadits riwayat At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al-Bani).

لَا يَنْظُرُ اَللَّهُ إِلَى رَجُلٍ أَتَى رَجُلاً أَوْ اِمْرَأَةً فِي دُبُرِهَا 

“Allah tidak akan melihat seorang laki-laki yang menyetubuhi seorang laki-laki (homoseks) atau menyetubuhi istrinya pada duburnya”. (Hadits riwayat AT-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Bani).

Al-Iman Ahmad menyenandungkan syair :

“Kenikmatan sirna setelah mencicipi yang haram, yang tersisa dikemudian adalah kehinaan dan ketercelaan akibat perbuatan buruk tetap bersemayam, tiada artinya kenikmatan yang disusul api neraka”.

MUI pada hari Selasa , 11 Jumadal Awwal 1436 H (3 -3- 2015) telah merekomendasi hukuman mati bagi pelaku lesbian, gay dan sodomi.

Obat Homoseksual

Allah tidak menurunkan penyakit melainkan  menjadikan penawar baginya, semua ini dengan izin dan kehendak Allah ‘Azza wa Jalla.

Menjaga pandangan dari hal-hal yang dilarang syariat Islam , bisa mencegah dari berbuat maksiat. Begitu pula tatkala seorang pemuda melihat laki-laki yang tampan hendaknya dia berhati-hati dengan pandangan matanya agar tidak terjerumus  dan dibujuk iblis untuk berbuat dosa.

Berusaha membentengi iman dan hatinya dengan pemahaman Islam yang benar, merenungi kembali peristiwa-peristiwa masa lampau, seperti kisah-kisah para pelaku homo yang diazab Allah. Ketegaran para Ashabul Kahfi, cerita menarik Nabi Yusuf ‘Alaihi sallam dengan ketegaran imannya, dan kisah-kisah orang-orang yang shalih lainnya yang bisa dijadikan ibrah bagi dirinya.

Memilih teman yang shalih yang mengajak pada kebaikan dan pergaulan yang Islami. Lebih intens menghadiri majelis ilmu syar’i dan membaca buku-buku yang bemanfaat.

Menyadari bahwa LGBT adalah bagian penting dari konspirasi dan makar musuh-musuh Islam, untuk menjauhkan generasi Islam dari Allah dan Rasul-Nya.

LGBT muara akhirnya adalah menghancurkan Islam. Kita berdoa pada Allah ‘Azza wa Jalla semoga tragedi yang terjadi di Banjarnegara tidak menimpa umat ini. Dan upaya membentengi diri dan kaum muslimin dari  LGBT merupakan bagian dari dakwah Islam mengingat virus yang berbahaya ini terus berkembang dan menjamur di tubuh umat Islam, bahkan dikampanyekan toko-tokoh kontroversial Jaringan Islam Leberal ( JIL ).

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah || Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah || Illustrasi by Admin

______

Referensi

  1. Majalah Al-Umm edisi 03. Vol IV.
  2. Majalah El-Fata edisi 09 vol. 12. Th 2012.
  3. Noktah – Noktah Dosa ( terjemah ) Ibnul Qoyyim, Darul Fallah cet. Ke 2. Th 2012 M.

Sumber: https://muslimah.or.id/

Tags